13 Bank Syariah yang Paling Banyak Digunakan Masyarakat Indonesia

Bank syariah dengan nasabah terbanyak di Indonesia. MOJOK.CO

Ilustrasi Bank syariah dengan nasabah terbanyak di Indonesia. MOJOK.CO

MOJOK.COBank Syariah Indonesia (BSI) menjadi bank syariah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat muslim Indonesia. Sebanyak 51 persen responden Survei Populix menggunakan lembaga keuangan pelat merah itu. 

Di Indonesia terdapat ratusan perbankan syariah yang terdiri atas Bank Umum Konvensional (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Di antara ratusan jenis itu, terdapat 13 bank yang penggunanya paling banyak di Indonesia. Berikut bank-bank tersebut.

  1. BSI (51 persen)
  2. BCA Syariah (22 persen)
  3. Bank Aladin Syariah (10 persen)
  4. Bank Muamalat (9 persen)
  5. BTN Syariah (7 persen)
  6. CIMB Niaga Syariah (7 persen)
  7. Bank Mega Syariah (6 persen)
  8. Bank BJB Syariah (5 persen)
  9. BTPN Syariah (5 persen)
  10. Bank Sinarmas Syariah (4 persen)
  11. Bank KB Bukopin Syariah (4 persen)
  12. Panin Dubai Syariah (3 persen)
  13. OCBC NISP Syariah (3 persen)

Masi melansir Survei Populix, mayoritas responden memanfaatkan produk menabung syariah, jumlahnya mencapai 73 persen. Selain itu, responden juga menggunakannya untuk produk tabungan haji (19 persen), deposit syariah (15 persen), pinjaman syariah (11 persen), KPR syariah ( 9 persen), giro syariah (8 persen), dan pegadaian syariah (5 persen). 

Survei berjudul “Insights and Customer Perspective of Halal Industry in Indonesia March 2023” itu melibatkan 1.014 responden muslim di Indonesia. Mereka merupakan generasi Z dan milenial yang tersebar di Pulau Sumatera (15 persen), Pulau Jawa (72 persen), dan pulau lain (13 persen). Mayortias responden merupakan pekerja yang memiliki status ekonomi kelas menengah. 

Bank Syariah Indonesia tengah menjadi perhatian

Sebenarnya tidak mengherankan BSI menjadi bank syariah yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Bank yang baru berusia dua tahun itu adalah hasil merger dari tiga bank syariah plat merah di Indonesia yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah. Merger itu secara resmi lahir pada 1 Februari 2021, Presiden RI Joko Widodo sendiri yang meresmikannya di Istana negara. 

Apabila menilik profilnya, saham BSI mayoritas dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50,83 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,25 persen. Sisanya adalah pemegang saham yang masing-masing di bawah 5 persen.

Beberapa waktu terakhir bank pelat merah ini tengah menjadi perhatian karena pelayan m-banking dan ATM terganggu selama beberapa hari sejak 8 Mei 2023.  Belakangan diketahui, gangguan itu disebabkan oleh ransomware yang diduga membuat 1,5 terabyte data milik 15 juta nasabahnya bocor. 

Pihak  BSI pun mengaku memang ada sabotase. Namin BSI mengaku sudah menurunkan tim ahli untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tim juga akan memperkuat sistem layanan agar data nasabah, karyawan, dan mitra tidak terkena peretasan. 

Kendati BSI sudah berupaya mengatasi permasalahan ini, reputasi BSI tetap bisa tercoreng. Pengamat Ekonomi Aceh Rustam Effendi mengamati risiko reputasi hal ini lah yang berbahaya. Kepercayaan nasabah BSI yang menurun memungkinkan mereka berpindah ke yang lain. Apabila hal ini terjadi, tingkat kesehatan BSI pun akan ikut terpengaruh. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Rahasia Ramahnya Satpam BCA yang Kriteria Masuknya Nggak Kalah dari Polisi

Cek berita dan artikel lainnya di Google News.

Exit mobile version