Nikita Mirzani dan Lintah-lintah yang Tak Kita Sadari

nikita mirzani, kaya, miskin, keributan, instagram mojok.co

nikita mirzani, kaya, miskin, keributan, instagram mojok.co

MOJOK.CO Nikita Mirzani membuat instastory yang berisi kemarahannya karena mentang-mentang dia membantu orang, bukan berarti dia bisa dimintain seenaknya.

Pagi ini saya merasa Indonesia banget karena bangun tidur langsung menemukan keributan di lini masa Twitter. Tidak peduli karantina, tidak peduli terkurung di rumah, orang Indonesia bisa menemukan dan membuat keributan.

Saya sendiri yakin, kalau di dunia Naruto ada Indonesia, Madara dan Obito tak perlu susah-susah bersabar merencanakan proyek Tsukuyomi, orang Indonesia pasti sudah memicu perang dunia dengan semua desa yang ada.

Keributan yang saya temukan adalah video dari Instastory Nikita Mirzani yang marah-marah kepada orang yang minta duit ke rumahnya tiap hari. Duduk perkaranya kira-kira seperti ini, Nikita Mirzani pernah bagi-bagi rejeki, entah dalam bentuk uang atau apapun, dan orang-orang mulai berbondong-bondong mendatangi rumahnya untuk meminta uang, meminjam uang, bahkan ada yang mau menyekolahkan sertifikat ke Nikita.

Nikita Mirzani dalam videonya marah karena mentang-mentang dia bantu orang, bukan berarti dia bisa dimintain seenaknya. Kalau dia bantu orang, itu murni dari hati dia. Ya tentu saja saya sepakat sama Mbak Nikita, soalnya sering banget kita nemuin orang ditolong malah ngelunjak.

Sebenarnya yang marah kayak gini nggak cuma Nikita, sih. Reza Arap juga pernah marah waktu streaming, saat ada orang yang nembung utang ke dia. Ya mirip-mirip dengan apa yang dialami Nikita, intinya minta bantuan karena nggak punya duit dan nggak kerja. Karena Arap sering bantu orang, dia mikir bisa ngutang Arap lewat stream chat.

Asli, itu goblok.

Nikita Mirzani tentu juga nggak salah, emang karena artis kaya marah karena orang-orang utang ke dia gitu salah? Ya nggak lah.

Kasus Nikita justru membuka mata kita, kalau di luar sana banyak orang yang berusaha memanfaatkan belas kasihan orang lain. “Apakah Nikita nggak punya simpati kepada orang yang nggak punya?” Lho mengartikannya jangan begitu. Kacau kalau logikanya seperti itu.

Kita ambil contoh kasus sehari-hari biar bisa relate sama Nikita. Contoh kasusnya adalah ngutangin temen. Katakanlah kalian punya temen yang nggak punya duit dan nembung utang ke kalian, lalu kalian kasih. Belum dibayar nih, tapi dia utang lagi, kalian kasih.

Ujungnya dia utang lagi utang lagi meski belum dibayar, karena temenmu tahu kalau kalian bakal ngasih. Nah, yang dirasain Nikita kayak gitu tuh.

Orang-orang seperti itu yang justru bikin orang males untuk saling membantu. Ya mau gimana, niatnya udah baik, malah jadinya dimanfaatin. Daripada nanti ujungnya ngerasa risih, mending nggak usah sekalian. Orang-orang yang manfaatin keadaan jadi nyusahin orang yang benar-benar butuh uluran tangan.

Nikita adalah korban di sini. Status ekonomi dia yang lebih baik dibanding yang dia maki dalam video bisa membuat orang memutar narasi yang ada. Narasi bisa diubah menjadi Nikita benci orang miskin, Nikita tidak punya empati, atau narasi serupa yang intinya orang kaya benci orang miskin.

Yang tidak disadari, orang-orang yang memanfaatkan keadaan Nikita tersebut melakukan dua hal jahat.

Pertama, melihat orang kaya tidak lebih dari lumbung harta yang bisa dijarah kapan saja. Kedua, menganggap orang miskin tidak punya harga diri lagi hingga harus menjual rasa belas kasihan tanpa punya keinginan untuk berusaha.

BACA JUGA BNPB Tak Punya Akses Data Corona Secara Menyeluruh dari Kemenkes Adalah Humor Paling Jahat dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.

Exit mobile version