Awkarin Jual Akun Instagram itu Mau Back to The Real Life atau Back to Recycle Bin?

MOJOK.CO – Untung alasan Awkarin jual akun Instagramnya buat “back to the real life”, coba kalau “back to recycle bin”, bakalan duet sama Young Lex lagi dia.

Bulan lalu, internet pecah ketika Reza “Arap” Oktovian hapus channelnya di YouTube. Lalu, channel tersebut muncul lagi beberapa hari kemudian dan berganti nama menjadi “Rumah Anyo”.

Ternyata Reza Arap sudah menghibahkan channel miliknya untuk Yayasan Anyo Indonesia yang peduli anak kanker. Di balik kata-kata kasarnya selama ini, tak disangka Arap menyimpan hati yang lembut. Muka preman, mulut jamban, tapi hati yayasan.

Melalui aksi ksatrianya itu, seakan Arap menyatakan, “Aku cinta anak kanker.”*

*) Catatan, kalimat tersebut diucapkan pakai nada Coki Pardede dari Majelis Lucu Indonesia (MLI).

Tak mau kalah dengan gamer ganteng, selebram cantik Awkarin ikut-ikutan pensiun dari dunia yang membesarkan namanya: semula namanya “awkarin” menjadi “AWKARIN”. Awkarin ingin berhenti main Instagram dan berniat jual akun.

Buset dah. Naluri bisnisnya kencang banget mbak-mbak begajulan satu ini. Nggak puas selama ini memakai akunnya sebagai wadah jualan orang (endorsement), sekarang sampai akun-akunnya juga ikut dijual. Ibarat penjual mi ayam yang sudah laku menjual sekian mangkok, lalu menjual gerobaknya juga.

Hal ini bisa saja bikin warganet berburuk sangka: setelah akun pertamanya laku, Awkarin bakalan bikin akun baru dan mengumpulkan follower sebanyak-banyaknya, lalu menjualnya kembali dengan harga tinggi. Wah, kalau boleh nanya ini, terus apa bedanya Awkarin dengan peternak akun dong?

Namun, menurut pengakuan Awkarin, di balik keputusannya terdapat alasan tulus: back to the real life. Awkarin ingin menjalani kehidupan normal. Alasan yang sama ketika Reza Arap tutup channel: menikmati uangnya di kehidupan nyata.

Berarti selama ini, tanpa disadari, Awkarin mengaku telah menjalani kehidupan yang tidak normal. Penasaran saya, memang di bagian manakah yang tidak normal?

Pertama, Awkarin terkenal setelah bikin vlog pacaran dengan Gaga Muhammad. Gaya pacaran yang pamer kemesraan dan kemesuman bikin dirinya dihujat netizen: merusak moral bangsa. Bahkan bersama rekan sesama selebgram seksi, Anya Geraldine, Awkarin sempat dipanggil Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Yah, siapa tahu sebenarnya KPAI lagi mau minta folbek.

Tak lama setelah pamer pacaran dengan anak-anak, Awkarin malah diputusin. Kontan Awkarin nangis sejadi-jadinya dan direkam dan disebarkan di YouTube dengan sadar oleh dirinya sendiri. Netizen kompak menertawakan tatonya Awkarin yang nggak matching dengan gaya meweknya yang ngabisin banyak tisu.

Dari tangisan anak gaul tersebut nama Karin Novilda pun jadi buah bibir. Menggandeng Young Lex si bad boy, Awkarin mendapuk dirinya sebagai tandem: bad girl. Melalui lagu rap berjudul Bad, duo bad influencer tersebut bangga menjadi anak nakal yang bisa cari duit sendiri.

Karin perlahan move on dari Gaga dan berpacaran dengan Oka Mahendra Putra, CEO Takis Management yang menaunginya. Bersama Oka, Karin tumbuh lebih dewasa: pacaran sambil bekerja. Pamer kemesraan pun bisa dikurangi. Tapi kalau pamer aurat, tetep. Sembari menunggang kuda, Awkarin tampil seronok di video klip Badass.

