Blibli Siap Melantai di Bursa: Menimbang Potensi dan Risiko Sebelum Membeli

Blibli mencatatkan total processing value senilai Rp24,13 triliun di semester pertama 2022. Nilai ini didapatkan dari beberapa sektor, yang pertama adalah retail.

Blibli Siap Melantai di Bursa: Menimbang Potensi dan Risiko Sebelum Membeli Saham MOJOK.CO

Ilustrasi Blibli Siap Melantai di Bursa: Menimbang Potensi dan Risiko Sebelum Membeli Saham. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COJika berminat membeli saham Blibli, kamu bisa memesannya melalui aplikasi, mulai dari Ajaib hingga Stockbit. 

Bertambah lagi daftar perusahaan berbasis e-commerce yang siap melantai di bursa saham. Setelah BUKA (Bukalapak) dan GOTO (Gojek-Tokopedia), kini e-commerce besutan Grup Djarum, PT. Global Digital Niaga Tbk atau Blibli resmi melakukan IPO dengan kode saham BELI. 

Blibli jadi perusahaan e-commerce ketiga yang melantai di bursa sekaligus menarik minat beberapa investor di media sosial belakangan. Sementara bagi Djarum sendiri, ia adalah saham nomor lima yang akan dimiliki di bursa setelah sebelumnya memiliki mayoritas saham di BBCA, TOWR, RANC, dan SUPR.

BELI sendiri ditawarkan di rentang harga Rp410 sampai Rp460 per saham. Investor sudah bisa melakukan pemesanan awal dari 17 Oktober lalu hingga terakhir 24 Oktober 2022. Selanjutnya, periode penawaran umum IPO saham BELI dibuka pada periode 1 sampai 3 November 2022. Baru empat hari kemudian, BELI akan listing atau resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 7 November 2022.

Sebelum memutuskan memesan emiten ini atau tidak, kita bahas dulu dari sisi kinerja perusahaan. Meski berbasis e-commerce, Blibli sejatinya beroperasi sedikit berbeda dari Bukalapak atau Tokopedia

Yang pertama, Blibli mencatatkan total processing value senilai Rp24,13 triliun di semester pertama 2022. Nilai ini didapatkan dari beberapa sektor, yang pertama adalah retail. Di sini, Blibli menawarkan dan menjual produk sendiri sehingga punya kuasa penuh dan kontrol terhadap harga dan margin.

Yang kedua, 3P retail di mana Blibli ada kesepakatan kerja sama dengan brand dan menjual ke pihak ketiga. Menurut Blibli sendiri, 50% sektor ini didapat dari aplikasi tiket.com yang juga merupakan anak usaha milik Grup Djarum. 

Yang ketiga, Blibli punya pemasukan dari toko fisik. Untuk diketahui juga, kalau kalian ingat, tahun lalu tepatnya di kisaran Maret, Blibli merambah sektor toko fisik yang dilanjutkan dengan akuisisi PT Supra Boga Lestari Tbk, emiten saham RANC yang menaungi jaringan pasar modern bernama Ranch Market.

Dari sisi kinerja, di atas kertas terlihat menarik ya. Namun, seperti hidup yang selalu ada hitam dan putih, emiten besutan Grup Djarum ini juga menyimpan sentimen kurang baik.

Sesuai harga IPO, Blibli berpotensi dapat dana segar maksimal di angka Rp8,17 triliun. Dari jumlah sebanyak itu, dana Rp5 triliun akan dipakai untuk membayar utang perbankan. Hal inilah yang memicu sentimen negatif, utamanya bagi calon investor.

Penggunaan dana segar hasil IPO yang 60%-nya dipakai untuk melunasi utang, secara logis akan bikin investor merasa kurang berminat. Pasalnya, investor umumnya berharap dana segar hasil IPO digunakan untuk ekspansi bisnis yang berdampak masif untuk masa depan perusahaan.

Sentimen berikutnya, di sektor Blibli, sudah ada dua saham e-commerce yang melantai di BEI tapi kinerjanya memang cukup “buruk”. BUKA yang memasang harga IPO di Rp850, pada penutupan bursa saham hari Kamis (20/10) kemarin ada di angka Rp262 per saham dan tergerus 69% dari harga IPO-nya. Nasib yang sama juga dialami GOTO yang pasang harga IPO di Rp338 per saham, tapi di penutupan bursa kemarin, parkir di area Rp206 atau tergerus 39%.

Meski begitu, kalau dilihat dari prospek masa depannya, terlepas dari kinerja perusahaan dan sentimen negatif, saham BELI terbilang cukup menarik. Saat ini, Blibli, tiket.com, dan Ranch Market sudah bersinergi dan menyatukan ekosistem bisnisnya dengan platform Blibli Tiket. 

Potensi bisnis yang digabungkan ini, diprediksi cukup besar. Dikutip dari data hasil survei Euromonitor dan Frost & Sullivan, potensi keuntungan dari penyatuan tiga lini bisnis itu diprediksi tembus US$436 miliar atau lebih dari Rp6.746 triliun.

Jika masih berminat membeli saham ini, kamu bisa memesannya melalui aplikasi, mulai dari Ajaib hingga Stockbit. Menurut saya, Ajaib sedikit lebih mudah untuk pesan IPO dan aplikasinya jarang error.

Cukup membuka akun Ajaib, kamu tinggal menuju ke fitur “Cari” dan akan menemukan deretan emiten saham yang akan IPO dalam waktu dekat. Di halaman itu, cari emiten BELI sebagai kode emiten saham Blibli dan ketika diklik, kamu akan diarahkan untuk melakukan angka penawaran awal dan memesan berapa lot yang kamu mau.

Dan mohon ingat ya, tulisan ini murni berbagi informasi secara netral tanpa tendensi melakukan ajakan untuk membeli saham atau merekomendasikan saham-saham tertentu untuk dijual atau dibeli. Pastikan kamu tahu risikonya sebelum memesan saham IPO, termasuk saham BELI, karena bursa saham sangat fluktuatif.

BACA JUGA Panduan Memulai Investasi Saham bagi Pemula dan analisis menarik lainnya di rubrik KONTER.

Penulis: Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version