7 Keanehan Pantai Pangandaran yang WTF Banget tapi Anehnya Pantai Ini Tetap Ramai Pengunjung

Pantai Pangandaran Menyimpan 7 Keanehan yang WTF Banget MOJOK.CO

Ilustrasi Pantai Pangandaran Menyimpan 7 Keanehan yang WTF Banget. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COPantai Pangandaran menyimpan 7 fakta yang WTF banget. Namun, meski aneh dan menyebalkan, pantai ini tetap ramai oleh pengunjung. Ajaib!

Pantai Pangandaran di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ibarat gadis cantik bergigi ompong. Selalu ada yang mengganjal di hati dan membuat malas siapa saja yang naksir dan ingin mengawininya.

Keindahan Pantai Pangandaran yang melegenda belakangan semakin banyak digugat. Apalagi kalau bukan karena keganjilan demi keganjilan yang membuat pengunjung berkerut keningnya sambil mengumpat dalam hati: WTF!

Keganjilan, keanehan, atau anomali itu terjadi karena perilaku orang-orangnya,  termasuk para wisatawan. Nah, tulisan ini adalah sudut pandang warga asli Pantai Pangandaran, yang berusaha merasakan suasana batin para pelancong. Jadi bisa saja salah (tapi kayaknya bener, sih).

Berikut adalah daftar 7 Keanehan Pantai Pangandaran yang WTF Banget!

#1 Calo kamar adalah front office kami

Pernah suatu kali sepulang merantau, saya menggunakan sepeda motor berpelat nomor B untuk aktivitas sehari-hari. Karena lokasi rumah saya di dalam kawasan wisata Pantai Pangandaran, maka setiap lewat di pintu karcis, penjaga sering memberhentikan saya. 

Tapi itu bukan cerita yang paling WTF. Bagian yang paling membagongkan adalah calo kamar selalu mengejar begitu saya melintas di kawasan pantai. Itu terjadi setiap saya berkendara memakai helm dan membonceng seseorang.

Saya berpikir kutukan plat nomor B itu akan hilang setelah saya meng-upgrade kendaraan menjadi roda 4 dengan nopol lokal. Ternyata para calo kamar itu tidak bisa membedakan plat nomor Z Pangandaran dengan Z daerah lain kayak Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, dan Sumedang.

Alhasil, saya juga sering dikejar ketika membawa keluarga melintas ke daerah Pantai Pangandaran. Lebih WTF lagi, calo kamar yang mengejar adalah SAUDARA SAYA SENDIRI.

Oh ya, orang Pangandaran rata-rata memang memiliki mental calo. Orang luar biasanya senang berkenalan dengan orang Pangandaran karena dianggap bisa dimanfaatkan saat mereka punya niat berlibur. Di situlah kamu masuk perangkap. Karena di setiap pertanyaanmu tentang kamar, oleh-oleh dan lain-lain, di situ ada buah rupiah yang bisa dipetik oleh kami kaum calo.

#2 Kami semua adalah tukang parkir

Sumpah serapah terhadap tukang parkir adalah cerita yang sering kita dengar dari para pemilik kendaraan dari Sabang sampai Merauke. Tapi percayalah, tidak ada situasi paling aneh dan WTF dibandingkan dengan dunia perparkiran di Pantai Pangandaran.

Saya tidak tahu apakah wisatawan sadar fakta ini. Tapi baiklah akan saya bocorkan.

Jika kamu memarkir kendaraan di sepanjang Pantai Pangandaran atau di sembarang sudut keramaian, jangan berharap kamu lolos dari jeratan mamang parkir. Jika saat parkir kamu tidak melihat tukang parkir, saat kamu akan pergi, bunyi peluit akan terdengar entah dari mana.

Inilah rahasianya. Kami semua adalah tukang parkir. Mau tukang bakso, tukang becak, tukang rental ATV, penjaga warung, semua memiliki peluit tersembunyi di saku kami.

