Cara Tokcer Menghilangkan Kutu Rambut, Hewan Tidak Sopan di Kepala Kita

MOJOK.COTidak mudah memburu dan menghilangkan kutu rambut dari kepala kita. Namun, cara nggak cerdas-cerdas amat semacam ini, sepertinya bisa dicoba.

Salah satu hewan memalukan yang sangat membuat risih para perempuan karena bisa menurunkan kadar kecantikan secara drastis adalah, kutu rambut. Kutu rambut adalah serangga kecil yang tinggal di rambut manusia dan hidup dari menghisap darah melalui kulit kepala. Ukurannya sangat kecil, sehingga tidak mudah ditemukan. Biasanya ukurannya yang paling besar pun—atau yang dianggap sebagai ratunya, hanya mentok seukuran wijen aja. Jadi bisa dibayangkan bagaimana ukuran para rakyat jelatanya?

Satu ekor kutu rambut saja, jika sudah berhasil mencaplok rambut seseorang, sungguh tak mudah untuk menangkapnya. Ya, bagaimana tidak? Ukurannya kecil, eh, warna tubuhnya ternyata sangat mudah tersamarkan dengan warna rambut kita. Sehingga, jika si biang kerok pertama ini tertangkap, biasanya sih, ia sudah berhasil membuat kerajaan di rambut kita. Jadi, jangan sedikitpun meremehkan caplokannya yang nampaknya tak berbahaya itu. Ingat ini baik-baik: ia berpotensi kuat untuk menguasai.

Rambut saya pernah terserang hewan kecil ini saat di Sekolah Dasar dulu. Si kutu yang dengan tidak sopannya mencak-mencak di rambut saya ini, berasal dari rambut teman saya yang satu tenda dengan saya saat kemah Pramuka di sekolah. Awal tertularnya memang tidak terasa. Namun, seminggu kemudian, ibu saya mulai menaruh curiga ketika saya sering menggaruk-garuk kepala—bahkan setelah keramas sekalipun.

Bla, bla, bla. Ibu saya pun langsung mengutek-utek kepala saya dan menemukan telur-telur kutu rambut di beberapa tempat. Melihat anaknya—yang dirawat penuh dengan cinta kasih ini—tertular kutu, ibu saya langsung tanya, siapa saja yang satu tenda dengan saya saat kemah. Lalu, beliau berusaha mengingat-ingat nama-nama yang saya sebutkan dan memunculkan praduga pada mereka: kira-kira siapakah kandidat terkuat yang ternyata menularkan hewan mungil ini ke kepala saya.

Ibu saya langsung mumet dengan keadaan saya itu. Meski sering terasa gatal, namun sejujurnya diam-diam saya merasa senang dengan keberadaan para kutu rambut itu. Pasalnya, saya tidak lagi merasa sendirian dan selalu memiliki teman untuk menemani ibu saya menjadi lebih perhatian kepada saya. Setiap pulang sekolah, setelah ganti baju dan makan, beliau akan meminta saya untuk tiduran di pangkuannya, lalu beliau pun melancarkan aksinya…

…berburu kutu rambut, dengan senjata sisir, sisir serit—sisir khusus untuk menjaring kutu, dan toples sebagai alat membunuh para kutu dan telur-telurnya yang tertangkap. Aksi ibu saya ini, betul-betul membuat saya nyaman, hingga sering kali membuat saya tertidur. Uhhh, sungguh saya semakin dianggap sebagai anak manis karena tidak susah disuruh tidur siang.

Sayangnya, hal ini meski berjalan dengan rutin, terstruktur, dan sistematis, ia tidak dapat bekerja secara maksimal. Yang ada, rasa-rasanya justru si kutu rambut jumlahnya semakin membludak. Sampai-sampai, saya tidak dapat lagi membedakan bagaimana sebetulnya rasa gatal itu. Sepertinya, syaraf rasa gatal di bagian kepala saya jadi mati rasa.

Namun, tentu saja ibu saya tidak hilang akal. Beliau juga rutin memberi saya obat antiparasit untuk menghilangkan si kutu air ini. Mengenai apa saja obatnya, beli saja di supermarket atau apotek. Pilih yang cocok dengan hati dan kantong. Pasalnya, merek apa saja sepertinya tidak terlalu penting. Yang terpenting, kita memiliki nyali yang cukup besar untuk datang ke kasir, mengabaikan setiap tatapan penilaian orang lain, dan menyerahkan barang tersebut—supaya bisa dibawa pulang dan digunakan sesuai dengan petunjuk yang disarankan.

Mengenai dampak dari obat penghilang kutu air ini, ternyata pada sebagian orang ada yang berdampak baik, ada yang berdampak lumayan, dan ada pula yang terlihat tidak berdampak sama sekali. Hal ini dikarenakan, kutu rambut ini sebetulnya mirip-mirip seperti bakteri. Obat penghilang kutu yang terus-terusan diberikan, pelan-pelan juga dapat dipelajari oleh si kutu ini untuk memperkuat daya tahan tubuhnya. Yang terjadi selanjutnya?

Yak betul: obat tersebut nggak ngaruh apa-apa, karena para kutu tersebut sudah kebal adanya.

Jika hal semacam ini yang terjadi, maka hanya mumetlah yang terasa dengan satu pertanyaan utama: menggunakan cara apa lagi untuk menghilangkan para kutu yang terus-terusan makan dari darah kita???!!! Kalau tidak dihilangkan dan kita nanti jadi bodoh, bagaimana??1!1!!

Ohhh, tenang saja. Jika memang sudah tidak sanggup menghilangkan si kutu rambut dengan cara manual dan jika menggunakan obat-obatan juga sudah tidak mempan. Ada satu cara praktis dan mudah dilakukan: gundul saja rambutnya atau setidaknya memotong rambut hingga sangat tipis. Jika seperti ini, kita kan jadi mudah untuk memburu si kutu rambut yang nggak sopan itu. Ya bagaimana tidak? Lha wong mereka sudah nggak punya hutan sebagai tempat bersembunyi, je. (A/L)

Exit mobile version