Misteri di Balik Gratis Ongkir dan Toko Online yang Ogah Mencantumkan Harga

gratis ongkir toko online tidak mencantumkan harga produk DM for price maksudnya market place shopee tokopedia mojok.co

gratis ongkir toko online tidak mencantumkan harga produk DM for price maksudnya market place shopee tokopedia mojok.co

MOJOK.CO Kalau mahal tapi gratis ongkir dibeli, kalau murah tapi bayar ongkir nggak mau. Ckckck. Tahu nggak kalau toko online juga suka ogah mencantumkan harga di display jualannya. Semua adalah trik marketing.

Sebelum serangan market place dimulai, saya termasuk orang yang suka mikirin ongkos kirim saat belanja online. Selain karena bokek, saya merasa menghabiskan uang untuk biaya pengiriman itu sia-sia. Seolah saya ngeluarin uang di luar nilai barang yang bakal saya dapatkan.

Mungkin karena saya juga nggak cukup banyak uang untuk sekadar mengabaikan ongkir barang Rp20 ribu aja, alias kebanyakan mikir banget sih, Ngab! Tapi ternyata saya nggak sendirian woy. Lihatlah ribuan netizen yang juga malas bayar ongkir ini.

Saya dengar kalian wahai saudaraku yang juga anti bayar ongkir! Kegamangan bayar ongkir adalah hal wajar yang juga sudah mendunia dan difasilitasi meme.

Trik marketing ikut andil dalam betapa candunya pembeli dengan promo gratis ongkir dari toko online. Terbiasa belanja dengan gratis ongkir bikin pembeli jadi malas belanja lagi ketika promo ini ditiadakan. Makanya, beberapa market place pun menerapkan syarat untuk mendapatkan promonya. Misal dengan minimal belanja Rp100 ribu dan menggunakan metode pembayaran tertentu.

Alih-alih nggak jadi belanja, pembeli justru terjebak dalam siklus belanja online tiada akhir dan bernafsu terus-terusan dapat gratis ongkir. Padahal kalau mau jujur, sebagian besar barang itu kalian beli itu berdasarkan rasa ingin, bukan butuh.

Secara psikologis, pembeli memang selalu takut dengan adanya biaya tambahan yang bakal dibebankan mereka ketika melakukan pembelian. Termasuk ketika belanja online. Gratis ongkir adalah upaya meminimalisir biaya tambahan yang terkadang dibebankan dari toko online.

Dalam survei Statista, 56% pembeli mengabaikan barang-barang yang sudah mereka masukkan ke keranjang setelah tahu bakal ada biaya ongkir yang dibebankan. Sementara kalau harga barangnya dinaikkan lebih dulu, keresahan soal ongkir berkurang.

Ada kalanya pembeli kepo-kepoin barang di toko online karena sebuah alasan. Toko online yang cerdas paham betul kalau calon pembeli mereka perlu diberi alasan tambahan untuk benar-benar membayar. Maka, gratis ongkir adalah trik yang tepat untuk meyakinkan pembeli bahwa mereka harus beli barang itu sesegera mungkin.

Sampai di sini kalian tahu sedang dipermainkan oleh marketing, tapi kalian tetap betah kan? Kayak lagunya Rihanna lah, “I Love the Way You Lie.” Maka langgenglah sudah simbiosis mutualisme online.

Penjual yang tidak mencantumkan harga

Selain soal gratis ongkir di toko online dan market place, ada fenomena lucu yang nggak kalah bikin gemas. Kalau barang-barang yang dipajang di toko online seringnya dilengkapi dengan detil harga, maka ada beberapa yang memutuskan untuk nggak kasih tahu harganya sama sekali.

Saya sendiri agak sedikit sebal kalau menemui toko online macam begini. Sudah tertarik sama barangnya, eh tapi malas kalau harus tanya langsung ke penjualnya perkara harga. Belum kalau saya cuma sekelebat aja waktu lihat-lihat barang, ya sudah tinggalkan.

Ternyata setelah tanya-tanya ke teman yang punya bisnis, ada beberapa alasan yang masuk akal soal kenapa mereka nggak mau mencantumkan harga.

  1. Harga barang mereka mahal-mahal, kalau dicantumkan cuma bikin pembeli nyinyir aja.
  2. Mereka menjual barang yang bersaing secara kualitas, pembeli yang menargetkan harga semurah mungkin bisa jadi bukan target pasar yang mereka tembak.
  3. Terjadi persaingan harga gila-gilaan di pasar. Mereka nggak mau bersaing untuk banting harga, melainkan ingin berusaha menarik secara visual.
  4. Buat cek ombak, seberapa banyak orang yang benar-benar minat dan punya motivasi lebih untuk tanya harga. Ini bakal ngaruh ke strategi penjualan selanjutnya.
  5. Barangnya langka dan benar-benar akan dilepas pada penawar harga tertinggi. Kayak lelang aja, Bor.
  6. Penjual sengaja mengakali dengan menawarkan harga berbeda-beda pada tiap pembeli. Dengan begitu margin labanya bisa didongkrak.
  7. Menghindari audit pajak jualan online (informasi ini kami peroleh dari orang dalam).

Begitulah lika-liku belanja online di era 4.0 yang begitu edgy ini. Mulai dari gratis ongkir di toko online dan market place hingga trik sengaja tidak mencantumkan harga adalah bukti manusia bisa berevolusi jadi apa pun yang mereka mau.

BACA JUGA Jurus Belanja Online Agar Harbolnas Nggak Jadi Hari Dobol Nasional atau artikel lainnya di POJOKAN

Exit mobile version