Kejadian paling WTF yang pernah saya saksikan adalah, tetangga saya yang sedang melintas tiba-tiba berhenti dan meninggalkan motornya. Itu lantaran dia melihat ada mobil tak bertuan (parkir) yang ingin meninggalkan lokasi. Dengan sigap, dia mengeluarkan peluit dari saku celananya.

Oh ya, untuk kamu ketahui sebenarnya pemerintah setempat telah menarik biaya parkir saat kamu membayar tiket masuk. Jadi pungutan parkir di pantai itu murni kreativitas kami. Hehehe.

Baca halaman selanjutnya: Pantai yang penuh keanehan, tapi tetap ramai pengunjung.

#3 Kalau bisa menahan pipis, kamu hemat goceng

Kamar mandi berbayar di Pantai Pangandaran adalah jebakan yang tidak bisa kamu hindari. Kecuali kamu mau boker di kebun atau pipis gaya anjing di semak-semak.

Sudah biasanya kalau main di pasir pantai, orang kudu membersihkan diri di kamar mandi. Di situ, kamu akan menemukan papan teror bertuliskan informasi: pipis, ee, mandi semua Rp5.000.

Memiliki aset kamar mandi di sekitar kawasan wisata Pantai Pangandaran adalah rezeki nomplok. Banyak keluarga kukuh mempertahankan aset kamar mandi mereka meskipun dihimpit gedung-gedung hotel. Kabar baiknya, para juragan WC tersebut umumnya adalah warga lokal. Sementara hotel banyak dimiliki orang-orang luar.

#4 Info rutin dari Kang Lifeguard: Telah ditemukan seorang anak….

Keberadaan Mamang Penjaga Pantai atau Lifeguard adalah daya tarik tersendiri di kawasan wisata Pantai Pangandaran. Mereka mengingatkan kita pada serial TV Amerika, Baywatch. Tapi sayang, tidak ada kru yang modelnya mirip Pamela Anderson.

Serba-serbi cerita para penjaga pantai ini ada yang keren, horor, ada juga yang kocak. Cerita yang bikin iri di antaranya adalah kisah-kisah percintaan para beach boy ini dengan cewek-cewek bule musiman.

Bermodalkan Bahasa Inggris survival mode, aksi mereka menyenangkan para cewek bule membuat cowok-cowok budak korporat dari kota-kota besar menelan ludah. Buat kamu yang sering ke Pantai Pangandaran pasti sering mendengar dua pengumuman dari pos penjaga pantai. Pertama, jangan berenang di area berbahaya. Kedua, telah ditemukan seorang anak.

Kasus pertama memuat pesan bahwa mati adalah pilihan. Entah apa yang ada di pikiran wisatawan yang tetap berenang meskipun ada spanduk atau rambu-rambu larangan berenang di sana. Jadinya mereka yang datang buat happy-happy malah pulang dengan tragedi.]

Sementara untuk kasus kedua, inilah WTF banget. Entah bagaimana ceritanya, banyak anak yang terpisah dari orang tua mereka sehingga harus diumumkan lewat pelantang suara Mamang Lifeguard. Barangkali sang anak terlalu asik bermain, sementara orang tuanya asik bernostalgia mengenang masa lalu. Untung nggak sampai kehilangan….

#5 Kamar mahal, silakan bawa tenda!

Homestay hingga hotel berbintang di Pantai Pangandaran terkenal lebih mahal dibandingkan kawasan wisata sekitar. Apalagi saat puncak kunjungan tahun baru dan Lebaran. Meski kamarnya mahal, ya tetap menjadi langka karena tingginya permintaan. Ya, itulah hukum ekonomi.

Ada 2 cara mendapatkan hunian di Pantai Pangandaran. Pertama, melalui calo, kedua langsung mengetuk pintu hotel.

Soal calo, selain calo pangkalan, tersedia juga calo online. Baik yang modalnya besar seperti Traveloka dan Agoda atau calo daring lokal yang dikelola agen-agen perjalanan wisata setempat. Selain itu, ada juga aplikasi jaringan manajemen hotel seperti OYO dan RedDoorz.

