“Kamu kebanyakan kritik, tapi kurang solusi!”
“Kamu bisa kasih apa setelah nyinyirin Jogja?”
Sudah bosan saya dengan komentar seperti ini. Meskipun ini tidak akan mengendurkan api saya untuk merujak Jogja sebagai pemerintahan dan monarki. Lha gimana, setiap polahnya nggatheli, je.
Tapi saya berpikir, apa saya tidak bisa memberi sesuatu bagi Jogja? Minimal untuk kawula Jogja yang terjebak konsep narimo ing pandum. Kan kalau untuk Pemprov dan akun romantisasi Jogja, sudah dapat Danais. Hehehe.
Apa, sih, yang dibutuhkan rakyat Jogja? Sesuatu yang membantu pikiran lebih tenang setelah aktif bekerja di bawah teror UMR murah. Sesuatu yang melegakan hati setelah deg-degan terancam klitih saat pulang malam? Sesuatu yang bisa dinikmati saat pasang badan saat konflik agraria berkedok Sultan Ground.
Jawabannya adalah rokok.
Tapi kenapa rokok jadi sesuatu yang perlu saya bicarakan? Bayangkan saja, harga rokok tiap tahun selalu naik. Dipadukan dengan UMR yang naiknya tetap tidak cukup untuk menyicil KPR di daerah dengan harga tanah termahal. Artinya, rakyat Jogja butuh rokok murah dan tidak membakar gaji mereka yang humble.
Nah, anggap saja ini sebagai permintaan maaf saya karena kritik yang bikin telinga sobat monarki panas. Sebagai sumbangsih saya, izinkan saya membeberkan beberapa merek rokok murah yang bisa menjadi solusi tetap ngebul, meskipun hati malu karena gajinya hanya cukup untuk hidup sampai tanggal 10.
Disclaimer: rokok yang saya share adalah rokok yang sudah pernah saya coba. Perkara rasa juga relatif karena beda lidah beda nikmat. Dan yang pasti, saya tidak di-endorse perusahaan mana pun.
#1 Juara: Teh Manis
Nomor satu adalah underdog di lini rokok sigaret kretek tangan (SKT). Juara menawarkan rokok kretek yang beda dengan rokok serupa. Seperti namanya, Juara punya aroma dan rasa teh manis saat dibakar. Selain aromanya tidak apek ala rokok kretek umumnya, Anda mendapat sensasi layaknya rokok rasa-rasa mahal dengan harga 8-10 ribuan saja.
#2 Harmoni
Rokok ini saya pilih karena 3 hal: rasa, kuantitas, dan harga. Banyak rokok SKT berisi 16 batang dengan harga 10 ribuan. Namun, Harmoni menyajikan rokok murah isi banyak, tapi rasa tetap manusiawi. Rasa yang tetap mantap dan tidak nyegrak cocok untuk menyuntik nikotin di tanggal tua. Apalagi tanggal tua seorang buruh di Jogja yang sibuk bertahan di tengah ketimpangan.
#3 Marlboro “Kretek”
Tolong pahami, rokok kretek bukan berarti rokok tanpa filter. Selama tidak ada kandungan cengkeh dan rempah lain, rokok tersebut adalah rokok putih. Termasuk Marlboro Selected Tobacco. Perkara rasa, Sigaret Putih Tangan (SPT) ini khas rokok Marlboro: gurih dan pahit. Cocok untuk Anda pecinta rokok putih, tapi hanya punya uang 10 ribuan di dompet.
#4 Gudang Baru Premium
Ini adalah rokok harian saya. Rokok bootleg dari rokok Gudang Garam ini memang diracik dengan cita rasa yang mirip. Gurih dan aroma yang hangat benar-benar mirip Gudang Garam. Wajar saja sampai ada sengketa antara dua merek ini. Gudang Baru memang jadi solusi untuk merokok hampir nikmat dengan harga 12 ribuan saja. Benar-benar kuda hitam di lini Sigaret Kretek Mesin (SKM).
#5 Forza
Kalau Forza boleh dibilang bootleg rokok Djarum Super. Bukan perkara desain, tapi citarasa harum yang jadi identitas Djarum. Memang tidak semanis Djarum, tapi minimal mendekati, lah. Lagian, apa yang Anda harapkan dari rokok seharga 10 ribuan ini. Minimal Anda bisa menekan biaya ngebul Anda sampai 300 ribu per bulan. Kan gajimu yang humble masih sisa 1 juta 700-an. Lumayan untuk bertahan hidup di kota yang katanya murah tapi aslinya mahal itu.
#6 CHIEF
Rokok CHIEF memang murah, tapi besutan pabrik mahal. Rokok besutan Djarum Group ini memang khas Djarum, dari wangi, ukuran, dan citarasa. Boleh kita bilang rokok ini sebagai jawaban bagi pecinta Djarum di tanah monarki. Minimal, rokok 12 ribu masih terjangkau dompet sobat narimo ing pandum.
#7 Rider
Untuk Anda pecinta SKT, tapi pengin terlihat berkelas, Rider bisa jadi solusi. Secara visual, kemasan memang khas rokok SKM, tapi isinya tetap SKT. Kretek tanpa filter ini boleh dibilang mirip Gudang Garam Merah. Tapi katanya, sih. Toh, dengan harga 8 ribuan, bolehlah jadi rokok yang bisa ditenteng. Minimal, Anda tidak malu ketika rokok Anda bersanding dengan rokok kawan bergaji UMR Jakarta.
#8 Djolali
Rokok ini termasuk golongan klembak menyan. Alias, ia rokok dengan tambahan kemenyan yang aromanya mistis. Minimal, ketika membawa rokok berwujud mirip gulungan HVS ini Anda dikira sedang dalam laku spiritual. Dengan harga di bawah 10 ribu per pack, Anda akan lebih njawani daripada keluarga kraton sekalipun. Sudah murah, hemat, klenik lagi.
#9 Table
Rokok ini menyebalkan. Logonya adalah clipart kepala koki, dan nuansa gourmet terlihat jelas. Jadi ini rokok apa masakan? Tapi, di luar kerancuan embuh ini, rasa Table benar-benar extraordinary. Black Tea mirip Juara, tapi dibuat nyaman dengan filter. Jadi, Anda bisa merokok dengan cita rasa unik dengan merogoh kocek 15 ribuan dan masih dapat kembalian permen.
#10 Viper
Rokok ini adalah saingan Marlboro Filter Black. Cita rasanya memang bersaing, meskipun lumayan telak. Tapi coba bandingkan: Marlboro Filter Black isi 20 seharga 30 ribuan, melawan Viper isi 16 seharga 15 ribuan kadang kurang. Jika Anda adalah warga Jogja, bergaji Jogja, dan terjebak KPR Jogja, mana yang Anda pilih? Viper, lah!