MOJOK.CO – Ketika duduk diatas jok All New NMAX, saya sebel kenapa sih kulit jok yang polos dan licin persis NMAX lawas itu kembali dipakai, sungguh merusak kenikmatan.
Awal 2020, All New NMAX meluncur sebagai perlawanan atas kompetitor, sekaligus menjawab masukan para pelanggan yang menuntut penyempurnaan dan penyegaran. Demi menjaga bersinarnya pamor NMAX, mengingat NMAX adalah tulang punggung penjualan skutik 150cc merek Yamaha.
Jika Anda berencana upgrade NMAX lawas ke generasi terbaru, atau Anda mungkin pengguna PCX yang sekadar ingin ganti suasana ke NMAX terbaru, saya berikan sebuah pertimbangan singkat, dari kacamata pengguna dua generasi NMAX. Bagi saya keduanya sampai sekarang masih akur nangkring satu garasi.
Lima tahun lalu, ketika NMAX hadir dalam versi rem non-ABS, harganya selisih enam juta lebih murah dari versi ABS yang beberapa bulan lebih dahulu meluncur. Bapak saya pun memboyong sebuah unit berwarna hitam kombinasi aksen silver di pelek dan panel bodi tengah alias legshield.
Betapa NMAX tampil minimalis nan elegan, tanpa striping hanya emblem timbul, dan menurut saya, pilihan warna ini sangat memancarkan aura a la skuter premium pasar Eropa. Dugaan ini makin kuat dengan tampilan iklan televisinya yang dibintangi Valentino Rossi dengan latar jalanan kota di benua Eropa.
Dahulu, NMAX dipilih bapak saya untuk menggantikan Vario 125 dengan harapan feel berkendara lebih nyaman. NMAX memungkinkan pengendara pasang posisi duduk relaks selonjoran, tambah nyaman karena shockbreaker belakang ganda. Mengingat perjalanan bapak dari rumah ke kantor menempuh jarak 23 km, atau hampir 50 km pulang pergi.
Ya, secara ergonomi posisi duduk plus didukung jok lebar dengan busa empuk nan tebal rasanya jauh lebih baik memang, namun masalah terbesar NMAX adalah kombinasi shockbreaker depan sedikit agak empuk, dipadukan shockbreaker belakang yang kerasnya minta ampun, bahkan saat berboncengan. Rasa-rasanya Yamaha memasang batu berpahat menyerupai shockbreaker.
Untuk perjalanan komuter dalam kota masih bisa ditolerir, tapi shockbreaker standar NMAX jika dipakai touring berjam-jam, bisa menyebabkan sakit pinggang dan pegal-pegal sepulang touring. Bawaannya jadi pengen pijat melulu.
Saya dan bapak masih bisa memakluminya, pikir kami, memang begini karakter produk Yamaha. Mengutamakan performa dan keasyikan berkendara daripada kenyamanan. Saya pun ikut menikmatinya, terkadang saya gantian ngelayap menggunakan NMAX ini kalau tidak dipakai bapak.
Hingga genap usia empat setengah tahunnya di Februari 2020, ketika All New NMAX mulai ready stock, bapak saya antusias untuk segera upgrade dan mengincar warna hitam doff. Namun saya menyarankan tunggu hingga versi ABS berfitur kunci keyless dirilis. Sayangnya rencana itu gagal, sebab bapak saya masih insecure kalau sistem keyless-nya ngadat tiba-tiba.
Akhirnya, saya racuni saja untuk mengambil warna biru doff daripada hitam doff. Alasannya simpel, biar sedikit agak beda dari kebanyakan NMAX yang beredar, usulan diterima.
Pukul sebelas malam, turunlah sebuah All New NMAX dari pikap menuju garasi, dibayar secara Cash On Delivery (COD). Esok harinya, saya pun turut ngereyen motor ini, sekaligus mencari poin apa saja yang diubah atau ditingkatkan dari NMAX sebelumnya.
Saya berpikir para desainer produk merancang All New NMAX sepakat pada prinsip “If it isn’t broke, so don’t fix it.” Berkaca pada kegagalan generasi terbaru Vixion, karena rombakan desain total malah terkesan memble dibanding pendahulunya.
Melongok garis desain, muka ke Thanos-thanosan masih terlihat. Secara awam, sulit membedakan wajah NMAX lawas dengan All New NMAX karena kemiripannya. Perbedaan menonjol ada di batok headlamp menyipit, dan posisi sen lebih turun ke bawah.
Perubahan drastis ada di buntut, sukses meningkatkan kegagahan berkali-kali lipat dibandingkan pendahulunya yang macam bokong babon. Desain belakang kian melebar dan sedikit nungging. Spakbor belakang kini dilengkapi sepasang mata kucing, lampu belakang LED dengan garis tegas meruncing terbelah dua. Bisa lebih ciamik kalau dipisahkan seperti halnya XMax, perkara gampang sih, tinggal ditutup skotlet sewarna bodi juga beres.
