Saya heran, deh, kenapa banyak orang nyinyirin Ibu Mega―sapaan Megawati Soekarnoputri―yang diangkat jadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)? Emang letak permasalahannya di mana? Daripada memberikan respons negatif, saya justru melihat diangkatnya Ibu Mega menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN sebagai cerminan dan suri tauladan bagi orang-orang yang tengah dalam fase quarter life crisis seperti saya.
Netizen yang terhormat, coba insting nyinyirnya dibuang dulu. Coba kita berpikir jernih dan mengambil sisi positif dari Ibu Mega.
Masalah karier, impian yang tak kunjung tercapai, melakukan hal yang sebenarnya bukan passion kita, dan permasalahan lain yang kita hadapi saat fase quarter life crisis merupakan hal yang wajar. Mungkin hampir semua orang pernah mengalaminya, tak terkecuali Ibu Mega.
Asal kalian tahu, ketika kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Ibu Mega ingin menjadi peneliti di bidang pertanian. “Saya sebetulnya ingin jadi peneliti, makanya saya ambil jurusan pertanian,” kata beliau.
Sayangnya, Ibu Mega harus menyimpan keinginan beliau untuk sementara waktu karena terpaksa berhenti kuliah. Saat itu situasi politik sedang tidak menentu.
Ibu Mega tak putus asa. Beliau mendaftar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan diterima. Kali ini cita-cita beliau bergeser dari peneliti di bidang pertanian menjadi ke ranah psikologi, namun beliau terpaksa menyimpan keinginan beliau kembali. Untuk kedua kalinya, beliau harus berhenti kuliah karena alasan yang sama.
Coba bayangin, deh, kalau kita ada di posisi Ibu Mega saat itu. Udah berhenti kuliah dua kali, masih diawasi rezim pula. Cita-cita beliau bukan lagi kandas karena dipatahkan keluarga, seperti lagu “Jam Makan Siang” oleh Hindia, melainkan dipatahkan rezim Orde Baru, bro! Kurang quarter life crisis gimana?
Kini cita-cita Ibu Mega menjadi peneliti tercapai juga. Tak tanggung-tanggung: Sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Beliau tidak hanya menjadi peneliti, namun juga Kepala Dewan Pengarah dari lembaga yang mengurusi riset dan inovasi, loh!
Nah, dari perjalanan karier Ibu Mega, kita belajar bahwa cepat atau lambat, kita pasti bisa menggapai cita-cita yang kita inginkan. Ingatlah kutipan lirik “Jam Makan Siang”: “Tak ada jalan singkat tuk menuai yang kau tanam.” Oleh karenanya, kata lanjutan lirik tersebut: “Sadari yang kau cari itu butuh dirancang, kecuali dietmu hanya makanan instan.”
Sobat insecure, tak perlu khawatir jika sekarang kita belum bisa mewujudkan apa yang menjadi passion kita. Ibu Mega aja baru bisa mewujudkan passion beliau setelah penantian selama puluhan tahun.
Katakanlah ketika sedang berkuliah, Ibu Mega berumur dua puluh tahunan. Sekarang umur beliau tujuh puluh tahunan. Itu berarti beliau harus menunggu selama lima puluh tahunan untuk mewujudkan cita-cita yang mulia itu. Betapa sabar dan gigihnya beliau untuk meraih cita-cita, bukan?
Ibu Mega mengukir perjalanan karier beliau bukan tanpa perencanaan. Sebelum dilantik sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, beliau pernah menjadi anggota DPR RI, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dan presiden. Beliau pernah memenangkan seorang calon presiden dan hingga kini masih menjadi ketua umum partai.
Menurut saya, semua yang dilakukan oleh Ibu Mega yang sudah-sudah hanyalah sambilan dan batu loncatan. Tujuan sebenarnya mungkin memang jadi peneliti.
Kalau bukan sebagai sambilan, karier Ibu Mega sebelum menjadi Kepala Dewan Pengarah BRIN barangkali semacam pengabdian masyarakat atau magang agar CV beliau tak kalah penuh dengan para milenial. Kalau tidak percaya, apa kalian ingat beliau telah menulis jurnal beberapa bulan yang lalu? Itu adalah upaya beliau agar punya portofolio untuk masuk ke BRIN.
Jadi, saya pikir diangkatnya Ibu Mega menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN sama sekali bukan nepotisme. Beliau terpilih karena kompetensi, CV, dan portofolio beliau. Kalau netizen masih bilang CV dan portofolio beliau gak relevan dengan kompetensi yang beliau miliki, ingatlah bahwa kita sebagai generasi milenial juga begitu.
Bukankah kita kerap melebih-lebihkan kemampuan kita di CV agar diterima oleh perusahaan? Acapkali pengalaman organisasi dan kepanitiaan yang dicantumkan di LinkedIn itu hanya formalitas, gak, sih? Nyatanya, kita sebenarnya gak kerja alias numpang nama doang.
Kalau harapan kalian belum terwujud sekarang, bersabarlah. Kelak semesta akan mempertemukan kalian dengan impian kalian selama ini. Tentu dengan catatan: Kalian harus punya partai, partai kalian harus berkuasa, dan kader kalian harus jadi presiden!
Getirnya Mahasiswa Kedokteran Hewan yang Menghilangkan Peliharaan Klien
Generasi Permen Karet Menyebalkan di Organisasi Kampus
Bukan LSM atau Start-up, Kerja di Pemerintahan yang Paling Enak
Balada Dinda-Dinda yang Punya Resting Bitch Face
Canlı Sonuçlar Bugünkü Canlı Maç Sonuçları, Dünkü İddaa Sonuçları İddaa Com’d
Official Web-site Do Cassino On-line Pin Up Sign In E Registr
Online Casinos Sydney 2024 » +80 Best Aussia Online Casino Site
Mostbet Türkiye: Resmi Site, Kayıt, Bonus 5 673 Giriş Yapma