Panduan Tubir dan Menghadapi Amarah Netizen buat Aiman Witjaksono

aiman witjakconoskandal corat-coret stafsus milenial surat diedit ahmad taufik kemendes wamendes klarifikasi surat stafsus kurawa anak twitter lama mojok.co

aiman witjakconoskandal corat-coret stafsus milenial surat diedit ahmad taufik kemendes wamendes klarifikasi surat stafsus kurawa anak twitter lama mojok.co

MOJOK.CO Yth. Mas Aiman Witjaksono. Agar hari Anda tidak diliputi kebingungan karena dihujani meme sama netizen, Anda butuh panduan menghadapi keributan di media sosial.

Surat stafsus milenial buntutnya panjang banget dari Anyer sampai Panarukan. Sekarang giliran nama jurnalis s-e-n-i-o-r Aiman Witjaksono yang namanya dibawa-bawa. Sebenarnya Mas Aiman memang nggak terlibat langsung dalam polemik surat dari stafsus milenial ini sih, tapi… beliau melibatkan dirinya.

Awalnya, melalui program “Sapa Indonesia Malam” di Kompas TV yang dipandu oleh Aiman Witjaksono membahas bagaimana polemik surat dari stafsus milenial Andi Taufan bisa mengudara. Acara ini juga melibatkan Wamendes PDTT yang dihubungi lewat sambungan telepon.

Pada menit ketujuh, Aiman kemudian membahas sebuah surat ‘mencurigakan’ yang sudah dicoret-coret merah dan dikoreksi dengan tulisan tangan. Mirip cara dosen nyoretin draft skripsi. Sebenarnya kalau Mas Aiman biasa jalan-jalan di lini masa Twitter, bakalan langsung ngeh kalau ini adalah jokes satire yang biasa dibuat sama Ahmad Taufiq atau @trendingtopiq.

Ya gimana ya mas, kan Mas Aiman lagi bahas tentang stafsus milenial, perlu juga kali riset kebiasaan milenial itu kayak apa. Termasuk kebiasaan bikin sindiran macam ini lalu diupload di Twitter. Redaktur kami juga bikin editan gaya surat Andi Taufan lho, Mz, lebih lengkap dan rinci pula. Nggak mau diangkat ke program acara Kompas TV juga nih?

Bahwa mencurigai pihak Kemendes yang mencorat-coret surat itu adalah kelucuan hakiki di tengah pandemi corona. Corat-coret macam ini sudah kerap dilakukan sama @trendingtopiq setiap ada dokumen dan surat yang layak ditertawakan bareng. Kami nggak butuh lagi pembahasan soal skandalnya lagi, Mz, kami sudah tahu. Maka yang kami butuhkan adalah gaung dari gemasnya respons netizen atas skandal yang terjadi. Begitulah cara kerja Twitter.

Jujur saya jadi iba sama Pak Wamendes karena beliau nggak tahu apa-apa. Tetiba ditodong apakah benar ini yang nyoret orang Kemendes. Woy, nggak ada yang mempermasalahkan itu. Cuma Mas Aiman yang mengira itu dari Kemendes, sumpah deh Mas. Cross my heart.

Masalah ini tambah menggemaskan ketika Mas Aiman mengunggah klarifikasi, setelah ngeluh soal buzzer. Waduh buzzer mana yang berani sama Mas Aiman? Kasih tau tolong nggak usah main-main sama jurnalis yang bikin thread aja nggak tahu, bisa kena sliding sampai vaksin corona selesai diuji coba tuh.

Jadi begini, Mas Aiman Witjaksono yang mantap mania, pertama Anda memang perlu memperlajari cara bikin thread. Nggak justru bikin cuitan-cuitan terpisah gitu pakai nomor. Jujur saya pusing mau komentar di cuitan yang mana, kemarahan jadi tidak terlokalisir. Anda juga mantaunya bakal susah. Lagian kami udah nggak pakai chipstory, Mz. Anak-anak gen Z akan menangis mengetahui Mas Aiman kurawa.

Utamanya orang-orang viral yang mau bikin klarifikasi itu mempersiapkan gimik khusus. Anda boleh lihat Ria Ricis yang pakai jilbab tapi pakai jepit rambut juga pas bikin video “Saya Pamit”. Tapi Mas Aiman nggak perlu pakai jilbab dan jepit rambut juga sih, cukup dandan rapi dan pakai pomade aja kok.

Lalu pahami keadaan, Mas. Kalau posisinya anda udah ke-gap salah kaprah bahkan dapat teguran langsung dari pencorat-coret suratnya yang asli, berarti Anda ada di posisi tersudut. Untuk memahami keadaan ini saya sarankan nonton Money Heist season 2. Khususnya episode ketika Profesor ketahuan jadi otak perampokan oleh inspektur kepolisian yang mana itu kekasihnya sendiri. Cara Profesor merayu si inspektur bisa dipakai banget tuh!

Jangan berkilah dengan marah-marah dan bawa sikap jurnalis harus skeptis. Btw, konsep jurnalisme makin ngeblur belakangan ini. You know lah mz, pergeseran zaman. Kalau Anda berlindung dengan sikap skeptis terhadap Wamendes, netizen bakalan makin geram, yakin deh. Memang harus pakai cara elegan dan agar peres dikit, Mas. Walau bacot tapi netizen bakal lebih bersimpati. Setidaknya walau masih banyak yang kontra, Mas Aiman akan memunculkan ‘kubu Aiman’ yang akan membela argumen Anda mati-matian.

Ketika kemarahan netizen sudah terpecah jadi dua kubu, yakinlah permasalahan ini tidak akan selesai. Tubir dan eyel-eyelan akan terjadi dengan volume yang luar biasa. Di sinilah saatnya Anda diam, sambil ngemil krupuk ikan dan menyimak keributan. Akan ada saatnya adu argumen netizen mengalami kebuntuan karena udah nggak ada bahan bakarnya lagi.

Api perlahan akan padam dan citra diri Mas Aiman nggak akan jatuh-jatuh amat, netizen akan fokus bahas masalahnya, bukan personalitas Anda. Karena sebelumnya, Anda sudah bijak dengan meminta maaf dan bikin klarifikasi dengan sabar, maka kewajiban Anda sudah kelar. Lihat aja seminggu lagi orang-orang juga akan memaklumi dan job Anda masih akan mengalir deras bagai arus sungai serayu kalau lagi banjir bandang.

Dear Mas Aiman Witjaksono, sekali lagi saya cuma menyarankan dan ngasih panduan menghadapi tubir. Adapun Anda nggak berkenan ya udah sih, jangan marah-marah terus. Sing sabar~

BACA JUGA Pada Akhirnya Staf Khusus Milenial Memang Lebih Baik, Lebih Baik Bubar Maksudnya atau artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version