10 Film Korea Paling Buruk Sepanjang Masa

10 Film Korea Paling Buruk Sepanjang Masa Terminal Mojok

10 Film Korea Paling Buruk Sepanjang Masa (Unsplash.com)

Industri film Korea Selatan telah tumbuh menjadi penghasil mahakarya. Banyak sekali film berkualitas dari negara ini, tak terhitung. Mulai dari film seperti Oldboy, Parasite, Memories of Murder, Burning, hingga film-film yang wara-wiri di festival macam filmnya Bapak Hong Sang Soo. Namun, layaknya Hollywood, industri film Korea Selatan juga pernah dan masih menghasilkan film jelek. Ada yang kejelekannya masih bisa dimaafkan, namun ada juga yang nggak bisa dimaafkan. 

Sepanjang perjalanan saya menonton karya sineas dari Negeri Ginseng, setidaknya ada 10 film Korea paling buruk yang pernah ada. Daftar ini murni penilaian pribadi berdasarkan pengalaman menonton, penilaian audiens di platform seperti IMDb hingga pencapaian komersial. 

#1 Wet Dreams 2 (2005)

Wet Dreams 2 adalah sekuel dari film komedi Wet Dreams yang nggak bagus-bagus amat itu. Film ini bercerita tentang empat gadis SMA yang penasaran terhadap seks. Suatu hari, mereka memutuskan untuk bersaing mendapatkan perhatian guru baru yang tampan di sekolah mereka.

Premis yang potensial ini hanya disia-siakan oleh naskah dan eksekusinya yang kurang maksimal. Bahkan untuk dibandingkan dengan film pertamanya pun jaraknya terlalu jauh, padahal film itu juga punya banyak kekurangan. Satu-satunya hal bagus yang film Korea ini hanyalah kesuksesan komersial yang nggak didapatkan oleh film-film jelek di daftar ini. 

#2 Mandate: Mission From The Gods (2008)

Setelah kurang lebih lima menit, saya tahu film Korea ini akan jadi film sampah. Tapi, saya nggak mengira film ini lebih busuk dari apa yang saya bayangkan. 

Saya telah menonton banyak film buruk. Kadang, saya sudah tahu bahwa itu buruk dan menonton untuk mempelajari kenapa film tersebut bisa buruk, namun tak jarang saya terjebak oleh promosi yang meyakinkan. Film ini jelas yang pertama. Saya nggak mendapatkan apa-apa dari film ini kecuali penyesalan. Film jelek itu nggak masalah, tapi kalau jeleknya sampai nggak bisa ditebus, ya masalah. Orang-orang yang kuat menonton film yang dirilis tahun 2008 silam ini sampai akhir mungkin adalah seorang masokis film. Saya bertahan hanya untuk mencegah kamu. 

Mandate: Mission From The Gods punya naskah yang nggak masuk akal, akting buruk, penyutradaraan juga buruk. Menonton film ini hanya akan menyakiti kepalamu. Penderitaan ini cukup berhenti di saya.

#3 Clementine (2004)

Kim (Lee Dong Jun) adalah seorang juara taekwondo yang memutuskan untuk meninggalkan karier bertarungnya untuk selamanya demi menjaga putrinya. Tapi ketika gembong judi yang jahat menculik anaknya, Kim harus setuju untuk bertarung dalam pertandingan tinju yang dicurangi dengan imbalan kebebasan sang anak. Kim sekarang menemukan dirinya berhadapan langsung dengan petarung “King of the Cage” Jack Miller (Steven Seagal), pria yang tak pernah kalah. 

Nggak ada yang salah, kan? Premis ini memang klise banget, tapi saya nggak melihat tanda-tanda bahwa film ini akan jadi bencana sinema. Bahkan Steven Seagal bernazar akan pensiun mengambil peran untuk layar lebar jika Clementine nggak berhasil di box office Amerika. Malang sekali nasib Steven, film ini hancur bahkan di rumahnya sendiri. Saya nggak peduli apakah Steven Seagal memenuhi nazarnya, yang jelas film ini buruk. 

Sebagai film tinju dan martial arts, film Korea satu ini telah gagal memberikan tontonan yang seru. Bayangkan, film ini hanya memuat 5 fight scene medioker, selebihnya hanya drama keluarga. Elemen dramanya pun nggak memberi dampak emosional sama sekali, justru annoying.

#4 Thomas Ahn Jung Geun (2004)

Thomas Ahn Jung Geun adalah film rilisan 2004, tahun yang sama saat Clementine merusak karier Seagal. Film sejarah perjuangan ini bercerita tentang seorang pejuang kemerdekaan yang berencana membunuh seorang jenderal Jepang di Korea Selatan. Thomas Ahn Jung Geun masih ada hubungannya dengan Patriotic Martyr Ahn Jung Geun yang dirilis pada tahun 1972. 

Film ini gagal baik secara kualitas maupun komersial. Sebagai film sejarah, film ini sebetulnya nggak bermasalah sama sekali, namun sebagai film action, Thomas Ahn Jung Geun nggak memberikan kesan yang baik. Seingat saya, jumlah antara telling the story of the man dengan jumlah sekuens aksinya nggak seimbang. Terlalu banyak aksi, tetapi sayang nggak digarap dengan proper. 

