Masih Ingat Kata Mutiara di Buku Tulis Sinar Dunia?

Buku Sinar Dunia kesukaan saya adalah mereka-mereka yang memenuhi syarat khusus: kovernya lucu!

Masih Ingat Kata Mutiara di Buku Tulis Sinar Dunia? MOJOK.CO

Masih Ingat Kata Mutiara di Buku Tulis Sinar Dunia? MOJOK.CO

MOJOK.CO Sedikit banyak, strategi diferensiasi produk yang dilakukan Sinar Dunia dengan memasang kata mutiara di produk buku tulisnya sukses juga. Dikutip siswa untuk motto di buku kenangan sekolah sampai diary.

Saya mau pindah rumah. Semua barang-barang yang tersimpan di banyak tempat pun mendadak muncul, minta di-packing. Dari ratusan benda yang lama tak terjamah itu, pandangan saya berhenti di sebuah buku tulis merek Sinar Dunia, atau lebih akrap disapa dengan nama Sidu.

Buku Sinar Dunia kesukaan saya adalah mereka-mereka yang memenuhi syarat khusus: kovernya lucu! Bagi saya, kekerenan buku Sidu berbanding lurus dengan tingkat unyu-unyu-nya kover yang ditampilkan. Selain itu, ada satu hal lagi yang paling penting dari gelombang “racun” buku Sidu: kata mutiara yang selalu ada di bagian bawah setiap halaman.

Sebagai reminder, marilah kita simak kembali empat kata mutiara yang paling sering muncul di bagian bawah halaman buku tulis zaman dahulu ini:

Gimana? Sudah cukup nostalgic? Sudah ingat dengan cinta monyet pertama di kelas 3 SD? Atau masa-masa pertama kali dapat nilai 100 di pelajaran Matematika? Atau malah teringat saat-saat disetrap (YA ALLAH, DISETRAP—udah lama nggak menyebut kata ini!) karena nggak ngerjain PR Bahasa Indonesia?

Mengingat nilai nostalgia yang dibawa oleh buku Sinar Dunia dan kata mutiara ternyata cukup besar, saya pun jadi bertanya-tanya: apakah kata mutiara ini masih cukup sesuai untuk digunakan di zaman now, mengingat keadaan yang telah berbeda? Apakah kata-kata mutiara ini masih cukup ampuh untuk memotivasi siswa-siswa kekinian? Apakah perasaan para siswa bisa diakomodasikan melalui deretan kata-kata mutiara ini? Apakah—ah udah, ah.

Berangkat dari kegelisahan ini, Mojok Institute pun segera merumuskan deretan kata mutiara baru yang bisa dipakai Sinar Dunia sebagai bentuk improvisasi demi kesesuaian visi dan misi dengan anak-anak zaman sekarang dalam menghadapi kerasnya perkembangan zaman. Berikut ini adalah lima kata-kata mutiara baru yang bisa dimanfaatkan oleh pihak Sinar Dunia, atau buku tulis mana pun:

*jeng jeng jeng!!!*

“Jangan malas belajar, itu berat. Kamu nggak akan kuat, aku aja ogah.”

Kata mutiara pertama lahir sebagai akibat dari ketenaran film Dilan 1990 yang ber-setting anak SMA. Hingga hari ini, Dilan tetap dikenang banyak penggemarnya. Bahkan, ada sepasang kekasih yang masih duduk di bangku SMA memutuskan jadian menggunakan sebuah surat bermaterai, seperti yang Dilan dan Milea lakukan. Hadeeeeh.

Meski digambarkan terjadi pada tahun 1990, anak-anak sekolah zaman sekarang tetaplah baper atas kisah cinta Dilan-Milea. Maka dari itu, bolehlah Sidu menyontek salah satu quote Dilan untuk dimodifikasi agar lebih sesuai bagi para siswa.

Sedikit maksa tak apa, yang penting niatnya tersampaikan. Tsadeeeest!

“Kuy! Y x g kuy!”

Kalimat milenial yang satu ini adalah wujud trendi dari kalimat “You never know till you have tried”. Dengan bentuk berbeda, kalimat ini tetap bertujuan untuk memotivasi siswa untuk mencoba sesuatu.

Seperti yang diketahui, kuy adalah penulisan yuk yang dibalik, sedangkan “y x g kuy” dibaca sebagai “Ya kali nggak kuy!”. Dengan kata lain, kalimat ini bertujuan untuk mengajak siswa bergerak.

Atau, dalam versi K-popers, makna kalimat ini sama dengan “Hwaiting, chingu-yaa~”.

“Konten menarik, followers tertarik.”

Zaman dulu, siapa yang pakai Instagram? Nggak ada. Tapi, lihat, dong, zaman sekarang: penggunaan Instagram merajalela ke mana-mana. Bahkan, tempo hari saya baca keluh kesah mahasiswa baru yang ikut kegiatan danus (Dana dan Usaha) demi mencari biaya untuk program kerjanya dengan cara…

paid promote dan endorse di Instagram!!!

Padahal dulu saya danus mah mentok-mentoknya jualan kue basah keliling kampus, terus kalau nggak laku akhirnya dibeli sendiri :(((

Jangankan mahasiswa, siswa-siswi yang muda dan energik itu pun kini telah melirik Instagram. Buktinya, selebgram bermunculan di mana-mana, mulai dari yang berusia SD hingga SMA. Semakin banyak followers yang mereka punya, semakin banyak pula mereka belajar berinteraksi di dunia maya.

Jelas, konten-konten yang menarik seperti kata mutiara menjadi prioritas bagi mereka. Ini penting!

“Sedikit nakal, banyak akal.”

Jangan anggap kami narsis dulu, Teman-Teman. Ssst, tenang dulu.

Coba pikir: lebih baik mana kata mutiara yang lahir dari slogan Mojok yang lucu dan cerdas atau kata mutiara yang lain, seperti “Kalian semua suci aku penuh dosa” dan “Biar miskin yang penting sombong”?

Terserah, sih, jawaban kalian apa, tapi saya mah Mojok-garis-keras. Muach!

BACA JUGA Kasta Buku Tulis Anak Sekolah dari yang Tersohor Sampai Terkucilkan dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Exit mobile version