Surat untuk Bu Ani Yudhoyono, Capres (Kita?) 2019

Surat untuk Bu Ani Yudhoyono, Capres (Kita?) 2019

Surat untuk Bu Ani Yudhoyono, Capres (Kita?) 2019

Yang saya cintai, Ibuk Ani Yudhoyono.

Buk,

Kemarin malam itu saya sebenarnya sudah liyer-liyer, ngantuk, waktu saya buka-buka Facebook dan kemudian mendapati berita itu. Iya Buk, berita bahwa Ibuk sudah dicalonkan sebagai calon presiden untuk 2019 nanti. Namun, demi melihat foto Ibuk yang anggun dengan jas biru Demokrat dan tangan diangkat ke atas itu, saya langsung mak gregah duduk bersila. Hilang ngantuk saya. Saya merasa mendapatkan aliran energi kosmis dari tangan Ibuk yang diangkat itu. Tak cukup ngantuk saya hilang, saya pun jadi punya semangat untuk segera bergegegas ke dapur mberesi cucian piring saya.

Luar biasa sekali kan Buk, hanya dengan melihat foto Ibuk saja, kemalasan, dan rasa ngantuk saya hilang. Kalau kata orang, malas dan ngantuk itu karena kita sedang dibelai-belai sama setan. Nah sepertinya, saat para setan yang sedang membelai saya ikutan melihat foto Ibuk di FB itu, mereka langsung mencelat kaget. Makanya, saya juga langsung terduduk tadi. Lha gimana mereka enggak kaget. Wong yang mereka tunggu di foto itu kan sebenarnya Mbak Annisa Pohan, bukannya Ibuk. Karena itu, saya yakin setan yang bertugas membelai-belai saya itu pasti setan cowok, masih muda pula.

Buk,

Berhubung saya itu sayang sama Ibuk, makanya saya nulis surat ini. Apalagi kan memang sekarang sedang modelnya kirim surat-surat terbuka macam ini. Cuma anomali dan entah peri apa yang merasuki kepala suku Mojok waktu itu sehingga beliau memilih membuat surat tertutup yang bikin geger untuk Mbak Dian Sastro itu.

Saya sebenernya berharap, kemarin malam itu juga Dek Agus Mulyadi segera bergegas menulis surat semacam ini untuk Ibuk. Tapi sayang, pagi-pagi saya buka Mojok artikel yang mucul malah tentang Om saya yang kaya dan gagah itu. Ha mbok yakin pasti Ibuk juga merasa gelo kan? Lha sudah dibikin heboh kok jebulnya enggak digagas sama kru Mojok dan followersnya. Terus rakyat Indonesia bagian mana yang bilang ke Bang Ruhut kalau Ibuk sebaiknya nyapres?

Buk,

Saya mendukung Ibuk 1000% untuk jadi calon presiden di pemilihan 2019 nanti. Siapa lagi coba Buk, yang akan seberani Ibuk. Bu Mega sudah terlalu sepuh. Mbak Dian Sastro masih harus menikmati kepopuleran dia sampai belasan tahun mendatang karena AADC 2 nya nanti. Bu Risma masih digondeli sama arek Suroboyo biar tetep di sana. Sedangkan Saya masih sekolah sama masih pingin punya anak lagi.

Nah, kalau sudah begitu, yang masih selow dan enggak begitu sibuk sehingga masih sempet maju nyapres ya cuma Ibuk thok. Apalagi ada Suami tercinta yang sudah pengalaman nyapres dua kali dan berhasil. Makanya, demi mengangkat harkat dan martabat ibu-ibu rumah tangga Indonesia, saya dukung Ibuk sepenuhnya mewakili kami untuk nyapres. Oleh karena itu, Buk, saya hendak menyarankan beberapa hal ini buat persiapan Ibuk. Mumpung 2019 masih 3 tahun lagi.

Yang pertama, Buk.

Mulai sekarang, Ibuk jangan lagi pakai nama Yudhoyono di belakang nama Ibuk. Bukan karena nanti Ibuk dituduh mendompleng nama beken Suami bukan. Karena memang itu kenyataan jadi ga mungkin dituduhkan. Tapi Buk, ketahuilah bahwa menurut orang-orang yang paham agama, memakai nama suami di belakang nama kita itu dosa. Lha daripada itu jadi bahan black krupuk eh campaign, mending lak dari sekarang Ibu mulai mempopulerkan lagi nama asli Ibuk.

Bolehlah kalau pakai nama Bapaknya Ibuk di belakang nama Ibuk. Itu katanya halal. Ini penting lho Buk. Masalahnya, masih banyak rakyat Indonesia yang enggak tahu nama Ibuk itu siapa. Lha termasuk saya ini. Asli 1000% saya enggak tahu, Buk. Apalagi kalau itu dipermasalahkan oleh sekelompok orang yang suka mendosa-dosakan itu. Waaaah bisa sulit Buk. Di negeri ini, semua yang berkaitan dengan halal-haram itu krusial untuk dijadikan bahan kampanye. Kecuali kalau Ibuk nanti nyapresnya di Amerika atau di Gabon sana, nah itu pasti enggak masalah.

Yang kedua, Buk.

Mulai sekarang, manfaatkanlah kamera Ibuk yang telenya sepanjang termos jarang panas itu. Buat apa? Lha yo buat motret to, mosok buat bikin teh. Potretlah hal-hal yang kira-kira sensitif dan bisa mendongkrak popularitas Ibuk. Apa saja contohnya? Ha banyak, dan saya rasa saya enggak layak buat ngasih tahu Ibuk, soalnya sebagai Istri Mantan Presiden yang sering petentang-petenteng bawa tustel, saya yakin Ibuk pasti jauh lebih mengetahui objek foto apa saja yang kira-kira bagus dan instagram-able.

Nanti kalau fotonya mau diposting di sosial media, jangan lupa dikasih caption yang bagus dan menggugah. Kalau perlu, tambahkan kata-kata bijak atau kata-kata mutiara yang quote-able. Itu sangat bagus sebagai salah satu media kampanye ibuk. Oh ya, Sesekali coba juga untuk memposting foto Suami tercinta dengan caption yang sangar dan berwibawa, ingat, caption yang berwibawa, jangan malah caption yang menye-menye seperti “Satu shaf di belakangmu!” atau “tanpamu, aku hanya butiran debu,”

Yang terakhir, Buk. Ini penting sekali.

Berhubung capres-capresannya masih agak lama. Lagian dampak capres-capresan yang kemaren aja masih terasa. Terus lagi untuk setahun ini kami baru sibuk sama cagub-cagub-an, Ibuk tolong jagalah kesehatan, terutama kesehatan kulit Ibuk agar tetap bisa awet muda sampai tiga tahun mendatang, yah setidaknya biar enggak terlalu kalah telak sama Mbak Annisa atau Mbak Dian Sastro. Bisa lah Ibuk nglarisi para em-el-em-ers kosmetik yang gencar berjualan itu. Sukur-sukur kalau Ibuk mau jadi membernya, kan lumayan Buk, semua untung, mereka bisa dapat downline, Ibuk pun bisa menikmati kulit wajah dan tubuh yang selalu sehat berseri sepanjang hari.

Karena buk, mensejahterakan rakyat Indonesia itu bisa dimulai dari mensejahterakan pedagang kosmetik. Udah sih, itu aja…

Exit mobile version