Film Korea satu ini juga telah membunuh karier sang sutradara, Seo Se Won, yang saya rasa nggak membuat film lagi setelah Thomas Ahn Jung Geun ini—padahal ini adalah debutnya. Artinya, dia hanya membuat satu film seumur hidupnya. 

#5 Dig Or Die (2002)

Dig or Die adalah sebuah heist movie yang kelewat bodoh dan terlalu banyak momen cringey. Bahkan leluconnya banyak yang garing padahal film ini menjual dirinya sebagai komedi. 

Film garapan Ko Eun Ki ini bercerita tentang tiga pencuri bodoh yang memutuskan untuk menjadi kaya dengan mencoba pencurian paling berani yang bisa dibayangkan. Rencana mereka  adalah menggerebek ruang bukti milik polisi. Namun, mereka gagal kaya karena hanya mendapatkan sedikit uang (ya iya lah, mana ada orang kepikiran maling kantor polisi). Konflik kemudian muncul dari kisah asmara salah satu pencuri dengan detektif perempuan.

Saya sebetulnya sudah menduga bahwa film Korea satu ini memang bodoh. Tapi, saya nggak kepikiran akan sebodoh ini. Komedi awal 2000-an memang banyak yang konyol, tapi setidaknya masih lucu. Film ini nggak lucu babar blas! 

#6 Reptile/Yonggary (1999)

Ada sebuah kutipan bagus dari film ini: “Compare to this guy, Godzilla is a pussy!” (Captain Parker). Kutipan ini sejatinya adalah sebuah sindiran untuk film ini. Bahkan untuk film-film kaiju paling jelek sekalipun, film ini lebih jelek.

Film Korea garapan Shim Hyung Rae ini buruk hampir dalam semua sisi, terutama sisi teknis. Saya seperti sedang melihat film kaiju tahun 50-an dengan teknologi seadanya. Film ini dibuat tahun 1999 dan saya berusaha memahami mungkin film ini memang kekurangan bujet produksi pada waktu itu. Tapi, plotnya pun amburadul. Film ini jadi semakin terlihat seperti proyek iseng mahasiswa film semester dua. Satu-satunya hal yang masih bisa jadi alasan untuk menonton adalah kebodohannya. Saking bodohnya, film ini jadi lucu. 

Meski telah menghasilkan film yang jelek, saya sangat mengapresiasi keberanian para pembuatnya dalam mewujudkan film ini di tengah keterbatasan yang ada. Ini membuktikan besarnya kecintaan mereka terhadap sinema, setidaknya terhadap film kaiju dan monster. Salut! 

Film-film di bawah ini buruk berdasarkan pencapaian komersial, namun beberapa masih layak ditonton

#7 My Sister/Our Older Sister (2014)

My Sister hanya ditonton oleh dua orang saja di bioskop. Kabarnya, dua orang itu pingsan saat film berlangsung karena saking jeleknya. Nggak, nggak, itu bercanda. Tapi soal hanya ditonton oleh dua orang, itu fakta. Film rilisan 2014 ini memang nggak memiliki apa pun kecuali dua penonton bioskop itu. 

#8 The Outsiders: Mean Streets (2015)

Percaya atau nggak, film ini hanya menjual satu tiket. Satu. Saya sendiri pernah menonton film ini, lupa kapan tepatnya, yang jelas film ini memang nggak bagus. Tapi, hanya ditonton satu orang di bioskop? Wow. Padahal ada Yoo Jae Myung di film ini. Kalau film Korea ini dirilis di streaming service sejak awal, mungkin penontonnya bisa mencapai ribuan, setidaknya nggak rugi-rugi banget. 

#9 The Bad Utterances (2006)

The Bad Utterances gagal secara komersial. Entah karena promosinya yang buruk atau filmnya memang sampah. Menurut saya, film ini masih layak ditonton dibandingkan film Korea lainnya di daftar ini. Sebaiknya film ini memang seburuk itu sampai hanya ditonton oleh 255 orang saja. Kalau ternyata film ini secara kualitas sebetulnya bagus, ya sayang sekali. Namun, kalau kamu fans dari Bapak Ahn Sung Ki, sepertinya kamu harus cari cara untuk menonton karena kabarnya beliau menjadi narator di film ini. 

#10 Way To Go, Rose (2006)

Way to Go, Rose dirilis pada tahun 2006. Film ini nggak terlalu buruk secara kritikal karena setidaknya pernah masuk ke dalam lebar dalam Festival Film Korea tahun 2006 di Paris. Film ini juga dibintangi oleh sejumlah aktor ternama seperti Oh Jung Se, Jang So Yeon, dan Kim Tae Hun. Kim Eung Soo, sang sutradara, juga nggak selalu membuat film yang buruk. Saya suka beberapa filmnya termasuk Oh, Love. Namun, sepertinya Way To Go, Rose nggak terlalu disukai, buktinya di box office Korea, film ini hanya meraup 881 penonton alias balik modal saja tidak.

Nah, itulah kesepuluh film Korea terburuk sepanjang masa. Tentu saja penilaian ini sangat subjektif. Jadi, kalau kamu ingin membuktikannya sendiri, silakan tonton. Tapi, mungkin kamu akan kesulitan karena sebagian film di daftar ini sudah menghilang dari radar.

Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 20 Film Korea Selatan Terbaik Sepanjang Masa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version