Pariwisata di Flores saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jika dulu Flores dianggap sebagai daerah tertinggal, stigma tersebut perlahan mulai pudar seiring berjalannya waktu karena pariwisatanya mulai diperhitungkan. Wisatawan lokal dan mancanegara banyak yang datang ke sini. Tentu saja ini berdampak positif.
Akan tetapi, di sisi lain tentu ada dampak negatif yang ditimbulkan. Misalnya, perilaku wisatawan yang merugikan seperti melanggar lalu lintas hingga wisatawan yang enggan menghargai budaya masyarakat lokal. Hal ini tentu membuat masyarakat Flores geram.
Nah, kalau kalian kebetulan hendak berkunjung ke Flores, ada baiknya kalian membaca artikel ini sampai habis. Saya akan membagikan beberapa hal yang harus kalian hindari saat datang ke sini.
Daftar Isi
#1 Jangan memanggil orang dengan nama belakangnya di Flores
Orang-orang dari luar Flores biasanya memanggil nama seseorang dengan menyingkat namanya. Misalnya, nama saya Alexsandros dan kalian memanggil saya dengan panggilan Sandros saja. Nah, saat berkunjung ke Flores, usahakan kalian nggak memanggil orang seperti itu.
Jadi begini, nama-nama orang Flores kebanyakan cukup unik dan jadinya bakal aneh kalau kalian hanya memanggil namanya “sebagian”. Contohnya nama seorang teman saya adalah Caetanus. Jika kalian menyingkat namanya dengan memanggul Anus kan nggak enak kedengarannya, ya. Bukannya bikin akrab malah memancing keributan, kan. Makanya usahakan memanggil seseorang di Flores dengan nama lengkap biar nggak terjadi salah paham.
#2 Jangan memetik buah yang tumbuh di pinggiran jalan
Jika kalian berkunjung ke Flores, kalian mungkin akan menemukan banyak pohon buah-buahan yang tumbuh di pinggiran jalan seperti pohon jambu, mangga, jeruk, durian, dll. Meski pohonnya di pinggir jalan, tentu saja ada yang punya. Jadi, sebaiknya kalian nggak asal memetik buah-buahan tersebut.
Begini, konon kalau kalian memetik buah-buahan yang tumbuh di pinggir jalan, kalian bisa terkena ru’u (seperti mantra/magis). Ru’u dipercaya bisa mendatangkan penyakit seperti gatal-gatal, bisul, atau sakit telinga. Tujuan ru’u agar buah di pohon yang tumbuh di pinggir jalan tersebut nggak dicuri orang. Untuk sembuh dari penyakit akibat terkena ru’u, seseorang harus dibura (disembur pakai air sirih pinang) oleh si empunya ru’u.
Jadi, kalau kalian pengin makan buah, mending minta pada empunya pohon dengan baik-baik (menunggu hingga empunya pohon datang) atau beli aja lah di pasar terdekat daripada kena ru’u. Kenyang nggak, sakit iya.
#3 Dilarang berkendara ugal-ugalan
Jika kalian berkendara di Flores, kalian harus ekstra hati-hati karena di sini banyak hewan peliharaan warga lokal seperti sapi, kambing, anjing, ayam, domba, babi, dll., yang dibiarkan bebas berkeliaran di jalanan. Jika kalian menabrak hewan-hewan tersebut, saya jamin kalian dalam keadaan nggak baik-baik saja.
Hewan-hewan peliharaan tersebut merupakan salah satu sumber penghasilan utama banyak warga Flores. Selain bikin empunya hewan geram, kalian berisiko cedera atau dimintai ganti rugi yang jumlahnya bikin minta ampun dan nggak masuk akal. Jadi, kalau kalian berkendara di sini, sebaiknya berkendaralah dengan santai dan hati-hati. Lagi pula kalian kan bukan anak jalanan, ngapain juga ugal-ugalan dan kebut-kebutan?
Ketiga hal di atas sebaiknya dihindari agar liburan kalian di Flores nyaman dan menyenangkan. Jika berkunjung ke suatu daerah, perilaku seperti menjaga kebersihan, nggak berkata kasar, serta menghargai budaya setempat adalah etika dasar yang nggak perlu diajarkan, apalagi ditulis dalam artikel ini.
Jadi, kapan mau ke Flores?
Penulis: Alexandros Ngala Solo Wea
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Flores Nggak Perlu Diromantisasi, Nggak Bakalan Bisa!