Bagi sebagian orang, dimarahi bos adalah salah satu hal yang bikin kesal. Jika kemarahannya beralasan tentu nggak masalah, wajar sih namanya juga bos pasti jengkel jika ngelihat bawahannya suka bermalas-malasan, menelantarkan pekerjaan, atau kerja nggak beres. Namun, jika kemarahannya nggak berasalan tentu kondisi itulah yang pastinya sangat menyebalkan. Apalagi jika ngomelin bawahannya di depan umum, rasanya semakin menohok.
Saya sendiri pernah ngerasain berada dalam kondisi semacam itu. Rasanya seperti gagal jadi Iron Man: kecewa, kesal, dan putus semangat, semuanya bercampur aduk jadi satu. Bagaimana tidak, jika nggak ada angin, nggak ada hujan, eh, tiba-tiba si bos langsung ngegas dengan beragam tuduhan.
Memang sih, nggak semua bos seperti itu, ada juga bos yang punya cara baik, saat pengin menegur bawahannya. Tentu jenis bos yang seperti itu yang saya harapkan. Namun, yah, namanya harapan, kadang nggak sesuai kenyataan. Bukannya bos yang pengertian malah sebaliknya, bos yang suka uring-uringan dan galaknya naudzubillah.
Namun, terlepas dari jenis bos seperti apa yang ngomelin Anda. Ada beberapa hal yang sebaiknya harus Anda perhatikan jika berada dalam kondisi semacam itu.
Pertama, jangan berusaha membela diri saat diomeli
Jika kamu sedang diomelin, jangan sekali-kali kamu membela diri. Diam dan dengarkan saja ocehannya. Jika Anda berusaha membela diri dalam kondisi bosmu lagi marah, bosmu bisa beranggapan jika kamu secara nggak langsung ingin menunjukkan sikap bebal dan melawan atasan. Tentunya nggak banyak bos yang ingin diperlakukan seperti itu.
Namanya saja bos, pasti ia merasa punya wewenang untuk ngomelin kamu dan tampil lebih benar. Namun, jika kamu merasa nggak bersalah sebaiknya beri waktu jeda, dan tunggu hingga amarahnya hilang. Setelah kamu yakin bosmu sudah tenang maka kamu bisa menemuinya, lakukan komunikasi dua arah secara hangat dan jelaskan kepadanya kejadian yang sebenarnya.
Kedua, upayakan tunduk dan jangan membalas pelototan
Saat kamu sedang dipelototi seseorang karena ingin mengancammu, tentu respon yang kemungkinan akan kamu tunjukkan adalah dengan balas memelototinya untuk menyampaikan kesan jika kamu nggak takut.
Hal semacam ini sebaiknya jangan Anda praktikkan saat Anda sedang dimarahi bos. Mending Anda menundukkan atau paling nggak memalingkan pandangan sambil menunjukkan seolah-olah Anda menyesal telah membuat kekeliruan.
Jika kamu membalas pandangannya, respon itu bisa saja dimaknai sebagai bentuk perlawanan. Bisa-bisa bosmu akan tambah ngegas. Sebab, kamu akan dianggap bebal dan berusaha menantang bentuk otoritas bos kepada bawahannya. Jadi tunduk saja seolah kamu telah menyadari kesalahan yang sampai membuat bosmu naik pitam.
Ketiga, jangan terlalu baperan dan ambil hikmahnya
Jika Anda diomelin atasan sebaiknya nggak usah terlalu dibawa perasaan, alias baperan. Ingat, hal seperti itu wajar dan pernah dialamin banyak orang. Meskipun pada kondisi itu Anda yakin jika Anda nggak pernah ngelakuin kesalahan, cuekin aja. Jangan sampai kondisi itu lantas membuat Anda merasa nggak nyaman lagi untuk bekerja.
Jika Anda melakukan kesalahan, cari kesalahan itu kemudian berusaha untuk memperbaikinya sesegera mungkin. Namun, jika Anda merasa bos Anda marah-marah tanpa alasan, sampaikan kepadanya keadaan yang sebenarnya, tapi ingat tunggu hingga emosinya reda. Jika bos Anda tetap saja marah, yah, cuekin aja. Anda fokus saja sama kerjaan Anda. Tunjukkan saja apa yang terbaik yang bisa Anda lakukan.
Selain itu, Anda juga bisa mengambil hikmah di balik kejadian itu. Diomelin sama bos bisa dijadiin pengalaman untuk membangun mental yang lebih matang dan mendewasakan sikap Anda dalam menghadapi situasi -situasi semacam itu kedepannya.
Memang, awalnya pasti sulit, tapi lama-lama kelamaan Anda bisa melalui kondisi semacam itu dengan perasaan yang lebih santai dan lebih paham respon apa yang sebaiknya Anda lakuin agar kondisi semacam itu nggak terulang lagi ke depannya.
BACA JUGA Pekerjaan yang Bukan Tanggung Jawabmu Sebaiknya Ditolak biar Nggak Stres dan tulisan Munawir Mandjo lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.