3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak

3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak Terminal Mojok

3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak (Gunawan Kartapranata via Wikimedia Commons)

Salah satu kuliner khas Surabaya yang bisa ditemui secara mudah mulai dari di pinggir jalan hingga di ujung gang adalah bebek goreng. Menu makanan satu ini memang jadi andalan warga Surabaya dan para pelancong karena mengenyangkan. Bayangin dulu saja, ada nasi dengan lauk bebek goreng dan bumbu serta sambal yang khas. Sudah lapar belum?

Walaupun konon katanya olahan bebek cukup berisiko untuk dikonsumsi, banyak orang yang justru menjadikannya sebagai menu makan malam. Ketimbang masak untuk makan malam mending beli bebek goreng, kira-kira begitu slogan beberapa warga Kota Surabaya yang sudah letih bekerja seharian. Lagi pula bebek goreng adalah alternatif lain dari menu makanan yang biasanya didominasi spesies ayam. Cukup merogoh kocek nggak lebih dari Rp30 ribu—bahkan di beberapa tempat di Surabaya masih ada yang menjual menu ini dengan harga belasan ribu—seporsi nasi bebek goreng bisa langsung disantap atau dibawa pulang. 

Supaya sensasi makan bebek gorengmu makin mantap, nih saya bagikan 3 ciri bebek goreng Surabaya yang enak. Biar kenyangnya maksimal, Gaes!

#1 Ada bumbu warna kuning butek alias keruh

Nggak semua tempat yang menjual bebek goreng Surabaya menyediakan bumbu berwarna khas ini. Warna bumbu yang cenderung kuning keruh ini umumnya menandakan nggak adanya campuran pewarna makanan dalam bumbu tersebut. Bumbu ini adalah bumbu tambahan yang terbuat dari rempah-rempah dengan kandungan minyak yang cukup banyak, jadi teksturnya basah gitu.

Coba bayangkan, makan nasi bebek goreng hangat dengan tambahan bumbu ini dan sambal yang pastinya bikin lidah kalian bergoyang. Aduh, membayangkannya saja pasti sudah nggak kuat. Eh, di beberapa warung makan di Surabaya ada yang memperbolehkan pengunjung memesan nasi sama bumbunya doang, kok. Ehehehe.

#2 Ada serundeng

Ciri bebek goreng Surabaya yang enak selanjutnya adalah kehadiran serundeng. Serundeng yang terbuat dari kelapa parut yang telah dibumbui dan digoreng ini biasanya ditaburkan di atas si bebek atau ditaruh di pinggir nasi. Beuh, kalau yang satu ini sih wajib ada karena bisa bikin nasi bebek goreng tambah gurih dan makin kaya rasa.

Sayangnya, nggak banyak warung makan yang turut menyajikan serundeng dalam seporsi nasi bebek goreng. Padahal menurut saya, kehadiran serundeng ini jadi penentu tingkat kelezatan bebek goreng. Pokoknya kalau kalian menemukan warung makan bebek goreng Surabaya yang menyediakan serundeng, fix, keberuntungan berpihak pada kalian, Gaes!

#3 Nggak pelit sambal

Wong Suroboyo itu identiknya ya sambelan! Makanan kalau nggak ada sambal bagai sayur tanpa garam. Kurang lengkap pokoknya! Ada beberapa warung makan bebek goreng yang hanya meletakkan sambal di atas piring bersama dengan nasi, bebek goreng, dan bumbu. Paling sangar dan dermawan ya jelas warung makan yang menyediakan sambal beserta tempatnya di atas meja makan. Itu baru menambah kepuasan rasa dan dahaga pengunjung terhadap sambal. Pokoknya warung makan yang kasih sambal nggak pelit-pelit itu pasti bebek gorengnya enak, deh.

Itulah 3 ciri bebek goreng Surabaya yang enak. Paling mantap memang makan nasi bebek goreng di malam hari sambil lesehan, soalnya mayoritas warung makan bebek goreng di Surabaya bukanya ya memang malam hari. Wes ndang ayo kuliner neng Suroboyo!

Penulis: Anisah Meidayanti
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version