Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

3 Film Horor Terbaik yang Tak Sekadar Mengandalkan Jump Scare

Raynal Payuk oleh Raynal Payuk
3 Desember 2020
A A
3 Film Horor Terbaik yang Tak Sekadar Mengandalkan Jump Scare Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Saat menonton mayoritas film horor, saya sebagai penonton cenderung gampang bosan. Menurut saya, kebanyakan film horor cuma mengandalkan efek jump scare alias kejutan untuk membuat penonton takut. Namun setelah kaget sebentar, penonton diberikan setan yang asal mulanya mirip sebelas dua belas sama setan di film sebelumnya. Belum lagi endingnya selalu melibatkan pengusir setan, baik versi agamis maupun tradisionalis, menang atas setannya.

Namun, ada beberapa film horor yang bikin saya benar-benar takut dan berpikir keras, bahkan setelah filmnya berakhir. Film ini mengandalkan ketakutan akan suatu ide, bukan cuma makhluk supranatural atau kekagetan sesaat. Inilah beberapa rekomendasi film horor yang tidak tergantung pada jump scare.

#1 Get Out

Film yang masuk nominasi Best Picture Academy Award ke-90 ini adalah salah satu film horor paling unik yang pernah saya tonton. Unsur ketakutan dalam film ini bukanlah makhluk dari dunia lain, tetapi hubungan rapus antar ras di Amerika Serikat. Disutradarai mantan pelawak Jordan Peele, Get Out adalah representasi dari ketakutan yang dirasakan warga Afrika-Amerika sebagai etnis minoritas di negaranya.

Ketakutan karakter utama film ini, Chris (Daniel Kaluuya), muncul saat dia memutuskan untuk datang ke rumah orang tua pacar kulit putihnya. Walaupun digambarkan sebagai keluarga biasa yang mengaku tidak rasis dan memilih Obama sebagai presiden pada pemilu, keluarga Armitage tetap membuat Chris tidak nyaman. Penonton diajak ikut memahami perasaan Chris saat dia menjadi minoritas diantara kerumunan orang kulit putih di pesta keluarga Armitage. Dalam adegan lain, penonton ikut merasa tidak nyaman saat melihat ekspresi Chris berubah saat polisi meminta SIM-nya (padahal dia tidak mengemudikan mobil) hanya karena dia berkendara dengan perempuan kulit putih.

Jordan Peele melakukan subversi beberapa cliche sinema untuk menciptakan efek ketakutan utama dalam film ini adalah menjadi orang kulit hitam di Amerika Serikat. Situasi saat kamu dapat diserang secara acak oleh kelompok supremasi kulit putih atau ditembak mati polisi lantaran warna kulitmu adalah hal yang mungkin lebih menakutkan bagi pemuda kulit berwarna daripada setan dari film horor manapun. Hasilnya adalah film horor yang menegangkan sekaligus provokatif dalam membuka pembicaraan mengenai isu rasisme.

#2 Hereditary

Ari Aster mungkin lebih terkenal karena Midsommar, tapi karya pertamanya juga layak mendapat perhatian lebih. Hereditary bercerita tentang Annie Graham yang baru kehilangan ibunya, Ellen. Hubungan keduanya renggang karena banyak faktor, sehingga kematian Ellen bukan suatu hal yang mengejutkan bagi Annie. Masalah mulai terjadi saat kedua anaknya, Peter dan Charlie, merasa diganggu dan diawasi seseorang di dalam rumah.

Hereditary memang menggunakan unsur jump scare dalam beberapa adegan, tetapi semuanya bisa dihitung hanya berjumlah dua. Unsur horor utama Hereditary terletak pada arti judulnya sendiri, yaitu warisan atau turun temurun. Walaupun hubungan Annie dengan orang tuanya bermasalah, ada ketakutan dalam hati karakter utama bahwa setiap hari dia jadi semakin mirip ibunya. Ide bahwa ada satu sifat yang kamu benci, tapi juga kamu lakukan karena itu adalah turunan orang tuamu, menjadi aspek paling membuat saya merinding saat menonton.

