Liverpool vs Tottenham Hotspur: Jebakan Mourinho dan Usaha Mengapungkan Kembali ‘Kapal Titanic’

Liverpool vs Tottenham Hotspur: Jebakan Mourinho dan Usaha Mengapungkan Kembali ‘Kapal Titanic’ MOJOK.CO

Liverpool vs Tottenham Hotspur: Jebakan Mourinho dan Usaha Mengapungkan Kembali ‘Kapal Titanic’ MOJOK.CO

MOJOK.COLiverpool tak terkalahkan selama 65 laga ketika berlaga di Anfield. Catatan rekor yang pasti diincar Tottenham Hotspur dan Jose Mourinho.

Sudah cukup lama Liverpool tidak serapuh ini ketika hendak menjadi tuan rumah sebuah big match. Absennya sembilan pemain karena cedera membuat skuat asuhan Jurgen Klopp itu lebih mudah disakiti lawan. Sebuah keadaan yang harus diterima ketika menjamu Tottenham Hotspur dan Jose Mourinho yang penuh “muslihat”.

Salah satu catatan yang terancam terluka adalah rekor kandang Liverpool. Boleh dibilang, 65 laga kandang tak pernah kalah adalah catatan istimewa yang bakal sulit dikejar para rival. Dari 65 laga itu, The Reds mencatatkan 54 kemenangan. Dari 192 poin yang bisa diraup, mereka cuma kehilangan 22 poin saja karena hasil imbang.

Satu catatan yang cukup bikin gentar adalah dari 40 laga terakhir di Anfield, mereka cuma kehilangan empat poin saja. Artinya, dari 40 laga kandang, mereka cuma mencatatkan dua hasil imbang saja. Catatan yang sangat impresif mengingat level konsistensi mereka yang begitu tinggi.

Kini, catatan itu terancam kandas ketika Tottenham Hotspur datang. Kelelahan karena jadwal padat dan banyaknya pemain utama tumbang karena cedera menjadi musuh. Seakan-akan, Klopp tengah dikepung dua musuh, yaitu kelelahan dan Jose Mourinho, pelatih “perusak dominasi”.

Perlu kita ingat bahwa satu-satunya kekuatan yang bisa merusak dominasi enam besar Liga Inggris adalah Jose Mourinho (dan gelontoran duit minyak). Sejak Mourinho masuk, Chelsea, saat itu, menjadi kekuatan yang lebih besar. Mereka, yang biasanya menjadi paling lemah dari enam besar, menjadi paling kuat.

Tentu, bukan urusan duit saja yang membuat Chelsea kala itu menjadi dominan. Adalah sosok Jose Mourinho, sosok yang pandai memadukan kejeniusan di atas lapangan dengan perang kalimat lewat media. Untuk satu aspek ini, Jurgen Klopp sudah menyadarinya.

“Saya lihat, gaya bermain mereka mirip seperti gaya bermain Liverpool. Dilihat dari cara mereka menyusun pemain dan melakukan build-up. Mereka tidak peduli dengan kritik karena bermain bertahan dan memakai serangan balik. Namun, bukan itu saja kekuatan Tottenham Hotspur,” terang Klopp.

“Kamu bisa melihat bahwa Kane turun ke bawah seperti yang dilakukan Firmino, lalu mereka juga punya dua pemain sayap yang begitu cepat. Untuk menghentikan Kane di area ini memang sangat sulit. Mereka juga punya barisan gelandang yang sebetulnya offensive, mirip seperti pemain #10 kedua, dalam diri Ndombele atau Lo Celso, masih dibantu dua gelandang yang kuat secara fisik, maupun teknik bermain bola,” tambah pelatih berusia 53 tahun itu.

“itulah sepak bola mereka, bukan hanya soal serangan balik saja. Kamu tidak akan bisa duduk di puncak klasemen dengan hanya mengandalkan serangan balik. Yang saya lihat dari Tottenham Hotspur adalah mereka itu tim yang cukup bagus,” tegas Klopp.

