Ada cukup banyak pilihan bus jika ingin berangkat dari Cilacap menuju Jakarta. Salah satunya menggunakan bus Doa Ibu. Bus ini cukup terkenal bagi orang Cilacap karena fasilitasnya yang dianggap bagus oleh warga Cilacap.
Selain terdapat fasilitas AC, bus ini juga memiliki kapasitas penumpang yang banyak dan bagasi yang besar. Bus Doa Ibu juga memiliki smoking area yang terletak di bagian belakang bus yang dipisahkan dengan dinding kaca dan satu pintu di bagian tengahnya. Soal smoking area ini penting sekali bagi para penumpang yang kebetulan perokok berat.
Berdasarkan pengalaman saya naik bus Doa Ibu, saya nggak melihat satu pun penumpang bandel yang merokok di dalam bus di bagian non-smoking. Kernet-kernet bus ini pun cukup baik karena mereka tak segan membantu membawakan atau menurunkan barang bawaan milik penumpang. Saya yakin, penumpang lansia dan perempuan akan sangat terbantu dengan bantuan para kernet itu.
Sayangnya, tak ada segala sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu juga dengan bus Doa Ibu. Meski memiliki fasilitas ciamik dan kernet yang baik hati, tak jarang saya bertemu sopir bus yang kerap merugikan penumpang atau pengguna jalan lain yang kebetulan melintas bersamaan bus Doa Ibu. Memang nggak semua sopir, namun saya pernah menjumpai beberapa oknum sopir bus yang melakukan kesalahan berikut ini.
Daftar Isi
#1 Merokok di ruangan ber-AC
Saat mencium aroma rokok saat berada di kursi penumpang area non-smoking, awalnya saya menganggap dinding pembatas area smoking berlubang sehingga asap rokok dari sana bisa terhirup sampai area ber-AC. Namun ketika menengok ke belakang, nggak ada penumpang yang sedang merokok di sana. Ternyata, sopir bus Doa Ibu yang saya tumpangi yang merokok dengan santainya sambil menyetir. Hadeh.
Selain melanggar UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Nomor 22 Tahun 2009 pasal 106 ayat 1, si sopir bus juga merugikan penumpang yang duduk di belakangnya yang nggak merokok. Apalagi kalau ada balita dan lansia di dalam bus. Menghirup asap rokok dalam ruangan ber-AC akan sangat berbahaya bagi kesehatan.
#2 Menurunkan dan menaikkan penumpang di tol
Kesalahan kedua yang kerap dilakukan sopir bus Doa Ibu adalah bentuk menormalisais kebiasaan penumpang yang ingin naik turun di jalan tol. Seandainya si sopir nggak menuruti keinginan para penumpang, mungkin nggak akan ada orang yang memilih naik turun di jalan tol.
Selain melanggar peraturan lalu lintas, si sopir juga membahayakan keselamatan penumpang yang hendak turun dan calon penumpang yang hendak naik. Padahal sudah ada plang besar berisi larangan menaikkan/menurunkan penumpang di pinggiran jalan tol, lho.
Lagi pula jalan tol bukan tempat yang ideal untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Sebab, mobil yang melintas di jalan tol memiliki kecepatan rata-rata 60-80 km/jam. Jika ada satu mobil yang melintas tiba-tiba hilang kendali, akan sangat keras sekali risiko benturannya.
#3 Sering menggunakan lajur paling kiri di tol
Kesalahan ketiga yang dilakukan sopir bus Doa Ibu adalah sering menggunakan lajur paling kiri di jalan tol yang mana lajur tersebut hanya untuk keadaan darurat. Apalagi jika kondisi jalan tol sedang macet, pasti si sopir akan memilih lajur tersebut. Dengan begitu semua lajur macet karena penumpukan kendaraan juga terjadi di lajur paling kiri.
Coba bayangkan jika semua lajur sudah tertutup seperti itu lalu tiba-tiba ada ambulans yang hendak melintas. Secara nggak langsung sopir bus yang melintasi lajur paling kiri ini membahayakan keselamatan orang yang ada di dalam ambulans.
Nah, itulah tiga kesalahan sopir bus Doa Ibu yang merugikan penumpang dan pengendara lain. Sangat disayangkan karena bus ini sudah relatif bagus dari segi fasilitas yang disediakan. Semoga ke depannya para sopir bus Doa Ibu bisa lebih tertib dan nggak merugikan banyak orang, ya.
Penulis: Muchlis Amin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Dosa Besar Sopir Bus Antarkota.