Keluarga Graham seperti telah terjebak dalam lingkaran setan sejak awal bukan karena ada makhluk halus mengganggu keluarga mereka, tetapi karena ketidakmampuan mereka untuk menyalurkan emosi mereka satu sama lain dengan cara sehat. Annie dan keluarganya malah sering bertengkar dan menyalahkan satu sama lain sepanjang film. Kelemahan dalam unsur komunikasi di dalam keluarga Graham merupakan sifat turunan dari Ellen dan akhirnya menjadi pintu masuk bagi kekuatan jahat untuk memengaruhi tindakan mereka.

Baca Juga:

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

Film Pangku Jadi Gerbang untuk Saya sebagai Laki-laki Memahami Isu Gender

#3 The Wailing

Film besutan sutradara Na Hong-jin, pria di balik The Chaser & The Yellow Sea, ini bisa bikin pecinta sinema horor dan plot twist bersatu. Cerita dibuka dengan detektif Jong-goo yang ditugaskan menginvestigasi serangkaian kasus pembunuhan keluarga di desanya. Semua pelaku pembunuhan adalah anggota keluarga dekat dengan gejala terjangkit suatu penyakit aneh sebelum akhirnya dia mengamuk dan membunuh keluarganya. Saat anaknya, Hyo-jin, menunjukkan gejala sama, Jong-goo meminta bantuan dari pengusir setan tradisional dan juga seorang pendeta muda.

Jualan horor utama dari film ini adalah ide bahwa setiap orang pada dasarnya selalu dihadapkan pada dua pilihan di setiap kesempatan. Pada waktu tertentu, pilihan tersebut bisa membuat bimbang seseorang, bahkan bagi mereka yang mengaku religius dan beriman. The Wailing, dalam hal ini, dapat dipecah menjadi serangkaian adegan di mana karakter kita dihadapkan pada dua pilihan. Penonton pun dapat ikut memutuskan apakah pilihan sang karakter sudah tepat.

Di sinilah momen paling menakutkan karena prediksi saya akan ending dari film ini salah total, dan saya menyadarinya 5 menit sebelum plot twist film ini terungkap. Mengetahui diri saya sebagai penonton bahkan mengalami keraguan sama dengan karakter utama, membuat saya tidak bisa tidur membayangkan jika saya benar-benar ada di posisi itu.

Menurut saya film horor yang bagus selalu membuat penonton berpikir dan ketakutan jauh setelah film selesai. Bukan hanya mengandalkan unsur kejutan sesaat dari keberadaan si setan atau make up menyeramkan karakter supranatural. Kalau kalian tahu film horor lainnya yang tidak hanya mengandalkan jump scare, silakan beri komentar di bawah. Lumayan buat bahan referensi personal.

BACA JUGA 3 Rekomendasi Anime untuk Penonton Dewasa yang Bakal Mengubah Konsepsimu dan tulisan lainnya dari Raynal Arrung Bua.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Februari 2022 oleh

Tags: FilmFilm Horor
Raynal Payuk

Raynal Payuk

Mantan Pers Kampus Dalam Pencarian Jati Diri dan Pekerjaan

ArtikelTerkait

mola tv liga inggris film hbo go mojok

Mola TV Ternyata Bagus dan Layak untuk Dicoba

18 September 2020
Rekomendasi 7 Film Pocong Paling Seram. Jangan Nonton Sendirian! Terminal Mojok

Rekomendasi 7 Film Pocong Paling Seram. Jangan Nonton Sendirian!

5 Agustus 2023
Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

Exhuma, Film Horor Korea yang Menampar Sineas Horor Lokal Penjual Gimik, Mitos Agama, dan Jumpscare Murahan

5 Maret 2024
Kok Bisa ya Ada Orang Takut Ibadah Gara-gara Nonton Film Horor? Nggak Masuk Akal!

Kok Bisa ya Ada Orang Takut Ibadah Gara-gara Nonton Film Horor? Nggak Masuk Akal!

27 Oktober 2023
4 Alasan Kamu Perlu Nonton KKN di Desa Penari: Biar Nggak Ketinggalan, Bos! Terminal Mojok.co

4 Alasan Kamu Perlu Nonton KKN di Desa Penari: Biar Nggak Ketinggalan, Bos!

18 Mei 2022
3 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Makmum 2

3 Pesan Moral yang Bisa Dipetik dari Film Makmum 2

12 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.