Kucing Persia Keluyuran Kok Diculik, Otak Kriminal Memang Meresahkan

Kucing Persia Keluyuran Kok Diculik, Otak Kriminial Memang Meresahkan MOJOK.CO

Kucing Persia Keluyuran Kok Diculik, Otak Kriminial Memang Meresahkan MOJOK.CO

MOJOK.COApa yang seharusnya dilakukan ketika melihat kucing persia di jalan? Ya diemin aja, jangan diculik. Jangan pelihara otak kriminal, dong.

Sabtu (21/8), dua pelaku penculikan kucing persia di Depok yang aksinya tertangkap kamera CCTV berhasil dibekuk polisi. Dua pelaku tindak kriminal tersebut ternyata masih kakak beradik.

Ketika melakukan penggeledahan di rumah pelaku, polisi mendapatkan barang bukti seekor kucing persia berwarna abu-abu hitam dan mulut warna putih. Sebuah lonceng merah terpasang di leher kucing tersebut. Polisi juga mengamankan motor Honda Beat putih yang digunakan untuk berakhir.

Di sini ada bagian penting yang perlu pembaca catat baik-baik: lonceng merah di leher kucing persia yang malang itu.

Ketika membaca tiga paragraf pembuka di atas, kita harusnya merasa “biasa saja”. Ada aksi kriminal, penangkapan pelaku, lalu penggeledahan. Biasa saja, karena memang begitu proses kejahatan terbongkar. Selesai sampai di sini? Tentu saja tidak.

Entah siapa yang memulai, berbagai kolom komentar di media sosial diwarnai oleh netizen-netizen aneh. Banyak yang merasa aksi kakak beradik itu bukan kejahatan. Alasannya? Karena kucing persia yang diculik sedang berada di luar rumah. Sungguh pemikiran yang “cemerlang”.

Masih ada komentar ajaib lainnya yang perlu kamu tahu. Bunyinya gini:

“Kelalaian seseorang berdampak pada hilangnya masa depan dua remaja.”

Sudah? Tunggu dulu. Masih ada:

“Siapa suruh kucingnya di luar ruangan, jangan salahin yang ngambil dia mana tahu itu punya siapa.”

Lucu banget komentarnya. Saking lucunya, saya sampai pengin nyentil biji mata mereka….

Nggak perlu pakai penjelasan UU atau KUHP, deh. Kita pakai saja logika dan nurani kita. Masih ada, kan?

Masih ingat lonceng merah di leher kucing persia malang itu? Kalau ada hewan yang lehernya dipakaikan lonceng, artinya hewan itu ada yang punya. Sepintar-pintarnya kucing persia, ya mana mungkin dia pakai kalung sendiri.

Pagi menjelang siang, setelah brunch pakai Royal Canin, seekor kucing persia udah siap mau CFD-an. Udah grooming dan wangi, kucing persia bernama Evelyn itu bingung menentukan mau pakai kalung dan kutek warna apa. Dia sih maunya yang natural aja biar nggak terlalu shinny.

Setelah bingung memilih, Luna akhirnya pilih pakai kalung lonceng aja, yang warna merah. Dengan penuh percaya diri, dia megal-megol pergi CFD-an. Eh diculik….

Nggak gitu, dong….

Dengan satu kalung lonceng aja kita tahu kalau kucing persia itu ada yang punya. Jadi, mau dia jalan-jalan di luar rumah, surfing di Canggu, atau lagi judi mahyong di Macau, ya jangan diculik. Itu ada yang punya.

Gimana seharusnya sikap kita ketika melihat kucing persia lagi enak jalan-jalan di trotoar? Ya diemin aja! Gitu aja kok perlu dijelaskan. Dasar otak kriminal, nggak naik kelas pas TK, ya?

Kalau pakai logika kriminal kayak gitu, beha dan celana dalam yang dijemur di luar pagar boleh diambiil, dong? Kan di luar rumah dan nggak ketahuan siapa yang punya. Secara di beha dan celana dalam nggak dicantumkan nama pemilik. Kalau bisa beserta nomor telfon dan zodiaknya.

Kalau ada anak kecil lagi ngejar layangan, boleh diculik, dong? Ya kali ngejar layangan di ruang tamu. Kan si bocah nggak ketahuan “siapa yang punya”.

Nggak perlu sampai bandingin budaya Jepang sama Indonesia pas ada orang nemu dompet di jalan. Kalau di Jepang, dompetnya pasti diantar ke kantor polisi terdekat biar bisa dicari yang punya. Kalau di Indonesia? Dompetnya beralih hak milik sedangkan isinya lenyap, keculi duit, kalu ada.

Nggak perlu bandingin kayak gitu. Pakai saja logika. Kalau ada barang atau hewan, dalam hal ini kucing persia, ya jangan diculik. Itu obvious banget.

Satu hal lagi yang bikin kesel itu malah terjadi victim blaming. Pemilik kucing persia malah digoblok-goblokin. Misalnya pakai kalimat, “Siapa suruh…”, “Lagian, salah sendiri…”, “Dasar, mikir dong sebelum…” yang bisa dipakai di berbagai kondisi untuk memojokkan korban. Padahal cuma dalih aja buat membenarkan otak kriminal.

Terus, gimana kalau kejadian ada kucing persia atau kucing apa aja yang tiba-tiba datang ke rumah dan jadi sayang… eh betah?

Ya perlakukan kucing itu dengan baik. Kasih makan kalau memang mampu. Jangan lupa, pasang pengumuman “ditemukan kucing”. Bisa pasang poster atau lewat media sosial. Sertakan tanda pengenal di dalam pengumuman biar yang punya bisa tahu.

Iya, terdengar agak merepotkan. Yah, terkadang namanya kebaikan itu memang agak merepotkan. Lebih enak punya otak kriminal. Tapi, memang begitu seharunya jadi manusia yang berakal dan berbudi. Ada sedikit “pengorbanan” yang perlu dilakukan.

Tenang, menolong orang lain nggak bikin kamu sakit, kok. Malah bikin hatimu hangat ketika kucing persia yang tersesat bisa kembali ke pelukan pemiliknya. Jangan pelihara otak kriminal. Pelihara kucing persia aja. Bisa disayang-sayang.

BACA JUGA Kenapa Hidup Kucing Lebih Menyenangkan daripada Hidupmu? dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version