Kesurupan Pas Nobar Ikatan Cinta, Gara-gara Pembalut dan Setan Kayang yang Lidahnya Menjulur Keluar

Kesurupan Pas Nobar Ikatan Cinta, Gara-gara Pembalut dan Setan Kayang yang Lidahnya Menjulur Keluar MOJOK.CO

Kesurupan Pas Nobar Ikatan Cinta, Gara-gara Pembalut dan Setan Kayang yang Lidahnya Menjulur Keluar MOJOK.CO

MOJOK.COManusianya nggak punya adab, setannya baperan. Ya begitulah filosofi yang pas atas kesurupan massal pas nonton Ikatan Cinta.

Kesurupan massal ini adalah sebuah “mahakarya” sepasang pengantin baru. Pasangan ini baru saja menempati rumah kontrakan nggak jauh dari rumah saya. Nah, sebagai ketua Karang Taruna, saya kebagian tugas dari Pak RT untuk berkunjung ke rumah pasangan yang lagi puanaaas ini. Hehehe….

Tugas saya adalah menyapa pasangan ini. Biar merasa diterima gitu sebagai warga baru. Selain itu, saya juga harus menyampaikan beberapa informasi. Misalnya, fasilitas di kampung, arisan, tata kelola sampah, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Kayaknya ini tuh tugasnya Pak RT, deh. Tapi ya udah, sih, namanya dimintai tolong.

“Untuk sampah daun kering, kertas, atau kardus, Mbak sama Mas bisa buang di tempat pembuangan di dekat belokan itu ya. Yang jugangan agak besar itu. Di kampung ini nggak boleh bakar sampah. Biar nggak polusi,” kata saya sambil mencoba tersenyum selebar mungkin.

Tempat pembuangan itu berupa lubang yang sengaja digali oleh warga. Cukup besar untuk menampung sampah kering. Biar warga nggak lagi suka membakar sampah yang asapnya bikin polusi itu.

“Oya, di rumahnya Bu RT itu suka pada ngumpul. Itu lho, Mbak, nobar Ikatan Cinta. Ibu-ibu di sini dah kayak suporter bola aja kalau nonton. Seru banget. Mbak sama Mas kalau mau, datang aja, sekalian kenalan sama warga lain. ibu-ibu nobar Ikatan Cinta, bapak-bapak main remi.”

Pengantin baru itu cuma punya dua jawaban saja, antara “Ya, Mas” dan “Ya”. Hadeh. Keramahan saya terbuang percuma.

Singkat cerita, malam harinya, ibu-ibu kampung sudah duduk berjejer di depan televisi berukuran besar milik Pak RT. Televisi itu sengaja ditaruh di teras rumah ya cuma buat keperluan nonton Ikatan Cinta. Ada-ada aja, nih emak-emak kampung. Padahal lagi pandemi gini. Untung pada tertib pakai masker.

Yah, seperti biasa, ketika ada kerumunan, di situ muncul pula bakul-bakul jajanan. Siomay, cilok, batagor. Trio ini biasanya selalu ada. Nongkrong di dekat angkringan di samping pos ronda yang ada di sisi barat rumah Pak RT.

Acara harian itu berjalan dengan khusyuk. Celoteh khas emak-emak terdengar bersahutan, tetapi lirih saja, seperti takut mengganggu dialog antara Mas Al dan Mbak Andin, duo sinetron Ikatan Cinta yang jago menguras emosi emak-emak.

Di tengah suara sendu emak-emak yang baper berkat adegan “soswit” Mas Al dan Mbak Andin, tiba-tiba terdengar suara ketawa cekikikan dari barisan paling beakang.

Kompak, ibu-ibu militan Ikatan Cinta itu menoleh ke belakang. Ternyata yang tertawa cekikikan itu adalah Mbak Yanti, penghuni kontrakan baru. Awalnya, sih, ibu-ibu itu masih biasa saja. Mungkin pasangan pengantin baru ini lagi bercanda, sedang mengulas lagi “pertarungan” yang sering terjadi di home “sweat” home mereka. Hehehe….

Namun, anehnya Mbak Yanti nggak berhenti cekikikan dan membuat beberapa orang yang melihatnya jadi bingung. Ditambah lagi ekspresi wajah suami Mbak Yanti yang malah keheranan. Suaminya mencoba menyadarkan Mbak Yanti, namun cekikikan itu berganti jadi tawa histeris.

Keadaan nobar Ikatan Cinta itu mulai keos. Ibu-ibu mulai panik. Bapak-bapak yang lagi asyik mempertaruhkan nama baiknya di palagan remi segera dipanggil. Bakul cilok mendekat, mungkin merasa segala kerumunan adalah potensi cuan.

Saat itu, para warga baru tersadar kalau Mbak Yanti sedang kesurupan. Matanya membelalak lebar, Mbak Yanti mulai memberontak tak terkendali.

