3 Kelakuan Absurd Warga di Lingkungan Sekitar Saat Ada Reporter yang Meliput Berita

3 Kelakuan Absurd Warga di Lingkungan Sekitar Saat Ada Reporter yang Meliput Berita Terminal Mojok

Menonton berita di TV setiap hari sebelum berangkat dan pulang kerja sudah menjadi kebiasaan bapak sejak dulu. Secara tidak langsung, hal tersebut juga menjadi kebiasaan bagi saya. Lantaran TV di rumah hanya ada satu. Jadi, mau tidak mau, saya harus mengalah karena keinginan bapak untuk menonton berita jauh lebih besar. Sebab, sekitar 15-20 tahun lalu, sumber berita dan informasi terkini sangat terbatas. Selain mendengarkan radio, paling-paling hanya melihat tayangan berita di TV.

Selama terpaksa ikut-ikutan bapak nonton berita di TV, selain mendapatkan informasi terkini dari berbagai belahan dunia, saya juga menyadari satu hal yang rasanya sangat penting untuk dibahas. Bagi saya, ini menjadi sebuah misteri. Dan hal ini hampir selalu saya lihat saat ada reporter yang sedang meliput berita di lingkungan sekitar kita. Apalagi kalau bukan kelakuan warga sekitar yang suka ikut-ikutan nimbrung dan memenuhi frame layar TV.

Warga yang ikut-ikutan nimbrung dan ujug-ujug nemplok di sekitar reporter yang sedang meliput berita biasanya berjumlah satuan, bisa juga komplotan. Namun, apakah mereka saling kenal atau tidak, masih jadi pertanyaan dan perlu penelusuran lebih lanjut.

Kalau para warga hanya sekadar melihat proses syuting atau pengambilan gambar sih tidak jadi masalah dan bisa dimaklumi. Namun, akan repot kalau sampai ada warga yang bertingkah aneh sekaligus bikin kacau proses syuting. Bahkan, tidak jarang para reporter terdistraksi karena kelakuan para warga yang sangat absurd saat meliput suatu kejadian di wilayah tertentu.

Setelah saya melakukan pengamatan dan observasi mendalam sampai dengan sekarang, setidaknya ada tiga kelakuan absurd warga saat mengetahui reporter sedang meliput berita di lingkungan sekitarnya.

#1 Mengganggu dengan segala kelakuan tidak penting di belakang reporter

Jika kalian menonton liputan berita di TV, saya yakin pemandangan ini sangat tidak asing. Seorang reporter sedang menyampaikan laporan tentang suatu kejadian di lingkungan sekitar, lalu ada banyak warga berkerumun di belakangnya dengan segala kelakuan absurd mereka.

Ada yang senyam-senyum sendiri, cengengesan, bercanda dengan teman yang ada di sebelahnya, teriak-teriak tidak jelas, senyum sambil berpose “peace”, dan masih banyak lagi. Ajaibnya, semua dilakukan di depan kamera dan memenuhi frame layar kaca TV. Kalau sudah seperti ini, baik para reporter maupun penonton, termasuk saya, bisa terdistraksi sekaligus tidak fokus dengan berita. Lucunya ada, nyebelinnya lebih banyak.

#2 Berdiri di belakang reporter sambil bengong menatap kamera

Saya tidak paham, apa motivasi warga yang nimbrung di kerumunan saat reporter TV sedang meliput berita. Apakah numpang eksis, ingin masuk TV saja, ingin dipilih menjadi narasumber dadakan agar keresahannya didengar atau hanya iseng saja biar ditanya oleh reporter?

Nah dari berbagai macam motivasi tersebut, yang paling absurd bagi saya adalah warga yang hanya berdiri di sebelah reporter, lalu terpaku diam dan bengong menatap kamera. Ini maksudnya apa, Pak Yanto? Maksud saya, kalau hanya ingin melamun, bisa dilakukan di teras rumah. Sambil duduk, ngobrol, dan ngopi, Pak. Daripada berdiri di depan kamera, memenuhi frame, dan tidak ngapa-ngapain. Hadeeeh.

#3 Ikut-ikutan jawab padahal tidak ditanya

Saya mengerti, saat ini banyak sekali orang yang ingin menyampaikan aspirasi dan juga keluh kesahnya terkait permasalahan sekaligus kehidupan sosial. Apalagi saat ada reporter datang untuk meliput suatu peristiwa. Sebagian warga mungkin merasa hal tersebut adalah momen yang tepat. Masuk TV, dilihat banyak orang, dan yang paling penting, peluang didengar oleh para pejabat lebih besar. Barangkali lho yaaa.

Tapi, lain soal jika ada warga yang ujug-ujug meneriakkan atau menjawab sesuatu, padahal tidak ditanya apa-apa oleh reporter. Betul-betul di luar konteks dan malah punya potensi tinggi mengganggu kenyamanan reporter dan pekerja lain yang bertugas. Belum lagi para penonton di rumah yang jadi korban ketidakjelasan dalam menerima informasi yang diberikan. Sangat, sangat, ramashoook blas.

BACA JUGA Dari Semua Kopi Saset, Nescafe Classic Adalah Kopi Hitam Terbaik yang Pernah Ada dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version