Kenapa Orang Tidak Suka Makan Sayur? Ya Karena Nggak Enak

sayur, pledoi, buah, daging, evolusi mojok.co

sayur, pledoi, buah, daging, evolusi mojok.co

MOJOK.COAnda pasti bingung jika disuruh menjawab pertanyaan ini, kenapa orang tidak suka makan sayur? Dan kenapa sayur rasanya nggak enak?

Menjelang jam 3 sore, Ibu pasti mengirimkan pesan lewat Whatsapp kepada saya. Maklum, saya merantau sudah bertahun-tahun. Ibu orangnya gampang kangen. Lebih gampang kangen dibanding Didi Kempot. Isi pesannya ya lumrahnya Ibu-ibu lah, sudah makan belum, jangan kebanyakan ngrokok, nembung utang, terus kapan menikah. Isi pesan biasanya berbeda, hanya satu pesan yang tidak pernah absen Ibu kirimkan ke saya, kalau saya disuruh makan sayur.

Ibu tahu kalau saya paling nggak suka sayur. Dipaksa model gimana pun ya tetep susah buat suka. Saya makan sayur paling ya hanya sesekali, itu pun sedikit. Bukannya gimana-gimana, lidah saya memang susah nemu di mana enaknya sayur itu.

Orang-orang sering mencibir dan juga bingung bagaimana bisa saya nggak suka sayur.

Untuk perkara ini, saya tidak sendiri. Tentu Anda sekalian pernah merasakan bagaimana orang tua Anda ngajak nonton Popeye dan menjadikan Popeye sebagai contoh bahwa makan sayur bisa bikin kuat. Seakan-akan makan bayam dan sop bening membuat Anda bisa melakukan United States of Smash. Hal itu dilakukan semata agar kita sebagai anak-anak mau dan menyukai sayur, dan memang harus dipaksa.

Tapi sebenarnya kenapa orang tidak suka makan sayur?

Jawaban paling sederhana ya karena rasanya tidak enak, atau tidak seenak daging. Ya iyalah bandingannya daging, masak pompa air Shimizu. Tapi kenapa sayur bisa terasa begitu tidak enak bagi beberapa orang? Kita keluarkan dulu argumen “tergantung cara masaknya” ya, karena makanan apa pun kalau masaknya salah ya nggak enak. Situ kalau salah cara masak ikan fugu, bukannya kenyang malah orang-orang pada layat.

Tapi jawaban lengkapnya seperti ini. Beberapa sayuran yang dikonsumsi memang memiliki cita rasa pahit, dan itu asing bagi lidah anak-anak. Dalam perjalanan evolusi manusia yang masih melakukan percobaan ke tiap bahan makanan yang mereka temui, mereka mengetahui tumbuhan yang mengeluarkan rasa pahit itu beracun. Otak lalu memberi informasi ke tubuh bahwa sesuatu yang pahit itu merugikan tubuh, dan informasi ini diteruskan selama ribuan tahun setelahnya.

Ketika dewasa, kita mulai belajar bahwa sesuatu yang pahit itu tidak selalu buruk untuk tubuh. Mengkonsumsi jamu, sayur, dan mencintai pacar orang lain menjadi sesuatu yang sering dilakukan orang dewasa. Tapi untuk anak-anak, rasa pahit adalah sesuatu yang asing. Hingga dewasa pun, masih ada kemungkinan untuk menghindari sayur meski tahu manfaatnya.

Meski saya nggak suka sayur, tapi saya tahu kok kalau saya harus mengonsumsi sayur, meski rasanya sulit mengunyahnya. Ya gimana lagi, penting je. Ironinya, sayur dan juga buah terasa pahit karena kalsium yang merupakan zat yang amat penting bagi tubuh. Tidak mengkonsumsi sayur bisa membuat kita kekurangan kalsium dalam tubuh, dan tentu saja kita tidak ingin itu terjadi.

Jadi apakah setelah tahu sayur itu penting buat tubuh, apa saya bakal terpaksa menyukainya?

Ya nggak juga. Lha wong nggak suka je, masak mau dipaksa? Ya saya bakal mengkonsumsinya tapi tetep saja nggak bisa mengubah selera saya. Lagian itu sesuatu yang alamiah untuk tidak menyukai sayur. Jadi kalau kalian dicibir karena tidak suka makan sayur, kalian bisa kasih artikel ini biar dibaca sama yang ngecibir.

Tapi tetep makan sayur lho cah pisan-pisan, raiso ngising malah kukut koe.

BACA JUGA Meminjam Duit Pasangan Itu Berat, Menagihnya Lebih Berat Lagi dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.

 

Exit mobile version