Kami Menemui Pohon Sengon yang Dibela Fadli Zon soal Kriminalisasi Pohon

MOJOK.CODiduga jadi penyebab mati listrik Jakarta, pohon sengon di Semarang jadi pesakitan. Fadli Zon membela, “Jangan kriminalisasi pohon sengon lah.”

Geger pohon sengon yang diduga menjadi pelaku utama dari mati listrik Jakarta beberapa waktu silam, membuat Tim Investigasi Mojok jadi penasaran. Tanpa perlu pikir panjang, kami pun mewancara fiktif pohon sengon yang disebut Dahlan Iskan berada di daerah Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah.

Keberadaan pohon sengon ini dicurigai jadi penyebab terganggunya aliran listrik dari Paiton, Jawa Timur yang memasok kebutuhan listrik Jakarta. Karena tingginya pohon sengon yang kelewatan, kabel SUTET yang memasok listrik ke Jakarta jadi terganggu karena tersentuh batangnya, akhirnya mati listrik Jakarta hampir seharian.

Di tengah-tengah kesibukannya meranggas daun, agak sulit sebenarnya mendesak pohon sengon ini bicara. Wajar aja sih, gara-gara jadi terkenal belakangan ini, pantas aja kalau pohon sengon jadi rada-rada ngelunjak. Lha gimana? Beliau dibahas sama Dahlan Iskan, Plt Dirut PLN, bahkan sampai Fadli Zon

Nama yang terakhir bahkan sampai pasang badan dengan mengeluarkan pernyataan cukup heroik. Bahwa ada baiknya kita semua jangan sampai mengkriminalisasi pohon sengon. Kasihan dia. “Jangan kriminalisasi pohon sengon lah,” kata Fadli Zon.

Untuk itu kami mencoba mengklarifikasi, apakah benar tudingan-tudingan yang selama ini menyasar ke pohon sengon. Apalagi muncul kekhawatiran dari Fadli Zon kalau pohon sengon bakal dikriminalisasi. Udah kayak ulama aja. Eh.

Selamat siang, sehat, Ngon?

Alhamdulillah, sehat Mas. Cuma ini lho maaf kalau kotor begini, cuaca lagi panas-panasnya soalnya. Agak gerah nih, jadi saya perlu meranggas biar agak mendingan.

Sudah dengar soal kasus mati listrik Jakarta yang menyebut nama panjenengan?

Sudah sih, saya dapat kabar dari pohon talok samping saya ini. Katanya saya dituduh jadi penyebab mati listrik Jakarta. Ya saya kaget to, Mas. Lha saya ini tahu listrik aja nggak, kok dituduh sebagai penyebab mati listrik.

Tapi katanya, panjenengan tumbuhnya ketinggian, jadi ujung dahannya nyentuh kabel SUTET.

Kalau soal itu sih mungkin aja. Ya maklum ya Mas, saya ini kan pohon kampung. Hidup juga gini-gini aja. Diem, nggak ngapa-ngapain. Mau mainan juga cuma meranggas bisanya. Mau sambat nggak ada yang denger. Mau mainan medsos juga mana mungkin, tangan saya kebanyakan, jari semua lagi. Ya udah saya main-main aja itu kabel. Eh nggak tahunya ternyata itu kabel SUTET.

Nyetrum nggak waktu disentuh?

Nggak sih, Mas. Cobain deh.

Wah, ya kalau buat manusia ya nyetrum. SUTET lagi, bisa modyar saya. Tapi kalau buat pohon sengon kayak panjenengan sih mungkin nggak terasa.

Lha ya kan tadi sudah saya bilang, kalau saya ini nggak tahu listrik. Cuma ya pantesan aja kemarin rada terasa geli-geli dikit gitu. Kirain apaan, ternyata saya kesetrum.

Tapi panjenengan tahu nggak kalau gara-gara kasus ini panjenengan dijuluki “pohon 1 triliun” sama Dahlan Iskan karena kerugian PLN yang mencapai 800-an miliar buat ganti rugi?

Seriusan, Mas? Wah jadi tajir melintir dong saya. Cair kapan itu duitnya, Mas?

Itu cuma ungkapan, Ngon. Cuma istilah aja. Duitnya ya nggak beneran buat panjenengan.

Yaaaah. Kirain.

Tapi jangan khawatir, Ngon. Beberapa waktu lalu Dahlan Iskan usul kalau panjenengan mau dimonumenkan. Biar jadi pelajaran untuk PLN ke depan katanya. Ada tanggapan soal ini?

Kalau saya sih biasa aja sih ya, Mas. Mau dibikin monumen kek, mau difoto kek, itu sih terserah manusia aja. Nggak ada untungnya buat saya. Yang penting saya nggak ditebang aja sih. Dibiarin hidup.

Jadi nggak keberatan nih kalau dibikin monumen?

Ya nggak dong. Boleh-boleh aja. Bagus malah. Biar saya dikenang.

Tapi ada juga politisi yang belain panjenengan lho, Ngon. Tahu nggak?

Hah? Politisi manusia? Siapa?

Fadli Zon. Tahu? Atau malah kenal?

Nggak sih, Mas. Saya dibela gimana memangnya?

Ya katanya jangan sampai mengkriminalisasi pohon sengon. Artinya kan panjenengan ada yang belain.

Wah, beneran? Baik bener itu manusia Fadli Zon. Orang mana sih? Kok bisa begitu pedulinya sama saya. Padahal saya udah bikin listrik di rumahnya juga mati lho.

Menurut Fadli Zon nggak masuk akal kalau pohon sengon kayak panjenengan jadi aktor tunggal mati listrik Jakarta kemarin.

Ya bener itu, Mas. Masa cuma gara-gara saya tumbuh dengan random begini bisa kena tuduh macam-macam begitu. Itu kan nggak fair. Manusia mah enak, bikin kesalahan paling banter penjara, atau potong gaji lah, lha saya? Gara-gara beginian aja, nyawa saya jadi terancam.

Ada pesan khusus untuk Fadli Zon?

Hm, apa ya, Mas. Terima kasih aja sih, Mas, udah dibela-belain sampai segitunya. Benar-benar nggak nyangka saya. Sama pohon sengon kayak saya aja Fadli Zon perhatian, saya duga pasti beliau juga perhatian banget sama rakyatnya. Salam ya, kapan-kapan kalau selo suruh main ke sini ya, Mas. Pingin tahu Fadli Zon itu aslinya kayak gimana.

Oke, catet. Terima kasih ya, Ngon, sudah menyempatkan waktu untuk kami.

Iya, sama-sama. Hati-hati di jalan ya, Mas.

Exit mobile version