Korea Selatan memang terkenal dengan dunia hiburannya yang menarik banyak orang untuk menjadi penggemar setianya. Negara ini selalu menyuguhkan tayangan-tayangan yang membuat banyak pasang mata penasaran ingin menyaksikannya. Salah satu tayangan dari Negeri Ginseng yang sedang ramai menjadi bahan perbincangan saat ini adalah film Love and Leashes. Film yang dibintangi oleh Seohyun dan Lee Jun Young ini mengangkat cerita yang cukup jarang diangkat dalam film Korea yang lain.
Love and Leashes merupakan film yang cukup dinantikan oleh para penggemar dunia hiburan Korea. Film dengan genre komedi romantis ini bercerita tentang dua orang karyawan, Jung Ji Woo (Seohyun) dan Jung Ji Hoo (Lee Jun Young) yang memiliki perasaan satu sama lain. Mereka terlibat dalam sebuah hubungan yang tak biasa. Dari hubungan yang tak biasa itu mulai muncul perasaan yang makin dalam di antara mereka. Selain membahas soal kisah cinta Ji Woo dan Ji Hoo, film ini punya tiga hal menarik yang bisa kita pelajari. Apa saja, sih?
#1 Memberi informasi tentang BDSM
Love and Leashes mengangkat topik tentang BDSM (Bondage and Discipline, Sadism and Masochism). Menurut saya, maksud dari BDSM yang ingin disampaikan dalam film ini cukup tersampaikan dengan baik karena dijelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh penonton.
BDSM itu apa, sih? Jadi, BDSM adalah aktivitas seksual yang merujuk pada perbudakan fisik, sadisme, dan masokisme yang dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak. Ingat, berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, ya. Hubungan mereka sering disebut dengan DS, yaitu dominan dan submisif. Dalam hubungan tersebut, dominan disebut dengan sadis atau pihak yang lebih menikmati perannya saat menyakiti, sedangkan submisif disebut dengan masokis atau merupakan pihak yang lebih menikmati perannya untuk disakiti.
Dalam Love and Leashes diceritakan bahwa Ji Hoo adalah seorang submisif, dia termasuk ke dalam masokis yang menikmati saat disakiti. Orang yang menjadi dominan adalah Ji Woo, dia terikat kontrak dengan Ji Hoon. Sebagai seorang submisif, selain senang ketika disakiti, Ji Hoo juga akan merasa senang ketika mendapat perintah dari “tuan”-nya alias Ji Woo. Ji Hoo juga senang mendapat hadiah bila berbuat baik dan hukuman bila melakukan kesalahan. Alih-alih erotis, film ini malah dibalut dengan nuansa kocak, sih.
#2 Nggak merendahkan orang lain karena kondisinya
Karakter Ji Woo merupakan orang yang cenderung nggak terlalu ramah dan nggak mudah tersenyum kepada orang lain. Namun di balik karakternya yang terkesan dingin, dia mampu memahami kondisi orang lain. Setelah mengetahui kondisi Ji Hoo yang ternyata memiliki keinginan lain dalam bercinta, Ji Woo nggak merendahkannya. Ji Woo justru mencoba memahami kondisi Ji Hoo.
Nggak hanya berusaha memahami perasaan Ji Hoo, Ji Woo juga berusaha mencari tahu dan mempelajari kondisi yang dialami oleh Ji Hoo. Selain itu, Ji Woo juga berusaha mengerti trauma Ji Hoo. Trauma itu disebabkan oleh mantan pacar Ji Hoo yang merendahkan dan menghina Ji Hoo setelah mengetahui bahwa Ji Hoo memiliki keinginan lain dalam bercinta. Wah, keren juga ya karakter Ji Woo ini.
#3 Melawan budaya patriarki
Selain mengangkat topik tentang BDSM, film ini juga diselipi beberapa pesan tentang patriarki. Pimpinan di tempat Ji Woo dan Ji Hoo bekerja adalah seorang pria yang terlihat cenderung meremehkan karyawan perempuannya. Hal itu dilihat dari caranya berbicara dengan Ji Woo yang terkesan meremehkan dan sikapnya yang terkesan seenaknya sendiri.
Awalnya, perilaku bos mereka ini hanya didiamkan. Namun dengan karakternya yang pemberani, akhirnya Ji Woo menunjukkan bahwa bos mereka yang patriarkis tersebut juga bisa dijatuhkan karena kesalahan yang dibuatnya sendiri.
Selain ceritanya yang seru, unik, dan mendebarkan, film Love and Leashes ini punya hal-hal menarik yang bisa banget buat menambah pengetahuan penontonnya. Gimana? Tertarik buat nonton Love and Leashes?
Penulis: Anisah Rosa Damayanti
Editor: Intan Ekapratiwi