Rekam Jejak Bjorka, Bocorkan Data Pemerintah hingga Siap Meretas Pertamina

Rekam Jejak Bjorka Mojok.co

Ilustrasi hacker mencoba membobol data di ruang digital. (ANTARA/HO/Pexels)

MOJOK.COPeretas Bjorka menyita perhatian masyarakat Indonesia beberapa waktu terakhir. Melalui Breached Forums yang beralamatkan di breached.to, ia membocorkan data-data rahasia milik pemerintah. Informasi terbaru, Bjorka akan menyerang Pertamina. 

Melalui grup Telegram, Bjorka menuliskan, saat ini dirinya tengah bersiap membocorkan data MyPertamina. Aksi ini ia lakukan sebagai wujud dukungan terhadap masyarakat Indonesia yang menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).  

Peretas yang kabarnya berada di Polandia itu memang kerap membagikan aksi pembobolan yang dilakukannya melalui media sosial, termasuk Twitter. Akan tetapi, akun Twitter-nya @bjorkanism baru saja ditangguhkan kemarin Minggu (11/9/2022). 

Sebelum ditangguhkan, ia sempat “menyenggol” beberapa pejabat dan orang ternama. Ia melakukan doksing Johnny G Plate, Puan Maharani, Semuel Pangerapan, Erick Thohir, dan Denny Siregar. Melalui akun Twitter-nya ia juga pernah mencuit memiliki data kartu SIM masyarakat Indonesia, data pemilih di Indonesia, hingga dokumen rahasia yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia juga mengklaim mengantongi identitas pelaku pembunuhan kasus Munir. Berikut beberapa aksi yang pernah dilakukan oleh Bjorka:

Dokumen rahasia yang ditujukan untuk Presiden Jokowi

Bjorka mengaku membocorkan ribuan dokumen surat menyurat yang ditujukan ke Presiden Jokowi pada periode 2019-2021. Dokumen itu terdiri dari 679.180 data dengan kapasitas 40 MB (compressed) dan 189 MB (uncompressed). Di antara surat-surat tersebut, terdapat kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN) yang diberi label rahasia.

Dugaan kebocoran data ini dibantah oleh pihak Istana. Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menegaskan informasi kebocoran surat menyurat itu sebuah kebohongan. Beredarnya informasi bohong itu, kata Heru, merupakan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

“Perlu saya tegaskan adalah itu sudah melanggar hukum UU ITE. Saya rasa pihak penegak hukum akan memproses secara hukum dan mencari pelakunya,” kata dia, Sabtu (10/9/2022).

Ungkap identitas pembunuh Munir

Dalam akun Twitter-nya ia menceritakan, banyak netizen Indonesia yang menantangnya mengungkapkan kasus pembunuhan Munir maupun Supersemar. Menanggapi hal itu, Bjorka mengungkap data pribadi Muchdi Purwopranjono (Muchdi Pr) yang disebutnya sebagai dalang di balik pembunuhan aktivis HAM Munir. 

Bjorka mengungkap data pribadi Muchdi Pr mulai dari nomor telepon, email, NIK, nomor KK, alamat, hingga data vaksin. Aksi Bjorka ini pun sempat trending di Twitter.

Seperti diketahui, aktivis HAM Munir meninggal dunia pada 7 September 2004 dalam pesawat Garuda GA-974 ketika sedang menuju Amsterdam untuk melanjutkan pascasarjana. Institut Forensik Belanda menyatakan Munir meninggal karena racun arsenik. 

Muchdi Pr yang pada saat itu menjabat Deputi Kepala BIN ditetapkan tersangka. Akan tetapi, pada 31 Desember 2008 divonis bebas oleh PN Jakarta Selatan. 

Data registrasi kartu SIM

Bjorka juga mengklaim memiliki 1,3 miliar data registrasi kartu SIM. Dalam situs breached.to ia memberikan 1,5 juta sampel. Data tersebut memuat sebanyak 1.597.830 baris berisi data registrasi SIM card milik masyarakat Indonesia. Isinya berupa NIK, nomor ponsel, nama provider, dan tanggal registrasi

Lembaga Riset Siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) melakukan pengecekan nomor tersebut secara acak. Hasilnya, nomor yang dijadikan sampel masih aktif. 

Data pemilih milik KPU

Bjorka juga meretas 105 juta data penduduk Indonesia yang diduga milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Data berjudul Indonesia Citizenship Database Forum KPU 105 MB itu terdiri atas 105.003.428 juta data penduduk Indonesia mulai dari NIK, Kartu Keluarga, nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, dan lain-lain. 

Terkait aksi peretasan yang dilakukannya terhadap lembaga pemerintah Indonesia, Bjorka bilang ingin menunjukkan betapa bobroknya pemerintahan yang tidak dipimpin oleh para ahli. 

“Ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata, karena mereka hanyalah orang-orang bodoh,” jelas Bjorka seperti yang dikutip dari cnnindonesia.com. 

Sumber: Antara, cnnindonesia.com
Penulis: Kenia Intan

BACA JUGA Kebocoran Data Terjadi Lagi, Kali Ini Milik Presiden, Pihak Istana Mengelak

Exit mobile version