11 Pemain yang Kariernya Terkubur di Real Madrid

real madrid, kaka, owen, la liga, champions league, premier league mojok.co

real madrid, kaka, owen, la liga, champions league, premier league mojok.co

MOJOK.CO Sejarah yang berkilau dan Real Madrid adalah dua hal berbeda yang lumrah diucapkan dalam satu tarikan nafas. Tapi, di balik gemerlap itu, banyak korban yang jatuh karena tekanan super besar.

Ketika akun Twitter Real Madrid memulai kicauan mereka dengan “Comunicado Oficial”, saat itu juga pecinta sepak bola di dunia menahan nafas. Di benak mereka terlintas satu pikiran, nama besar siapa lagi yang dibeli Real Madrid?

Sejarah Real Madrid lekat dengan pemain bintang. Dari Alfredo Di Stefano hingga Cristiano Ronaldo. Tradisi itu seakan-akan membuat standar baru yaitu seorang pemain baru dianggap istimewa kalau Madrid menginginkanmu.

Namun, ekspektasi besar belum tentu bisa dipikul banyak pemain. Cukup banyak nama yang karier justru terkubur di Santiago Bernabeu.

Berikut nama-nama gagal ketika berseragam Real Madrid. Saya susun sesuai posisi.

Kiper: Kiko Casilla

Sebelum Kiko datang, Real Madrid kesulitan memilih kiper utama. Kepergian Iker Casillas ke FC Porto memaksa Madrid untuk membeli satu kiper lagi. Kiko, yang kebetulan jebolan La Fabrica, didatangkan sebagai pelapis Navas.

Di bawah Zinedine Zidane, Real Madrid seakan punya dua tim yang sama kuatnya. Namun, tidak untuk posisi kiper. Casilla justru lebih sering membuat blunder dibanding penyelamatan. Kedatangan Thibaut Courtois membuat Kiko memilih pergi dengan catatan buruk.

Bek tengah: Jonathan Woodgate dan Fransisco Pavon

Woodgate mungkin lebih akrab dengan kehidupan di Spanyol saja, ketimbang di dalam Bernabeu. Datang dalam keadaan cedera dan mendapat kartu merah di laga debut sudah menunjukkan betapa kelam kariernya di Real Madrid.

Sementara itu, Fransisco Pavon diprediksi akan menjadi legenda ketika disodori kontrak jangka panjang pada 2002. Namun, kedatangan Walter Samuel, Fabio Cannavaro, Sergio Ramos, Christoph Metzelder, menunjukkan bahwa Pavon tidak cukup baik untuk Madrid. Dia pergi ke Real Zaragoza pada musim 2006/2007 dan hanya bermain di delapan pertandingan.

Bek kanan dan kiri: Cicinho dan Royston Drenthe

Brasil dan Belanda adalah penghasil talenta muda. Maka, fans berharap sangat tinggi ketika Cicinho dan Drenthe datang.

Muda, energik, dan punya skill individu di atas rata-rata membuat rakyat Bernabeu berharap penuh kepada mereka. Yang terjadi adalah, keduanya gagal secara spektakuler.

Cicinho masih merasakan sepak bola level tinggi ketika bermain untuk AS Roma, untuk kemudian tenggelam dan dilupakan. Drenthe? Mungkin orang Belanda lebih mengenalnya sebagai rapper ketimbang pesepak bola.

Gelandang: Thomas Gravesen, Julien Faubert, Fernando Gago

Kehilangan Claude Makelele membuat Real Madrid panik. Mencari pemain seperti Makelele bukan hal mudah. Panik menuntun mereka ke sebuah nama: Thomas Gravesen dari Everton.

Gravesen adalah sosok gelandang bertahan tradisional. Sangat bertenaga dan tidak masalah bermain “agak kotor” supaya Zidane tetap aman di lapangan tengah. Sayang, yang terjadi, Gravesen malah dimusuhi banyak karena tekel-tekel ngawur di tempat latihan.

Gago didatangkan bersamaan dengan Gonzalo Higuain. Gago, yang digadang-gadang sebagai “The Next Fernando Redondo” justru menjadi penghangat bangku cadangan. Dia hanya mencetak satu gol dan 13 asis selama lima musim.

Julien Faubert? Bermain hanya dua kali dan tertangkap kamera sedang merem di bangku cadangan says it all.

Penyerang: Antonio Cassano, Kaka, dan Michael Owen

Bukan pujian, karier Cassano bersama Real Madrid justru penuh kebencian. Dia berkonflik dengan Fabio Capello, pelatih Madrid kala itu. Capello memang pelatih tegas, tak pandang bulu. Dia berani mencadangkan David Beckham yang notabene adalah “wajah” Real Madrid,

Kalau Beckham saja dicadangkan, apalagi pemain bengal macam Cassano. Pada akhirnya, Cassano memang menyesali kebodohannya.

Kedatangan Kaka ke Real Madrid dibarengi ekspektasi super tinggi. Dunia sempat gemetaran membayangkan duet Kaka dan Cristiano Ronaldo. Realita yang terjadi, Kaka malah lebih akrab dengan cedera.

Michael Owen adalah sensasi. Namun, di Real Madrid, Owen hanya penghangat bangku cadangan lainnya karena gagal bersaing dengan Ronaldo Nazario dan Raul Gonzalez. Hanya semusim berseragam Madrid, Owen mudik ke Inggris dan bermain untuk Newcastle United.

Tidak ada tim yang lebih gemerlap dibanding Real Madrid dalam sejarah sepak bola. Namun, di balik kilau indahnya itu, banyak pemain yang terkubur dan menjadi korban atas gilanya tekanan bermain di Santiago Bernabeu.

BACA JUGA Manchester United Membidik Thomas Lemar, Langkah Jitu Mengarungi Musim Depan dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.

Exit mobile version