Magelang menjadi salah satu destinasi wisata favorit para wisatawan yang datang ke Jawa Tengah. Selain karena di sini ada Candi Borobudur yang terkenal hingga seantero dunia itu, wisatawan yang datang ke Magelang biasanya juga berburu kuliner daerah ini.
Bicara soal kuliner, salah satu kuliner Magelang yang cukup terkenal dan jadi buruan banyak orang adalah kupat tahu. Kita bisa dengan mudah menjumpai warung kupat tahu di sini. Padahal selain kupat tahu, masih ada lho beberapa kuliner Magelang yang tak kalah sedap. Sayangnya, kuliner-kuliner ini kurang populer sehingga tak banyak diketahui orang. Misalnya saja 3 kuliner berikut ini.
Daftar Isi
#1 Lesah, kuliner khas Magelang yang nikmat disantap selagi hangat
Kuliner pertama yang layak dikenal banyak orang adalah lesah. Lesah adalah sejenis soto dengan kuah santan. Warna kuahnya kuning dengan rasa santan yang terasa medhok di lidah. Tekstur kuahnya juga terasa sedikit lebih kental dibanding soto biasa. Isian lesah mirip dengan soto pada umumnya, yakni suwiran ayam, bihun, taoge, irisan tomat, irisan kol, dan wortel. Jangan lupa ada
Lesah biasa disantap selagi hangat dengan nasi. Konon, kuliner satu ini mulai langka di Magelang. Di Muntilan, tempat tinggal saya saat ini, lesah bisa dijumpai di warung makan yang juga menjual soto.
Kalau kalian berkunjung ke Magelang, sempatkan untuk mencicipi lesah. Salah satu warung lesah yang cukup terkenal di Magelang adalah Nasi Lesah Pak Badut. Lokasinya berada di Jalan Singosari No. 16, Rejowinangun, Magelang Selatan. Tapi, kalau datang ke sini jangan pagi, soalnya tutup. Warung Lesah Pak Badut baru buka sore pukul 16.00, ya, Gaes. Harganya murah, kok, cuma Rp10 ribu seporsi. Kalau tambah pakai telur, ceker, dll., harganya beda lagi.
#2 Wedang kacang, kuliner Magelang yang sayang dilewatkan begitu saja
Magelang terkenal karena suhu udaranya yang sejuk dan cenderung dingin di malam hari. Kalau sudah begini, enaknya menyantap wedang kacang. Wedang kacang adalah minuman khas Magelang terbuat dari kacang tanah yang direbus hingga empuk dengan gula jawa dan gula pasir. Rasanya gurih karena ada campuran santan dalam kuahnya.
Kuliner khas Magelang satu ini biasa disantap dengan ketan putih dan sate pisang. Sate pisangnya bukan pisang terus ditusuk dengan tusukan sate biasa, ya. Sate pisang di sini istimewa karena dibalut dengan tepung hunkwe. Rasanya lagi-lagi gurih dan manis.
Salah satu warung yang menjual wedang kacang di Magelang adalah warung Wedang Kacang Kebon. Lokasinya di Jalan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah. Warung Wedang Kacang Kebon ini buka setiap hari kecuali Kamis mulai pukul 17.30 WIB. Harga seporsi wedang kacang di sini Rp12 ribu saja. Murah meriah, kan.
#3 Sop senerek, sop kacang merah warisan dari zaman kolonial Belanda
Kuliner Magelang terakhir yang layak dikenal lebih banyak orang selain kupat tahu adalah sop senerek. Sop senerek bukan sop daging biasa karena merupakan warisan sejak zaman kolonial Belanda. Konon, kata senerek berasal dari kata snert yang dalam bahasa Belanda berarti kacang polong. Lama-lama kata snert berubah menjadi senerek, dan isian sop yang tadinya kacang polong berubah menjadi kacang merah.
Isian sop senerek ada kacang merah, wortel, bayam, daging sapi, dan daun bawang. Sop ini bisa disantap sebagai menu sarapan karena kuahnya bikin perut hangat. Cocok lah dengan suasana Magelang yang dingin-dingin gimana gitu.
Kalau penasaran dengan sop satu ini, kalian bisa datang ke salah satu warung sop senerek legendaris di Kota Magelang, namanya Warung Bu Atmo. Warung satu ini sudah ada sejak tahun 1967. Lokasinya di Jalan Pangeran Mangkubumi No. 3, Cacaban, Magelang. Harga seporsi nasi sop daging Rp25 ribu.
Itulah tiga kuliner Magelang yang layak dikenal khalayak selain kupat tahu. Kalau mampir Magelang, sempatkan untuk mencicipi ketiganya, dijamin nggak bakal nyesel dan pengin balik lagi ke sini.
Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 2 Makanan yang Mudah Ditemukan di Kota Lain tapi Sangat Sulit Ditemukan di Magelang.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.