UNY dan UGM, dua perguruan tinggi yang sudah lama berdiri di Jogja. Dua perguruan tinggi itu juga yang menjadi jujugan banyak lulusan SMA yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di Jogja. Tercatat, dari tahun ke tahun, dua perguruan tinggi negeri ini menerima ribuan mahasiswa tiap tahunnya. Entah dari dalam Jogja maupun dari luar kota.
Melihat statusnya sebagai PTN dan sejarah keduanya yang cukup panjang di Jogja, dua kampus ini kerap dibanding-bandingkan. Ada yang melihatnya dari peringkat, fasilitas, hingga gaya mahasiswanya. Sejujurnya, saya salah satunya.
Akan tetapi, pada tulisan kali ini, saya tidak akan membandingkan mana yang lebih unggul mana yang tidak. Sebagai seseorang yang menamatkan sarjana di UNY dan kini melanjutkan pascasarjana di sana, saya hanya mau mengungkapkan beberapa keunikan kampus saya.
Bertahun-tahun menempuh pendidikan di UNY membuat saya menyadari, kampus ini nyatanya begitu unik. Keunikan yang tidak akan kalian jumpai di UGM maupun kampus lain di Jogja.
Di UNY kalian bisa kuliah bareng atlet
Di Jogja, mungkin hanya UNY yang punya Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) yang lumayan terpandang. Ya bagaimana tidak terpandang kalau yang kuliah di sana kebanyakan atlet-atlet ternama, bahkan yang menjuarai kompetisi nasional, berkuliah di sana.
Sehari-hari, mahasiswa FIK begitu mudah dikenali. Tidak seperti mahasiswa lain yang berpakaian rapi saat ke kampus, mereka biasa mengenakan jersey, polo, atau pakaian training. Orang-orang sudah tahu, mereka berpakaian seperti itu karena keperluan perkuliahan.
Bicara soal pakaian, ada fakultas yang nggak kalah menarik dari FIK, yakni Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) UNY. Tidak jarang mahasiswa berpakaian unik untuk keperluan kuliah. Misal, mahasiswa Jurusan Seni Tari yang hendak mengikuti kelas praktek. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, mahasiswa FBSB memang aneh-aneh sih selera fesyennya.
Kampus Karangmalang yang berhimpitan dengan rumah warga
UNY sangatlah luas, tidak kalah luasnya dengan UGM. Hanya saja, UNY terasa lebih sempit karena penataannya yang semrawut. Tidak sedikit gedung-gedung di UNY yang dihimpit oleh rumah warga padukuhan Karangmalang. Itu mengapa, kampus ini juga dikenal sebagai Kampus Karangmalang.
Kampus yang jejeran dengan rumah warga ini tidak mungkin dirasakan oleh kampus lain, terutama UGM. Bagaimana bisa merasakannya kalau masuk dan keluar kampusnya saja sulit hingga ada sebutan kampus yang “masuknya gampang, keluarnya susah”. Betul, istilah ini nggak cuma berlaku di bidang akademiknya, tapi berlaku juga untuk wilayah teritorial kampusnya. Betul, istilah ini nggak cuma berlaku di bidang akademiknya, tapi berlaku juga untuk wilayah teritorial kampusnya.
Saking bingungnya, saya pernah nyasar ketika mampir masuk UGM. Berujung diketawain mas-mas yang lewat. Jujur saya malu, pake banget.
Mahasiswa UNY punya hiburan gratis
Satu hal lagi. Sudah jadi hal lumrah kalau mahasiswa UNY lagi stres sama tugas kuliahnya tinggal ke kampus dan menikmati hiburan gratis. Iya, gratis apalagi kalau kamu mainnya ke FBSB UNY. Setiap sudut ada hiburannya. Beh, bisa jadi kamu nggak mau balik ke fakultasmu sendiri.
Buat yang suka pameran seni, tinggal datang saja ke gedung Affandi. Bahkan kalau beruntung biasanya di GK1 (Gedung Kuliah 1) ada pameran seni juga karya mahasiswa seni rupa dan kriya. Lumayan banget buat lari sebentar dari momok tugas kuliah.
Geser sedikit ketemu pendopo Tejokusumo. Nah, di sana mahasiswa UNY biasanya bersantai sambil menyaksikan mahasiswa tari latihan. Kalau bosan dengan suasana pendopo, tinggal geser ke kantin ungu. Iya, kamu nggak salah baca, “Kantin”.
Kantin ungu nggak cuma menjual makanan doang. Percaya sama saya, dengan duduk di kantin saja kamu sudah bisa mendapatkan hiburan gratis. Misalnya nih, kamu bisa mendengarkan mahasiswa seni musik memainkan alat musiknya. Jadi suasananya bukan kayak makan di kantin, tapi di cafe yang ada live musicnya.
Itulah 3 hal yang wajar atau biasa saja di UNY, tapi nggak wajar atau tidak lumrah di UGM maupun kampus lain di Jogja. Hal-hal ini mungkin tidak spesial, tapi entah mengapa, membuat kuliah di UNY tidak terlupa.
Penulis: Karisma Nur Fitria
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Tempat yang Bikin Alumni UNY seperti Saya Kangen Kuliah Lagi.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
