Berawal dari coba-coba, mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Sebelas Maret alias UNS Solo justru dikenal sebagai pembaca tarot yang akurat. Terawangannya nyaris selalu tepat, sehingga membuat banyak orang mendatanginya untuk berkonsultassi.
***
Berita tentang Alif (19), mahasiswa semester 3 Sastra Inggris UNS yang bisa membaca tarot tersebar cukup cepat di fakultasnya. Bagaimana tidak, pemuda yang biasa dipanggil Kiting itu selalu menenteng kartunya ke mana-mana: menawarkan jasa pembacaan tarot kepada beberapa mahasiswa.
Entah di kantin atau di gazebo, dengan teman seangkatan maupun kakak tingkat, Kiting terang-terangan menawarkan jasanya.
Saya sendiri pertama kali menyaksikan pembacaan tarot Kiting pada suatu acara kampus. Saat itu dia menyewa tenant dan membuka booth pembacaan kartu tarot sendiri.
Kiting juga menyiapkannya secara serius. Dia membuat poster, lalu menyebarkannya ke beberapa mahasiswa UNS. Yang datang pun berjibun. Baik yang memang ingin “diramal” maupun yang hanya sekadar menyaksikan saja.
Mahasiswa Sastra Inggris UNS yang awalnya hanya coba-coba
Pada dasarnya Kiting memang tertarik dengan topik-topik yang membahas dan menganalisis karakter seseorang lewat cara-cara yang menyenangkan. Sebelum bertemu dengan tarot, dia sempat menyelami topik-topik seperti MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) dan zodiak. Namun, dia merasa cara-cara tersebut sering kali kurang akurat, terutama di MBTI.
Memang MBTI adalah ilmu analisis Psikologi yang konkret dari Myers Briggs. Akan tetapi, hasilnya yang sering kali berubah-ubah setiap kali seseorang melakukan tes membuatnya kurang percaya dengan teori ini. Di satu sisi, dia juga kurang tertarik dengan zodiak. Sampai akhirnya 2023 lalu Kiting bertemu dengan tarot.
“Awalnya hanya iseng ingin coba dibacakan oleh seorang ahli tarot. Aku malah tertarik untuk mendalaminya, lalu membacakannya untuk orang lain,” ujar pemuda asal Bogor, Jawa Barat, saat saya hubungi belum lama ini.
Dalam praktiknya, tarot memang mengedepankan kekuatan spiritual si pembaca kartu untuk menemukan jawaban dari setiap kliennya. Bahkan, tarot juga dapat menguak kejadian-kejadian yang tidak kita ketahui baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan.
Karena inilah tarot memang cukup sulit untuk dipercaya bagi sebagian orang. Bahkan tak jarang klien Kiting sendiri juga tidak mempercayai hasil proses pembacaannya. Tapi uniknya, Kiting mengaku sudah berhasil membantu seseorang lewat jasanya ini.
Bantu klien dari hubungan toxic
Belum lama ini, Senin (25/11/2024,) Kiting tiba-tiba dihubungi oleh seorang klien dengan terburu-buru. Dia diminta untuk memastikan dugaan sudah berapa lama pacarnya selingkuh.
Sebab, selama menjalin hubungan, si klien sudah menemukan gelagat-gelagat aneh.
Hasil pembacaan tarot mahasiswa Sastra Inggris UNS itu menunjukkan beberapa fakta yang baru si klien ketahui.
Singkat cerita, pembacaan tarot dari Kiting itu membuat si klien bisa lepas dari hubungan yang toxic tersebut.
Ramalan akurat, tapi tak mau imbalan
Selain masalah percintaan, Kiting juga cukup sering dimintai tolong oleh mahasiswa lain untuk menerawang nasib mereka. Pasalnya, hasil pembacaan tarot Kiting, di beberapa kasus, memang akurat. Alhasil, banyak mahasiswa yang percaya.
Misalnya, beberapa minggu lalu, Kiting mewanti-wanti seorang kakak tingkat perihal gangguan teknis yang akan dia alami terkait projek musiknya. Benar saja, di hari H, banyak alat-alat musik yang tidak bisa digunakan secara maksimal oleh si kakak tingkat.
Selain karena akurasi, Kiting kerap jadi jujukan mahasiswa lain karena dia tidak meminta imbalan dari hasil pembacaan tarotnya.
Pujian dari dosen Sastra Inggris UNS
Lantaran kegandrungannya pada tarot, tercetus ide di benak Kiting untuk menjadikan tarot sebagai objek dari tugas-tugas kuliahnya. Baru-baru ini, dia sedang menyusun proposal artikel dengan judul “Innovation of Tarot Decks in The New Age Movement” (Inovasi Set Kartu Tarot dalam Praktik Spiritual Gerakan Zaman Baru)” untuk tugas kelompok di kelas Reading & Writing Sastra Inggris UNS.
“Secara garis besar, topik proposal penelitian kami adalah sisi linguistik semiotika simbol di dalam kartu tarot,” terang Kiting.
“Selain itu juga mengulas pragmatika dari penjelasan hasil terawang atau ramalan tarot,” sambung mahasiswa semester 3 Sastra Inggris UNS tersebut.
Dosen pengampu mata kuliah ternyata merespons baik proposal yang Kiting dan teman kelompoknya susun. Menurut si dosen, topik kelompok Kiting sangat menarik.
“Pasalnya, kata dosenku, proposal kami menyasar objek baru dari kebanyakan penelitian linguistik yang biasanya terpaku pada film dan buku,” ungkap Kiting.
Karena respons baik dari dosen mata kuliah Reading & Writing itu, Kiting kini berangan-angan menjadikan tarot sebagai topik skripsinya kelak. Untuk hal ini, dia memang belum berkonsultasi pada dosennya. Namun, dia yakin, dengan kebaruan topik yang dia tawakan, dosennya di Sastra Inggris UNS pasti akan meresponsnya dengan baik. Semoga saja begitu, Kiting. Semoga lancar.
Penulis: Dahayu Aida Yasmin
Editor: Muchamad Aly Reza
Catatan:
Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo periode Oktober-November 2024
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.
.