Pengakuan dari Klopp bisa kamu jadikan rujukan betapa berbahayanya Jose Mourinho. Salah satu hal yang bisa saya sarikan dari pendapat Klopp adalah Mourinho pandai menemukan kelemahan lawan, memilih senjata yang tepat, lalu mengeksploitasi kelemahan lawan itu semaksimal mungkin.

Jose Mourinho seperti pengejawantahan dari kebijaksanaan Sun Tzu yang berbunyi: “If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result of a hundred battles.”

Oleh sebab itu, Jose Mourinho adalah lawan paling tepat untuk menguji ketebalan benteng Liverpool di rumah sendiri. Lawan penuh “tipu muslihat”. Lawan yang sudah tahu kelemahan dirimu. Yang bisa dilakukan Liverpool hanya berkembang lebih kuat di tengah keterbatasan. Tidak ada yang lain.

Selain lawan dalam wujud nyata bernama Tottenham Hotspur dan Jose Mourinho, Liverpool juga perlu waspada dengan yang namanya sejarah. Sudah sering terjadi, sejarah sepak bola itu terulang kembali. Dan yang menyebalkan, perulangan sejarah akan menjadi sebuah kekalahan yang menentukan.

Tahukah kamu, Tottenham Hotspur pernah mencatatkan rekor 73 tahun tak pernah menang dari Liverpool? Rekor itu dimulai pada 1912 dan berakhir pada 1985.

Rekor kekalahan 73 tahun Tottenham bersamaan dengan salah satu peristiwa besar yaitu tenggelamnya Titanic. Sebuah kapal besar yang pernah diklaim tidak akan bisa tenggelam. Sebuah klaim ceroboh ketika puncak gunung es menyobek perut Titanic dan menenggelamkannya.

Maju 73 tahun kemudian, pada 1985, Peter Shreeves, pelatih Tottenham Hotspur kala itu, mengungkapkan bahwa melawan Liverpool di Anfield seperti usaha untuk “mengapungkan kembali kapal Titanic”. Dan hebatnya, misi yang dianggap hampir mustahil itu berakhir dengan kesuksesan. Spurs mematahkan rekor tak pernah menang dari Liverpool di Anfield selama 73 tahun.

Jose Mourinho bukannya tidak menyadari sejarah ini. Oleh sebab itu, dia buru-buru menegaskan bahwa laga penentu puncak klasemen sementara ini sebagai “isolated event” dan tidak ada hubungannya dengan rekor 73 tahun itu. Dia, dengan sangat cerdik menggeser beban sejarah mengarah ke Liverpool.

Namun, kita semua tahu, di dalam benak Jose Mourinho, mematahkan satu lagi rekor adalah misi yang menantang, bahkan menyenangkan. Kita tahu, dia pelatih yang tidak ingin kalah dari siapa pun, termasuk Liverpool dan rekor dalam sejarah.

Pada titik tertentu, mematahkan rekor 65 laga kandang tidak kalah milik Liverpool bisa menjadi sebuah titi kala mangsa. Sebuah penanda bahwa Tottenham Hotspur “akhirnya bangkit” dan menjadi kekuatan besar.

Dulu, Spurs seperti dihantui dan disamakan dengan kapal besar yang tenggelam dan tidak bisa mengapung lagi. Sama seperti kapal Titanic. Setiap musim, mereka “hampir” mencapai kejayaan, untuk kemudian tenggelam lagi karena inkonsistensi. Kini, Mourinho mendapatkan momentum untuk menancapkan kukunya sekali lagi.

Liverpool harus berhati-hati dengan segala polah Jose Mourinho. Berbagai jebakan pasti sudah disiapkan. Termasuk “membunuh” Liverpool dengan transisi. Sebuah “cara sederhana” untuk melukai lawan yang menguasai bola dan punya kekuatan besar di dua bek sayap.

Apakah Fortress Liverpool masih kokoh tak tertandingi atau kapal besar itu berhasil mengapung dan menjelajahi lautan Liga Inggris dengan arogansi dan kejeniusannya? Rekor mana yang akan kita catat di akhir laga nanti?

BACA JUGA Arsenal Udah ‘Dikantongin’ Jose Mourinho Jauh Sebelum Laga Dimulai dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version