Sesaat kemudian, badan Mbak Yanti mulai dingin dan mengeras, bibirnya menyeringai lebar. Sedetik kemudian, Mbak Yanti kembali tertawa terbahak-bahak. Keadaan makin kacau ketika dua ibu-ibu yang mencoba memegangi Mbak Yanti malah ikut cekikikan. Wah, kesurupan yang tertukar, eh menular.

Pak RT langsung meminta saya menjemput Pak Ustaz yang rumahnya tidak jauh dari arena nobar Ikatan Cinta itu. Beberapa anggota Karang Taruna lainnya mencoba menjaga tiga ibu-ibu itu biar nggak lari karena kesurupan.

Singkat cerita, Pak Ustaz juga kewalahan menangani kesurupan massal anggota paguyuban penggemar Ikatan Cinta itu. Kalau satu disembuhkan, eh setannya pindah ke orang lain. Begitu terus. Saya hitung sudah 23 kali Pak Ustaz mencoba menyembuhkan korban kesurupan.

Malam itu saya agak bersyukur karena peserta nobar Ikatan Cinta nggak lebih dari 10 orang. Coba bayangkan kalau yang nobar sampai satu kampung. Pusing kepala Mas Al.

Karena kewalahan, Pak Ustaz meminta Karang Taruna memanggil beberapa murid ngajinya. Pak Kiai, sesepuh kampung, juga datang akhirnya.

Selama hampir dua jam, suasana nobar Ikatan Cinta bersalin rupa jadi kayak konser band metal. Keos dan kayak rusuh gitu. Hingga akhirnya, berkat kolaborasi Pak Ustaz, Pak Kiai, dan beberapa murid ngaji, korban kesurupan bisa disembuhkan, kecuali Mbak Yanti.

Setan yang merasuki tubuh Mbak Yanti nggak mau keluar. Setannya tengil, disuruh pergi malah balik ngusir Pak Ustaz.

“Kenapa kamu nggak mau keluar?”

“Aaahhhh… hahahaha,” lololo, malah ketawa.

Karena si setan ini ngeyel banget, Pak Ustaz menekan ibu jari dan perut Mbak Yanti bersamaan. Setan yang merasuki itu berteriak kesakitan dan minta ampun. Setelah keadaan mereda, Pak Ustaz bertanya lagi, “Kamu kenapa nggak mau keluar?”

Dan, ternyata, di setan ini emosi jiwa sama Mbak Yanti. Sore hari sebelum berangkat nobar Ikatan Cinta, Mbak Yanti ini membuang pembalut ke sumur tua di dekat rumah kontrakan. Masalahnya sumur tua itu adalah rumah si setan tadi.

Penghuni sumur itu nggak terima rumahnya dilecehkan dan akhirnya membalas perbuatan Mbak Yanti dengan cara merasukinya. Dia baru mau mau keluar dari tubuh Mbak Yanti apabila sampah pembalut yang dibuangnya ke dalam sumur itu diambil dan dibuang ke tempat yang seharusnya.

Pak Ustaz menyadari kalau manusia ini suka jahil nggak punya adab. Dia mengharuskan suami Mbak Yanti untuk mengambil sampah pembalut itu. Untungnya, sumur tua itu tidak lagi dalam karena pernah runtuh. Dalamnya paling cuma dua meteran saja.

Ditemani beberapa Karang Taruna, suami Mbak Yanti membersihkan sampah pembalut dari sumur itu. Setelah itu, suami Mbak Yanti menyiramkan sebotol air yang sudah didoakan sama Pak Ustaz.

Tidak lama kemudian, setan itu keluar dari tubuh Mbak Yanti. Pak RT yang gemas dengan perbuatan Mbak Yanti langsung melakukan interogasi. Pak RT kesal karena Mbak Yanti sukses membuat istri Pak RT juga ikut-ikutan kesurupan.

Mbak Yanti pun membenarkan pernyataan setan tersebut. Dia mengaku bersalah karena malas berjalan untuk membuang sampah di jugangan karena agak jauh. Lagian sampah yang mau dibuang cuma sedikit. Sayangnya, di antara sampah itu ada sampah pembalut juga.

Mbak Yanti juga sempat menggambarkan setan yang merasuki dirinya. Sesaat sebelum kehilangan kesadaran, dia melihat sosok aneh. Sosok itu berjalan dengan cara “kayang” sehingga bagian wajah dan kepalanya terbalik. Mulutnya terbuka lebar dengan lidah yang menjulur keluar.

Mbak Yanti yang ketakutan ingin berteriak sekeras-kerasnya, tapi mulutnya seperti tertahan. Sosok itu dengan cepat menghampiri dan seketika Mbak Yanti pun merasa pusing dan mual hingga kehilangan kesadaran.

Yah, nggak cuma kesadaran aja yang hilang, tapi Mbak Yanti dan ibu-ibu kampung kehilangan satu episode Ikatan Cinta yang dramatis itu.

BACA JUGA 4 Alasan Kenapa Sinetron ‘Ikatan Cinta’ Laku Keras Kayak Warung Pakai Penglaris dan cerita horor asik-asik lainnya di rubrik MALAM JUMAT.

Exit mobile version