Sebenarnya, tidak semua host live Shopee diperlakukan begini ketika kerja. Teman Tara, misalnya, mendapatkan gaji pasti Rp1,5 juta yang diberikan tiap bulan. Temannya itu, masuk kerja 8 jam, tapi waktu yang benar-benar difokuskan untuk live hanya 4 jam.
Ia juga menemui, terdapat para host live yang digaji hingga mencapai UMR, dengan jam kerja yang jauh lebih layak. Misalnya, ada yang digaji Rp40 ribu/jam, dengan ketentuan bebas mengambil lama waktu kerja tiap harinya.
“Sebenarnya ada yang berpenghasilan gede juga, kok, bahkan sampai UMR. Cuma aku kena apesnya aja kerja di toko yang seenaknya ini,” keluh Tara.
Pilih resign karena sistem kerja buruk dan gaji tak masuk akal
Sebab sistem kerja yang buruk dan gaji yang tak layak ini, banyak pekerja memutuskan resign dan mencari pekerjaan lain yang lebih layak. Tara jadi salah satunya.
Tapi, bahkan saat resign, ia tak terlepas dari rentetan nasib apes. Gajinya selama 7 kali kerja tak dibayarkan.
“Aku sedari awal tuh nggak dikasih kontrak kerja. Salahku juga sih yang kurang paham kalau ternyata ini tetep diperlukan. Terus waktu itu karena udah muak, aku ngajuin resign di h-3. Eh, aku diolok-olok dan gajiku nggak dikasih sampai sekarang,” ceritanya kesal.
Tara dicap tak sopan dan seenaknya sendiri karena memutus kerja secara mendadak. Padahal, tak ada kesepakatan apapun soal ketentuan resign ini diawal. Karena alasan itu, ia tak mendapat hak gajinya.
“Jadi, ya, aku cuma dapet gaji yang dikasihin waktu 5 hari training itu aja. Aku udah dapet 7 kali kerja dan itu semua jadi sia-sia karena aku sama sekali ga dapet bayaran. Bener-bener nggak ada hati nurani,” tambahnya.
Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka-Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PKKM-MBKM) Unair Surabaya di Mojok periode Juli-September 2024.
Penulis: Alya Putri Agustina
Editor: Hammam Izzuddin
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News