Sayang, hubungan Karin dan Oka kandas di tengah runtuhnya Takis Management. Pasca putus dari Karin, Oka meninggal dunia. Hati Karin pun hancur.

Belakangan, Karin semakin dewasa. Dia mulai mengurangi bikin kontroversi. Dia juga bertekad ingin dikagumi para lelaki bukan karena lekuk tubuh. Padahal yang mengagumi lekuk tubuhnya juga siapa? Karin ingin jadi idola karena pemikirannya. Jadi, esais kayak Kalis Mardiasih aja, Mbak Karin.

Bahkan Karin mulai ceramah tentang pentingnya memajukan bangsa. Padahal yang selama ini bikin bangsa mundur ya dia-dia juga. Namun, itu tetap kabar baik. Karin telah sadar dulu dirinya salah dan mau berbenah.

Pencapaian tertinggi seorang selebgram bukanlah pamer mobil mewah dan tas mahal, liburan di Bali bersama para barbie, bikin lagu rap diss track menghina kemiskinan haters dan membanggakan hasil kerja keras sendiri. Itu semua bukan pencapaian, melainkan kesombongan, pendidikan riya’ dan ketamakan. Begitulah kata Tretan Muslim yang selalu menjadikan riwayat Sahabat Nabi sebagai referensi.

Awkarin mencontohkan bahwa pencapaian terakhir menjadi selebgram adalah meninggalkan Instagram itu sendiri dan kembali ke kehidupan nyata. Ibarat game, itulah tanda sudah menamatkan permainannya. Bukan hanya untuk selebram, berhenti main Instagram memang dirasakan perlu untuk pengguna Instagram biasa seperti kita-kita.

Jika lebih banyak toxic daripada manfaat karenanya, itulah waktunya puasa Instagram. Sudah banyak orang yang puasa Instagram dan mendapatkan hasilnya: lebih produktif dengan hati tenang. Selama ini, Instagram membuat kita mencampuri hidup orang lewat Lambe Turah, berdebat dengan Bu Ani Yudhoyono, dan julid dengan Syahrini. Hati pun menjadi gelisah melihat kesuksesan teman. Mulai tidak bersyukur dengan hidup sendiri karena membanding-bandingkan dengan insta stori orang lain.

Dengan puasa Instagram, kita bisa menyegarkan jiwa dari segala gangguan. Menjauhi hasad, iri, dengki, memaki-maki, ghibah, dan fitnah. Fokus dengan kerjaan dan konsen dengan kehidupan sehari-hari. Tanpa perlu laporan kepada follower Instagram. Jika puasa Instagram aja manfaatnya demikian, bagaimana kalau Awkarin yang berhenti total?

Sebenarnya istilah back to the real life kurang cocok sih buat Awkarin. Ya kali mau balik kayak Awkarin yang dulu lagi; suka bikin kontroversi, bikin video klip yang ada sunahnya (naik kuda), lalu mendaku diri sebagai bad girl. Kalau baliknya kayak begitu ya bukan back to the real life namanya, tapi back to recycle bin. Kalau yang ditempuh jadi jalan yang lebih baik ya bikin aja kredo back to the future.

Jadi, setelah meninggalkan Instagram, patut ditunggu apa langkah Karin selanjutnya? Saya sih percaya perubahannya akan ke arah positif gitu. Ada netizen yang berseloroh Karin ingin ikut tes CPNS. Akan tetapi, melihat gaya orasinya yang mengajak untuk peduli bangsa dan membangun negeri, saya justru memprediksi Karin bakal jadi kader PSI (Partai Solidaritas Indonesia).

Maka jangan kaget jika satu dekade dari sekarang, foto Awkarin yang biasanya tampil di kronologi Instagram, tahu-tahu mejeng di sekolah-sekolah, tepat di sebelah lambang Garuda Pancasila.

Wadoooo, kalau udah begitu, fotonya nggak bisa di-dislike dong.

Exit mobile version