Nomor Urut Capres-Cawapres Sudah Keluar, Termasuk Othak-Athik Gathuknya

KPU secara resmi telah menggelar acara pengundian nomor urut pasangan calo presiden-wakil presiden PIlpres 2019 pada Jumat, 21 September lalu di Gedung KPU , Jakarta.

Acara yang membuat jalanan di depan gedung KPU penuh dengan lautan manusia dan macet setengah modar ini memang menjadi salah satu momen yang ditunggu oleh banyak pihak.

Hasil undian nomor urut Capres-Cawapres pada Pilpres 2019 kali ini ternyata adalah kebalikan dari hasil nomor urut Pilpres 2014: Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin mendapat nomor urut 1, sementara pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendapat nomor urut 2.

Hasil undian nomor urut ini langsung menjadi bahan othak-athik gathuk alias cocokologi. Semua pihak berusaha untuk emncati filosofi-filosofi baik dari nomor urutnya pasangan capres-cawapres masing-masing.

Jokowi, misalnya, langsung bersyukur atas nomor urut 1 yang ia dapat. Ia mengatakan bahwa 1 adalah nomor urut yang baik dan punya simbol persatuan.

“Alhamdulillah sesuai yang kita harapkan, kita mendapatkan nomor urut satu,” ujar Jokowi. “Nomor satu karena memang kita ingin Indonesia ini bersatu.” tambahnya.

Tak mau kalah dengan Jokowi, pasangan Prabowo-Sandiaga pun juga mengaku senang dengan nomor urut yang ia dapat.

“Nomor dua lambang kemenangan,” kata Prabowo.

Pendamping Prabowo, Sandiaga Uno juga tak butuh waktu lama untuk segera bermanuver ber-othak-athik gathuk dengan nomor urut yang ia dapat.

“Dua itu artinya ada dua isu, pertama isu ekonomi, dua isu lapangan kerja,” kata Sandi.

Tak cukup di situ, sambil menunjukkan dua jarinya yang membentuk huruf V, Sandi dengan begitu mantap berkata, “Dua itu katanya peace and victory.”

Wah, masa-masa othak-athik gathuk sudah tiba. Kreativitas netizen sudah mulai mendapatkan panggung dalam mengolah filosofi-filosofi nomor urut.

Mari kita bersiap menyambutnya, sebab setelah ini, akan banyak cocokologi soal nomor urut capres-cawapres ini.

“Sahabat tetap yang utama, kalau urusan presiden, itu nomor dua…” misalnya, atau

“Allah itu Ganjil, dan mencintai yang ganjil…”

Mashoooooook.

Exit mobile version