Judul: 3… 2… 1… Action!: Realitas 11 Tahun Menjadi Kru TV
Penulis: Dessy Liestiyani
Penerbit: Buku Mojok
Tebal Halaman: 122 Halaman
Tahun Terbit : Januari 2022
Dalam dunia kerja, perihal seseorang yang bekerja di luar dari jurusannya semasa kuliah, tentu bukanlah hal yang mengejutkan. Tidak sedikit kok pekerja yang menjalaninya. Salah satunya Mbak Dessy Liestiyani, penulis buku ini. Ia yang notabene Sarjana Pertanian justru bekerja di industri televisi. Bukan sebagai artis (karena Mbak Dessy tahu diri katanya), tetapi sebagai bagian dari tim di balik layar.
Mbak Dessy memulai kariernya di industri televisi sejak awal dekade 2000-an. Sebelas tahun bekerja di berbagai lini produksi program, di dua stasiun televisi berbeda, Mbak Dessy tentu punya cerita yang beragam: yang senang-senangnya ada, yang bikin stresnya juga pasti ada. Nah, cerita-cerita itulah yang Mbak Dessy tuliskan dalam buku ini. Buku setebal 122 halaman, berjudul 3… 2… 1… Action!: Realitas Sebelas Tahun Menjadi Kru TV.
Sebagai seseorang yang belum punya pengalaman kerja, lalu bekerja di bidang yang berbeda dengan jalur pendidikannya, menjadi kru TV tentu saja adalah pengalaman baru bagi Mbak Dessy.
Awalnya, ia juga sempat berharap bahwa pekerjaan yang akan ia jalani nantinya masih punya hal yang setidaknya bisa dihubung-hubungkan dengan gelarnya. Misalnya, bikin program yang ada kaitannya dengan pertanian semacam Klompencapir yang tayang era 80-an. Ini biar orang tuanya nggak merasa kecewa kenapa kok anaknya kerja nggak sesuai jalur pendidikan, ya? Namun, keinginan tersebut sulit untuk ia wujudkan. Kenapa? Ya, tentu saja karena alasan rating dan share. Menayangkan program berbasis pertanian di stasiun televisi berbasis entertain, mana bisa laku? Begitu katanya.
Perihal rating dan share ini memang sangat penting dalam industri pertelevisian. Lantaran ia menjadi penentu dari hidup matinya sebuah program. Dalam buku 3… 2… 1… Action! ini, Mbak Dessy juga menuliskan tentang apa itu rating dan share dan bagaimana berkuasanya si rating dan share ini.
Contoh dari berkuasanya rating dan share terhadap program TV pun sudah sering kita jumpai. Program yang nggak atau katakanlah kurang berkualitas masih tetap tayang karena peminatnya banyak. Lihat saja sinetron Ikatan Cinta. Meskipun alurnya makin ngawur dan sudah sering dikritik oleh penonton setianya, doi masih tetap tayang-tayang saja tuh―dan belum ada tanda-tanda akan “bungkus”. Alasannya ya karena rapor rating dan share-nya bagus. Bahkan ketika angkanya nyungsep pun, posisinya tetap di puncak. Palingan yang bisa menggeser adalah tayangan olahraga seperti sepakbola atau badminton. Itu pun turunnya nggak lama.
Hal yang juga menarik dari buku 3… 2… 1… Action! ini adalah, dalam menceritakan pengalamannya, Mbak Dessy juga memberikan pengetahuan (baru bagi saya) tentang beberapa hal dalam dunia TV. Ada pengetahuan tentang beberapa istilah unik dalam dunia TV, beragam posisi kru dan tugasnya, bagaimana industri pertelevisian di balik layar itu bekerja, bagaimana sistem kerja para kru, sampai tentang bagaimana sih mereka bisa dapat libur atau cuti? Secara kan industri TV itu seperti tidak ada liburnya. Belum lagi kalau menghadapi talent yang rempong atau nge-cancel tiba-tiba, gimana ya para kru TV menyiasatinya? Selain itu, ada juga pendapat Mbak Dessy sebagai kru TV terkait tayangan rekayasa dan tayangan yang dianggap mengeksploitasi kemiskinan.
Mbak Dessy juga bercerita dan memberi gambaran tentang betapa berharganya momen perayaan ulang tahun TV, dan saya jadi ikut membayangkan bagaimana sibuknya. Sebagai penonton, saya juga sepakat sih kalau momen perayaan ulang tahun TV ini disebut sebagai ajang kreativitas dan momen unjuk kebolehan stasiun TV dalam menyajikan tayangan yang megah dan spektakuler (hal.63). Pasalnya, saat momen ulang tahun inilah sering kali muncul tayangan-tayangan yang sangat menghibur dan kadang bikin iri karena tidak bisa menyaksikan secara langsung.
Selain itu, saya juga antusias dengan cerita Mbak Dessy yang terlibat di berbagai program. Mulai dari horor/mistis, komedi, sampai dakwah, Mbak Dessy pernah cicipi, lho. Program komedi yang kelihatannya asyik, ternyata juga tidak lepas dari ketegangan. Program horor pun tetap punya kenangan yang membekas. Sementara program dakwah yang notabene adalah program serius, terkadang ada lawaknya juga.
Membaca buku 3… 2… 1… Action! ini memang terbilang seru. Dengan bahasa sederhana, Mbak Dessy berhasil bercerita sambil memberi kita pemahaman tentang dunia TV. Meskipun tipis, tetapi secara isi buku ini lumayan lengkap. Sudahlah dapat hiburan, dapat pengetahuan pula. Rekomended!
Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Audian Laili