MOJOK.CO – Boleh tidaknya berhubungan seks saat haid menjadi hal yang sering ditanyakan oleh banyak kalangan. Hal itu membuat banyak orang memilih menunda melakukan aktivitas itu saat pasangan wanita sedang masa haid.
Seperti yang diketahui, seks merupakan kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari manusia, terutama pasangan suami istri. Namun di sisi lain melakukan hubungan intim saat pasangan sedang dalam periode menstruasi disebut punya sejumlah risiko.
Terkait risiko yang bisa ditimbulkan seksolog dr. Boyke menjelaskan bahwa cairan yang dianggap darah saat haid itu sejatinya merupakan selaput lendir rahim. Saat masa mestruasi, selaput lendir rahim keluar.
Proses tersebut terjadi karena sel telur tidak dibuahi. Hal itu membuat sejumlah hormon bekerja untuk meluruhkan selaput lendir menjadi cairan yang kerap disebut darah menstruasi.
Boyke menjelaskan, saat sedang menstruasi sebaiknya hubungan intim tidak mencapai tahapan penetrasi seksual. Aktivitas itu berisiko menimbulkan penyakit endometriosis.
Endometriosis merupakan kondisi saat endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Endometrium sendiri dikenal sebagai cairan yang melapisi dinding rahim. Pada kondisi endometriosis, endometrium bisa tumbuh di indung telur, vagina, saluran kencing, bahkan usus.
“Karena darah yang seharusnya keluar akan terdorong kembali, masuk ke dalam rahim ke saluran telur, lengket di tuba dan indung telur,” jelas Boyke dalam siaran Sonora FM.
“Lama-lama, endometriosis dapat menimbulkan kista,” ujarnya.
Sementara itu, sumber lain menyebutkan bahwa hubungan seks saat haid berpotensi menimbulkan sejumlah infeksi. Dr Fitria Siwi Nur Rochmah dari Fakultas Kedokteran UII menjelaskan, saat menstruasi kondisi dinding rahim terbuka. Hal itu dapat menimbulkan risiko penyebaran infeksi.
“Infeksi yang dapat terjadi antara lain infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual seperti herpes, HIV, gonorhea dan lain-lain. Selain itu factor pH saat menstruasi akan meningkat sehingga terjadi perubahan area organ intim yang beresiko meningkatkan infeksi jamur,” paparnya dalam keterangan tertulis.
Bagi pasangan yang gairah seks muncul saat sedang haid, baiknya melakukan hubungan tanpa penetrasi seksual. Demi mencegah risiko penyakit yang mungkin ditimbulkan tadi.
Tinjauan Islam
Sementara itu, dalam tinjauan ajaran agama Islam, hubungan seks saat haid merupakan aktivitas yang dilarang. Hal itu tertera dalam Al-Qur’an dan juga hadits Rasulullah.
“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri” (Q.S Al-Baqarah: 222)
Dalam hadist ketika sahabat bertanya tentang perilaku yang dilakukan saat istrinya sedang menstruasi, Rasullullah bersabda:
“Berbuatlah apa saja kecuali bersetubuh (hubungan suami istri)” (HR.Muslim)
Manfaat
Kendati berisiko, beberapa sumber menyebutkan bahwa hubungan seks saat haid memiliki beberapa manfaat. Mengutip Healthline, setidaknya ada tiga manfaat melakukan penetrasi seksual saat sedang menstruasi.
Pertama yakni meredakan sakit kepala. Perempuan yang sedang haid kerap mengalami kondisi ini akibat peningkatan hormon testerogen. Sebuah survey menyebut, sebagian perempuan merasa hubungan seks mampu untuk mengurangi rasa sakit kepala tersebut.
Hubungan intim juga dianggap mampu mengurangi kram perut yang umum dialami perempuan yang sedang haid. Saat orgasme, hormon endorfin yang dilepaskan dapat mengurangi rasa kram dan nyeri.
Selain itu, periode haid juga disebut menjadi lebih singkat jika melakukan hubungan seks. Kontraksi saat orgasme dinilai mampu membuat darah haid lebih cepat keluar.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono