#3 Punya dua pintu di depan
Menurut Cholid, salah satu ciri lain yang identik dengan konsep dan filosofi warteg asli adlaah keberadaan dua pintu yang sejajar di bagian depan. Menurut Cholid, hal itu untuk memudahkan sirkulasi pelanggan yang keluar masuk.
“Tapi ada juga yang beranggapan kalau itu harapan supaya rezekinya semakin banyak,” ujarnya tertawa.
Saat mengunjungi beberapa warteg di Jogja, saya juga menemukan konsep serupa. Hampir pasti, ada dua pintu di bagian depannya.
#4 Etalase khas “layar sentuh” dan kursi panjang yang mengitarinya
Selanjutnya tentang penataan tempat duduk yang mengitari etalase makan. Bagi Cholid, selain memudahkan penataan lauk supaya terlihat jelas, juga agar sirkulasi pelanggan yang makan bisa lebih cepat.
Etalasenya biasanya berbentuk letter L mengingat jumlah lauknya yang sangat banyak. Pemilih bisa memilih lauk dengan menyentuh-nyentuh kaca sambil memberikan instruksi kepada pengelola warungnya.
#5 Nasi lengko hingga acar kuning yang khas
Tidak semua warung memilikinya, namun warteg yang benar-benar dikelola orang Tegal biasanya menyediakan menu nasi lengko. Makanan khas daerah Tegal dan sekitarnya yang terdiri dari nasi, tahu goreng, dan beberapa jenis sayuran yang dipadukan dengan sambal.
Di warung milik Cholid, nasi lengko jadi salah satu favorit para pelanggan. Mungkin karena memang sudah dihadirkan sejak lebih dari 20 tahun lalu.
Selain itu, salah satu ciri lain adalah keberadaan acar kuning. Olahan yang terdiri dari potongan mentimun dan wortel yang dimasak dengan bumbu kuning ini jadi pelengkap khas yang sering ada di warteg.
Setidaknya, itulah beberapa penanda yang mudah untuk membedakan antara warteg yang benar-benar dikelola orang Tegal dan sekitarnya dengan yang bukan. Tanda yang muncul berkat pola turun temurun antar generasi.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA 5 Penanda Warung Nasi Padang Asli dan Palsu Menurut Para Pedagang dari Minang
Cek berita dan artikel lainnya di Google News