Nguyen dan Vietnam: Lestari karena Kekuasaan, Berlipat Ganda karena Keturunan

vietnam, nguyen, keluarga cendana mojok.co

vietnam, nguyen, keluarga cendana

MOJOK.CO Sejarah ditulis oleh pemenang, atau setidaknya yang selamat dari sejarah. Alasan itulah yang membuat Vietnam lekat dengan nama Nguyen.

Lini masa Twitter sempat dipenuhi postingan nama-nama fakboi yang ada di Indonesia. Nama-nama pasaran macam Aditya dan Rizky muncul dalam daftar itu, dan celakalah orang-orang yang punya nama itu. setidaknya, selama beberapa saat saya sering kena olok-olok karena nama saya termasuk nama fakboi. Dalam hati saya menggerutu, dasar wadulan, konangan kan.

Meski nama Aditya dan Rizky itu pasaran, bukan berarti nama itu mendominasi nama penduduk di Indonesia. Beragamnya bahasa, kultur, dan juga pengaruh dari jaman membuat nama orang Indonesia makin beragam. Jadi susah mengasosiasikan Indonesia lekat dengan nama tertentu, kecuali nama-nama anggota keluarga Cendana. Tapi jika ada negara yang lekat dengan satu nama, kita pasti kepikiran tentang Vietnam dan Nguyen.

Populasi orang bernama Nguyen di Vietnam adalah sekitar 40 persen dari penduduk Vietnam. Itu bahkan lebih tinggi dibanding nama Smith yang paling popular di AS, hanya sekitar 0,8 persen dari total penduduk di AS. Pertanyaannya, kenapa bisa begitu banyak Nguyen?

Semua bermula dari saat China membawa pasukannya ke Vietnam. Vietnam saat itu tidak peduli dengan nama belakang, tidak seperti China. Nama belakang atau nama keluarga di China begitu penting karena bertujuan untuk mengatur pajak. Pendataan populasi begitu diperhatikan oleh China saat itu. Dengan mengatur nama, maka memudahkan pemerintah untuk menarik pajak.

China mengenalkan nama belakang ke Vietnam, dan Vietnam dengan bahagia mengadopsinya. Di titik ini lah penguasa Vietnam, memaksa semua penduduknya mengganti nama mereka sebagai tanda kesetiaan kepada penguasa. Penguasa berganti, ya namanya ikutan ganti. Karena penguasa saat itu namanya Nguyen, maka mereka mengganti nama menjadi Nguyen untuk menunjukkan ketakutan kesetiaan kepada penguasa.

Eh tapi presiden Vietnam ada yang namanya nggak Nguyen, tapi nggak pada ikutan ganti juga, kenawhy?

Tenang kawan, saya jelasin. Vietnam sudah meninggalkan itu semenjak Dinasti Nguyen berhenti berkuasa semenjak 1945. Paksaan kepada rakyat mengganti nama untuk menunjukkan kesetiaan sudah tidak ada. Meski kewajiban itu sudah hilang, tapi nama Nguyen akan tetap terus ada dan berlipat ganda karena satu hal, jumlah keturunan yang begitu banyak.

Gia Long, kaisar dinasti Nguyen pertama punya 100 selir. Minh Mang, kaisar kedua punya 142 anak. Dua generasi pemimpin saja sudah menciptakan sebanyak itu. Keturunan dari 2 kaisar saja bisa memenuhi negara kecil seperti Monaco.

Fakta bahwa dinasti Nguyen amat hobi membuat keturunan sekaligus mereka adalah dinasti terakhir yang berkuasa sehingga tidak ada yang memaksa mereka berganti nama adalah alasan kenapa banyak orang Vietnam bernama Nguyen.

Fenomena ini mirip dengan nama Park di Korea. Awalnya nama Park digunakan untuk menunjukkan bahwa orang ini termasuk keturunan raja, tapi akhirnya nama Park diadopsi oleh banyak orang untuk menunjukkan perlawanan atas sistem kasta. Hanya saja nama Nguyen justru diadopsi untuk menghindari masalah dengan penguasa, berbeda dengan Korea.

Dinasti Nguyen cukup beruntung bahwa ketika mereka tak lagi berkuasa, mereka tidak punya kewajiban untuk mengganti nama seperti pihak yang kalah sebelumnya. Penguasa yang punya banyak keturunan dan juga rasa takut adalah alasan kenapa 40 persen populasi di Vietnam mempunyai nama Nguyen, meski mereka tak punya hubungan darah sama sekali.

BACA JUGA Virus Corona: Tetap Waras walau Dibatasi Tembok yang Sama dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.

 

Exit mobile version