Podcast Deddy Corbuzier buat Klarifikasi, Acara Mata Najwa buat Cari Keadilan

Bedanya nonton podcast Deddy Corbuzier dan nonton Mata Najwa

ilustrasi Podcast Deddy Corbuzier buat Klarifikasi, Acara Mata Najwa buat Cari Keadilan mojok.co

ilustrasi Podcast Deddy Corbuzier buat Klarifikasi, Acara Mata Najwa buat Cari Keadilan mojok.co

MOJOK.CO – Walaupun mengundang orang yang sama, Podcast Deddy Corbuzier dan Mata Najwa punya penyajian yang berbeda.

Masyarakat paham betul bahwa Deddy Corbuzier dan Najwa Shihab itu karib. Najwa sendiri pernah bilang bahwa Deddy adalah salah satu orang yang dia anggap sebagai “teman” sementara seleb lain mungkin jarang bisa seakrab itu dengannya. Keduanya kini jadi host di acara yang sebenarnya sering mengundang narasumber dengan topik yang berkelindan. Deddy dengan Close The Door dan Najwa Shihab dengan Mata Najwa. Kedua acara itu secara sekilas punya konsep mirip dan selalu jadi favorit, padahal aslinya benar-benar berbeda.

Sudah bukan hal baru jika podcast atau siniar milik Deddy Corbuzier terkenal sebagai wadah untuk klarifikasi dari bintang tamu yang punya masalah. Umumnya mereka adalah figur yang tengah dirujak rame-rame oleh netizen, atau mereka yang memang pengin mengklarifikasi tuduhan-tuduhan nggak benar yang telah mencoreng nama baik mereka. Sedangkan tayangan Mata Najwa justru tidak membahas semua figur bermasalah, melainkan menguraikan masalah itu sendiri.

Tentu saya tidak sedang berusaha membandingkan keduanya. Sebab, keduanya memang nggak apple to apple dan punya demografi audiens yang cukup berbeda. Mata Najwa membawa nama besar Najwa Shihab dan dikelola dengan profesional oleh kru televisi. Riset dan uji materi dilakukan dengan serius sebelum diskusi bersama narasumber disiarkan secara langsung. Sementara itu, podcast Deddy Corbuzier adalah siniar independen yang digawangi oleh sosok sangar Om Deddy dengan format obrolan santai bersama tokoh-tokoh “bermasalah”. 

Tajuk Close The Door semakin terkenal semenjak menghadirkan bintang tamu yang sedang jadi omongan banyak orang. Sebut saja Indira Kalistha, Coki Pardede, dan Tretan Muslim, sampai yang paling baru, Ketua KPI, Agung Suprio. Umumnya siklus yang dihadirkan memang demikian, masalah muncul, si tokoh yang “bermasalah” dihujat se-Indonesia, lalu datang dan diundang Deddy Corbuzier untuk minta maaf dan klarifikasi. Tentu nggak ada yang salah dengan hal ini. Mereka yang punya masalah jelas punya wadah atau fasilitas, sebuah kanal yang bisa membantu mereka meluruskan kesalahpahaman atau sekadar menunjukkan penyesalan. Ibarat kata, podcast Close The Door itu kayak ring tinju yang mempertemukan netizen dengan si orang yang dihujat habis-habisan. Om Deddy jadi wasitnya. Biar pertarungan adil dan nggak menimbulkan kerugian di kedua belah pihak.

Sayangnya, pola Deddy Corbuzier dalam mengundang bintang tamu dilihat sebagai sebuah ajang memanfaatkan masalah menjadi cuan. Di dunia ini nggak ada yang gratis, dan clickbait bisa ngasih Deddy Corbuzier lebih banyak lagi.

Siklus klarifikasi di podcast milik Deddy Corbuzier juga kini kian bergeser. Yang tadinya buat ajang klarifikasi dan minta maaf, kini bisa jadi sebuah cikla bakal hujatan. Kita nggak bisa bohong, menyimak detik demi detik obrolan Deddy dengan bintang tamu, bikin kita semakin awas. Lihat saja bagaimana banyak pernyataan Ketua KPI, Agung Suprio yang menimbulkan banyak tanda tanya dan jadi headline berita. Jika benar-benar tidak siap untuk “ngobrol” semi serius dengan Om Deddy, hasilnya memang jadi begitu, blunder. Terlebih sikap Om Deddy yang cenderung netral serta memancing narasumber untuk lebih banyak bercerita sesuka mereka, wah, kalau narasumbernya keceplosan ya nggak bisa direm.

Beda lagi dengan tayangan Mata Najwa yang biasanya cenderung fokus membahas suatu topik atau permasalahannya. Entah yang diundang Ketua KPI, Komas HAM, atau pihak yang berseteru pun, pembahasannya tidak mengarah ke urusan personal. Mata Najwa memang sengaja menghadirkan challenge untuk setiap tamu yang hadir. Misalnya, untuk kasus pelecehan seksual dan perundungan di KPI Pusat, tentu yang hadir juga dari berbagai pihak. Mulai dari kuasa hukum korban, Komnas HAM, hingga pihak KPI Pusat itu sendiri. Sayangnya, di episode ini, Ketua KPI Pusat justru mangkir dan tidak jadi berdiskusi. Hash, ramashok!

Mau pilih nonton podcast Deddy Corbuzier, nonton Mata Najwa, atau justru keduanya sekaligus ya nggak masalah. Tapi, jangan berharap masalah bisa selesai di podcast Deddy Corbuzier. Jangan juga berharap dendam pribadimu bisa terpuaskan di tayangan Mata Najwa. Kalau mau lihat permasalahan pribadi, klarifikasi, dan permintaan maaf ya mampir aja ke Close The Door. Biarkan Mata Najwa jadi tayangan yang menguraikan masalah dan mencarikan keadilan buat pihak-pihak yang termarjinalkan.

BACA JUGA Hidup Tak Semudah ‘Cocote’ Deddy Corbuzier atau artikel AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version