Beralih ke sektor kaki-kaki, pelek 13 inci dibalut ban berprofil persis NMAX lawas, ada penyegaran bentuk palangnya jadi menyerupai pelek Aerox, lebih keren, meski saat membersihkannya butuh usaha ekstra dengan bantuan kuas. Lalu shockbreaker tabung sebagai standar pun masih dipertahankan. Soal rasa bantingannya gimana? Simak terus, Mylov~
Ketika duduk diatas jok All New NMAX, saya sebel kenapa sih kulit jok yang polos dan licin persis NMAX lawas itu kembali dipakai, sungguh merusak kenikmatan duduk di jok empuk nan lebar menopang bokong. Buru-buru saya ganti pakai kulit jok orisinil NMAX 2018 setelah inden di bengkel resmi terdekat, untung bisa dipasang meski lekuknya sedikit berbeda.
Panel speedometer kini makin besar dan lebih mudah dibaca. Display speedometer tidak lagi menggunakan negative display seperti NMAX facelift 2018, tentu tampilan menu informasi makin lengkap dengan tombol pengaturan di setang kiri yang mirip tombol lampu dim.
Tekan tombol starter, senyap nihil suara dinamo starter. Begitu langsam langsung terasa improvement mesin jadi lebih halus, terasa di tarikan awal bahkan hingga kecepatan tinggi sekalipun. Getaran di setang pun tereduksi dengan baik. Jujur, rasanya agak pangling, rasa halus ini seakan-akan bukan ngebetot gas NMAX yang terkenal beringas dan memacu pengendara untuk makin arrow gun agresif berkendara.
Soal konsumsi bahan bakarnya gimana? Dengan gaya berkendara saya yang santai namun banter juga di jalan kosong, beberapa kali dibawa dari rumah menuju kawasan Dipati Ukur menempuh 23 km sekali jalan. Tercatat di speedometer 43-46.3 km/l, sedangkan untuk rute yang sama NMAX lawas mencatat 39-42 km/l. Selain lebih halus, ternyata mesinnya pun lebih irit.
Efeknya, All New NMAX agak pilih-pilih soal minuman. Kalau dipaksa menenggak Pertalite tenaga langsung ngedrop, ngelitik, dan cenderung kasar. Hal ini pun diamini advisor bengkel resmi waktu servis pertama, rasio kompresi All New NMAX 11,6:1 mengharuskan asupan BBM sekelas Pertamax atau lebih tinggi. Kalau NMAX lawas sih empat tahun lebih dicekok Pertalite, Pertamax, atau campur pun aman sentosa.
Lalu bagaimana bantingan ketika melindas lobang dan polisi tidur? Wow, kini jadi lebih empuk. Saya suka racikan ulang suspensi depan dan belakang All New NMAX, empuk namun tidak memantul/rebound berlebih di kecepatan tinggi seperti PCX lokal. Konsekuensi empuknya shockbreaker terutama shockbreaker belakang, tak semantap versi lawas kala melibas tikungan.
Hmmm, ngomong-ngomong soal PCX. Ergonomi duduknya menurut feel badan saya dengan tinggi 178 cm, juga jadi mirip PCX lokal. Tidak serelaks posisi duduk NMAX lawas karena kini setang lebih dekat ke badan, jok lebih tinggi, kaki pun kurang maksimal selonjoran di dek. Kombinasi ini bikin rasa duduk lebih tegap alias jadi sedikit kurang santuy dibanding NMAX lawas.
Mesin halus, getaran minim, suspensi empuk, sampai ergonomi posisi duduk. Semua hal-hal baik penunjang kenyamanan yang ada di Honda PCX lokal kini ada juga di NMAX terbaru. Termasuk gimmick seperti starter senyap, idling-stop system, power outlet, dan kunci keyless (untuk varian ABS) yang tadinya absen di NMAX, kini lengkap dihadirkan.
Jadi, untuk anda yang masih doyan kebut-kebutan, cornering, dan ber-arrowgun ria di jalanan pakai NMAX, pertahankan saja NMAX lawas yang ada. Untuk anda yang pakai PCX dan cicilannya baru lunas, lalu kepikiran ingin ganti suasana dengan mencicil All New NMAX, tidak perlu, toh NMAX terbaru mirip rasanya PCX.
Bagi pemilik NMAX lawas yang sudah terlanjur muak dengan keras bantingannya, Silahkan anggarkan dana untuk menebus NMAX terbaru. Karena ia mampu menjawab keinginan anda akan kenyamanan. Apalagi di varian ABS, shockbreaker belakang ada dua mode pengaturan biar lebih nyaman lagi.
BACA JUGA Suzuki Jimny Katana: Enak Dipandang, Nyiksa di Pinggang atau artikel lainnya di OTOMOJOK.