Rasanya selalu ada hal yang unik dan menarik tiap kali Presiden Jokowi berpidato. Entah momennya, entah audiennya, atau entah materi pidatonya. Nah, hal itu kembali terjadi tatkala Jokowi berpidato dalam forum pertemuan tahunan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali, pada Kamis 11 Oktober 2018 kemarin. Dalam forum tahunan yang diikuti oleh delegasi-delegasi negara-negara dunia tersebut, Jokowi menyarankan para peserta untuk mendengarkan dangdut.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara paling bahagia menurut beberapa survei.
“Jika yang Anda cari adalah kebahagiaan maka Anda datang ke tempat yang tepat, di sini, di Indonesia. Kita mungkin bukan negara terkaya, kita mungkin bukan yang paling maju, tetapi ternyata kita adalah salah satu orang paling bahagia di dunia,” ujar Jokowi.
Selain salah satu negara paling bahagia, Jokowi juga memaparkan fakta tentang Indonesia yang menjadi salah satu negara yang paling optimistis dan negara dengan tingkat kepercayaan publik yang tinggi.
Dalam pidatonya tersebut, Jokowi menyebut bahwa mendengarkan dangdut merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh orang Indonesia untuk tetap bahagia.
“Satu saran terakhir saya untuk mencari kebahagiaan. Saya sangat menyarankan Agar Anda semua sering mendengarkan musik dangdut. Ini adalah salah satu musik paling bahagia di dunia. Bahkan saya terekam baru-baru ini asyik berjoget mendengarkan dangdut ini.”
Apa yang dikatakan oleh Jokowi ini sedikit-banyak memang ada benarnya. Maklum, orang Indonesia ini, kalau sudah mendengarkan dangdut, bawaanya cuma pengin goyang melulu. Masalah hilang entah ke mana, hutang langsung terlupa, ditolak cintanya biasa saja, tak diterima kerja juga tenang-tenang saja.
Bagi Indonesia, dangdut agaknya memang sudah terbukti sebagai pengobat lara dan pengundang bahagia.
Apakah langkah kebahagiaan yang ditempuh oleh orang-orang Indonesia melalui dangdut ini bisa ditiru oleh negara-negara lain yang belum sebahagia Indonesia? Entahlah, tapi yang jelas, jika memang apa yang dikatakan oleh Jokowi ternyata diaplikasikan oleh negara-negara lain, maka dalam waktu dekat, bukan tak mungkin orkes-orkes dangdut kebanggaan kita seperti Monata, Sera, Sagita, atau New Pallapa bakal manggung di negara-negara dengan tingkat kebahagiaan minim atau negara rawan konflik seperti Burundi, Rwanda, Bangladesh, Honduras, Lesotho, atau Botswana.
“Satu tembang secawan madu, spesial buat warga Lesotho sekalian, tentu saja bersama biduan kesayangan kita semua, Ratna Antika, Mooooo Naaaaaa Taaaaa….”