Untuk diketahui, memesan lewat aplikasi maupun datang ke resepsionis langsung faktanya sama: SAMA MAHALNYA. Karena calo sendiri umumnya mendapat imbalan komisi berdasarkan persentase dari publish rate. Untuk calo pangkalan umumnya mendapat 5 sampai 20%.

Buat kamu yang mau hemat, bawalah tenda sendiri aja. Kamu bisa berkemah di bagian-bagian pantai yang sepi. Tapi awas jangan mesum.

Tapi untuk diketahui, kami tidak suka wisatawan backpacker karena dompet mereka tipis. Apalagi anak-anak punk yang datang menggunakan vespa gembel penuh atribut sampah. Pokoknya itu membuat kami kehilangan sisi kemanusiaan.

Jika anak vespa gembel adalah yang paling kami tidak sukai, maka wisatawan yang paling kami cintai adalah orang Bandung. Khususnya chindo asal Bandung yang Bahasa Sundanya lebih fasih daripada aktor FTV.

Entah kenapa melayani orang Bandung tidak perlu banyak basa-basi karena mereka adalah pelanggan setia. Walaupun terkadang mengeluh, tapi anehnya mereka akan tetap kembali ke Pantai Pangandaran.

#6 Silakan berenang, tapi awas diseruduk perahu!

Pantai adalah berkah untuk warga di sekitar Pantai Pangandaran. Kami tidak perlu susah-susah mencari pekerjaan ke kota, cukup membeli peluit dan nongkrong di pantai untuk mengawasi kendaraan yang keluar-masuk.

Ngomong-ngomong soal peluit, ini bener-bener fakta yang banyak membuat wisatawan tidak nyaman berenang di Pantai Pangandaran. Jadi, zona berenang di sepanjang Pantai Pangandaran adalah juga zona sandar perahu wisata. Kapal-kapal bermotor itu datang dan pergi mengantar-jemput wisatawan menuju Pantai Pasir Putih di seberang teluk.

Di situlah masalahnya, ketika kamu berenang, mamang perahu akan meniup-niup peluit dan menggebrak-gebrak badan perahu untuk membuat kamu menyingkir dari lintasan mereka. Sialnya, tak sedikit dari wisatawan yang tertabrak.

Keberadaan perahu wisata ini seolah tanpa solusi. Mamang perahu “mewarisi” kavling pantai dari leluhur mereka, sehingga satpol PP terkuat pun akan ciut menghadapi mereka. Namun begitu, masalah tersebut bukan berarti benar-benar tanpa solusi. Solusinya adalah kamu jangan berenang di pantai. Berenang saja di kolam hotel.

#7 Odong-Odong vs bocil trail = Total damage!

Jalanan di kawasan Pantai Pangandaran terkenal semrawut. Para PKL menduduki trotoar dan bahu jalan dan lahan parkir diokupasi rentalan ATV. Di sepanjang jalanan yang sempit itu, terlalu banyak drama yang terjadi sesama pengguna jalan. Misalnya bus-bus besar yang sering susah bermanuver karena sempitnya jalan.

Juga tidak jarang kendaraan mengantre padat-merayap karena sejumlah muda-mudi tengah khusuk mengayuh mobil gowes (odong-odong) sambil ketawa-ketiwi penuh keseruan. Di sudut jalanan lain, ada saja PKL yang tertabrak bocah-bocah kematian yang mengendarai motor mini trail. Salah siapa hayo?

Keadaan ini lebih dramatis karena jalanan yang berpasir (terbawa angin laut) juga banyak genangan pada musim hujan. Itulah, keanehan yang WTF banget di Pantai Pangandaran. Namun begitu, yang lebih aneh, pantai ini tidak pernah sepi pengunjung, malah semakin ramai dari hari ke hari.

Inilah cerita tentang gadis cantik bergigi ompong. Saya berharap si cantik ini segera menemukan gigi palsu agar selalu sedap dipandang tanpa rasa jijik.

Penulis: Andi Nurroni 

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 3 Keresahan Setelah Saya Mengunjungi Pantai Pangandaran dan pengalaman menarik lainnya di rubrik ESAI.

Exit mobile version