Ajaran Sunan Bonang: Jalan Kembali Kepada Allah adalah Cinta

Ajaran Sunan Bonang: Jalan Kembali Kepada Allah adalah Cinta MOJOK.CO

Sunan Bonang

Sunan Bonang merupakan satu dari 9 anggota Wali Songo. Sunan Bonang memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim. Ia lahir di Jawa Timur.

Menurut B.J.O. Schrieke dalam Het Book van Bonang (1916), Sunan Bonang lahir sekitar tahun 1465 Masehi. Ia terlahir dari keluarga Wali Songo. Ayah dan kakeknya merupkan anggota Wali Songo. Ayahnya adalah Sunan Ampel, sementara kakeknya ialah Sunan Gresik.

Sunan Bonang lahir dari perkawinan Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila (Dyah Siti Manila binti Arya Teja). Sewaktu kecil ia berguru kepada ayahnya sendiri di Pesantren Ampel Denta. Ia berkawan akrab dengan Raden Paku (Sunan Giri).

Seusai berguru dengan ayah, ia pergi ke tanah seberang yakni negeri Pasai untuk memperdalam ilmu agama. Pasai merupakan pusat pengajaran ilmu sufi di Nusantara yang pada waktu itu cenderung ke ajaran Al-Halajj.

Sepulangnya dari perantauan, sang ayah memerintahkannya untuk berdakwah di daerah Tuban, Rembang, Pulau Bawean, dan Madura.

Lantas apa inti ajaran dari Sunan Bonang dalam tiap dakwahnya?

Ilmu Tasawuf, Ajaran Sunan Bonang

Tiap Wali Songo memiliki keahlian atau ilmu pengetahuan masing-masing. Begitu pula dengan Sunan Bonang. Sebagai cendekiawan Islam ia dikenal sebagai wali yang menguasai ilmu tasawuf, fikih, ushuludin, kesenian, dan kesusastraan.

Ajaran Sunan Bonang adalah perpaduan antara ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf. Tasawuf sendiri bisa berarti jalan atau cara manusia mendekatkan diri kepada Allah untuk mencapai ridha-Nya.

Para pengamal ilmu tasawuf biasanya orang-orang yang rindu kepada Allah. Mereka rela meninggalkan segala keduniawian untuk menghadapkan segenap jiwa raga hanya kepada Allah.

Ajaran tasawuf cinta (‘isyq) Sunan Bonang memiliki kesamaan dengan ajaran Jalaludin Rumi. Intinya, apabila Allah menciptakan segala sesuatunya dengan cinta, maka jalan kembali kepada-Nya ialah dengan cinta.

Sunan Bonang meyakini cinta di sini sama dengan iman, pengetahuan intuitif atau makrifat, dan kepatuhan kepada Allah. Untuk mencapai itu, orang mesti mengesampingkan ego atau hawa nafsunya dan masuk ke dalam kebakaan.

Dengan kata lain cinta adalah keyakinan mendalam kepada Allah beserta kehendak-Nya, yaitu haqq al-yaqin. Haqq al-yaqin inilah sumber paling murni dari kemauan sejati dan perbuatan yang indah.

Berdakwah lewat seni musik

Merujuk dari buku Sejarah Islam Nusantara karya Rizem Aizid, Sunan Bonang memanfaatkan kesenian dan budaya masyarakat setempat menjadi media dakwah. Kesenian tersebut berupa seperangkat gamelan yang disebut bonang. Bonang ialah sejenis kuningan yang bagian tengahnya menonjol.

Bila benjolan itu ditabuh dengan kayu lunak akan timbul suara yang merdu. Terlebih jika yang menabuh Sunan Bonang sendiri, musik yang keluar akan terdengar merdu. Sunan Bonang sendiri ialah seorang wali yang memiliki cita rasa tinggi.

Ia telah menciptakan banyak karya seni. Di antaranya Suluk Wujil, Suluk Khalifah, Suluk Regok, Suluk Bentur, Suluk Wasiyat, Suluk Jebeng, dan masih banyak yang lainnya.

Sunan Bonang juga mengubah gamelan Jawa yang pada masanya kental dengan nuansa Hindu menjadi nuansa Islami.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sunan Kalijaga Hobi Traveling, Sunan Bonang Beri Julukan Ini
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Exit mobile version