Inggris Bisa Menang Kalau Nggak Memainkan Pemain MU, Arsenal, dan Liverpool

Inggris Bisa Menang Kalau Nggak Memainkan Pemain MU, Arsenal, dan Liverpool MOJOK.CO

Inggris Bisa Menang Kalau Nggak Memainkan Pemain MU, Arsenal, dan Liverpool MOJOK.CO

MOJOK.COEuro 2020 Grup D | Inggris vs Skotlandia | Pertarungan tetangga biasanya bakal sengit. Aib siapa yang bakal dibongkar terlebih dulu?

Moddie: “Inggris malah bisa menang kalau tanpa tanpa pemain MU, Arsenal, dan Liverpool.”

Dari berita-berita yang telah muncul, baik di media sosial maupun cetak, sebagian besar mengunggulkan Inggris. Rasa-rasanya kemenangan hampir pasti. Sebab, kali ini Inggris hanya melawan tim “sedarah, tapi tak sama”, Skotlandia dalam lanjutan Euro 2020 Grup D.

Saya beri tanda petik karena memang ada sejarah panjang tentang konflik Inggris dan Skotlandia sejak abad ke-10. Bahkan, hingga kini masih terlibat konflik. Sebut saja, dalam penanganan Covid-19. Skotlandia mengutamakan kesehatan, sedangkan Inggris lebih mementingkan ekonomi.

Dalam hal ini, saya lebih setuju cara Inggris menangani Covid-19. Dengan ekonomi, berdampak pada imun masyarakat, terutama para atlet sepak bola. Lihat, senyum mereka begitu mengembang tatkala berhasil menjungkalkan Kroasia. Skor 1-0.

Bandingkan dengan Skotlandia, yang lebih mementingkan kesehatan, eh, ternyata nggak berdampak baik kepada timnasnya. Republik Ceko, yang kebanyakan dihuni pemain antah berantah kecuali Patrik Schick, bisa menekuk skuad bertabur bintang (?): MU, Liverpool, dan Arsenal.  Skor 0-2.

Ya, ada nama McTominay (MU), Tierney (Arsenal, meski belum main), dan Robertson (Liverpool). Ketiga pemain itulah yang menyebabkan Skotlandia tidak berkembang.

Coba lihat line-up Inggris vs Kroasia. Hingga menit ke-71, tidak satu pun pemain dari ketiga klub itu tampil di Wembley. Ya, Gareth Southgate tahu betul ketika salah satu pemain dari klub MUAL (MU, Arsenal, dan Liverpool) tampil, Inggris kehilangan tajinya.

Kalau ada yang bertanya kenapa Southgate masih membawa para pemain tersebut di timnas, ya dinggo genep-genep laah. Begitu-begitu ketiga klub itu yang mewarnai timnas. Bisa meningkatkan rating siaran sepak bola saat mereka berlaga.

Oleh karena itu, ada tiga syarat Inggris mengalahkan Skotlandia.

Pertama, jangan sesekali Southgate memainkan satu pun pemain dari ketiga klub itu sebelum mencetak gol terlebih dahulu.

Kedua, geser ban kapten dari Harry Kane kepada Tyrone Mings. Ya, ini karena Inggris vs Skotlandia bermain pada Sabtu Legi. Nah, Tyrone Mings adalah pemain yang cocok menjadi kapten sebab dia lahir pada Sabtu Legi.

Ketiga, hindari penggunaan Bahasa Inggris saat berkomunikasi. Bahasa Inggris itu bahasa internasional. Banyak yang ngerti. Jadi tahu, kan, alasan mereka gak pernah bisa juara Euro?

Dan, kalau kamu percaya dengan saya, lebih baik hindari memasukkan nama pemain dari ketiga klub tersebut di EURO 2020 Fantasy Football saat Inggris berlaga.

Rijal Fahmi: “Football coming home? Dih, nggak malu?”

Beberapa dari kita pasti akrab dengan Tetangga Masa Gitu, sitkom yang sempat booming di NET TV, yang menceritakan soal kehidupan bertetangga dua keluarga. Sitkom tersebut merupakan gambaran paling nyata dari kelakuan-kelakuan aneh dalam kehidupan bertetangga di Indonesia.

Salah satu tokoh di dalam cerita adalah Mas Adi yang diperankan Dwi Sasono. Mas Adi diceritakan sebagai seorang guru swasta yang kalau ngomong suka ndakik-ndakik, sombong, sok ngasih wejangan ke tetangganya, padahal hidupnya sendiri blangsak, pemalas, dan terlalu bergantung kepada istrinya. Yah kurang lebih sikap Mas Adi ini mirip sama kelakuan suporter dan media dari negara tetangga sekaligus saudara tua Skotlandia, Inggris.

Mereka pede banget tiap kompetisi dengan slogannya, “Football is Coming Home“. Tapi jangankan bisa sampai rumah, baru setengah jalan saja udah disuruh putar balik duluan. Bayangin aja, mereka terakhir juara itu 1966, masa 55 tahun nggak pulang-pulang, Bang Toyib yang 3 kali puasa 3 kali lebaran nggak pulang aja udah dianggap suami nggak bertanggung jawab, ini malah 55 kali puasa 55 kali lebaran.

Di Euro 2020 kali ini pun sama, teriak-teriak “Football is Coming Home”, tapi lawan Kroasia yang kemarin mainnya jelek aja cuma bisa menang 1-0 dengan susah pula. Payah! Iya sih, Skotlandia kemarin juga kalah lawan Ceko, tapi sebelum kompetisi mah kita udah realistis, nggak mau ndakik-ndakik kayak kalian.

Lebih parah nih ya, masa baru satu match berjalan, ada media yang langsung bilang kalo Kalvin Phillips itu gabungan dari Pirlo, Kaka, dan Gattuso. Iya Phillips main bagus kemarin, tapi ya kalo memuji yang realistis dikit.

Satu lagi, di sitkom Tetangga Masa Gitu, Mas Adi kalo nggak ada istrinya, si Mbak Angel, dia cuma mas-mas biasa yang suka ngelukis aja. Sama kayak kompetisi Premier League. Liga yang paling mereka banggakan, yang katanya terbaik sedunia akhirat itu, bukan apa-apa kalau tanpa bantuan pelatih dan pemain top dari negara lain, termasuk dari kami orang-orang Skotlandia.

Bayangin apa jadinya Liverpool kalau nggak punya Kenny Dalglish, paling mereka cuma jadi sekelas Everton doang sekarang. Apalagi Manchester United, apa jadinya mereka tanpa Sir Alex Ferguson, paling ya cuma merah doang nggak ada setan-setannya. Makanya, fans dan media Inggris, nggak usah sok keras deh.

Football is coming home they said? Nggak malu?

BACA JUGA Kroasia Sebaiknya Belajar Tawakal karena Ceko yang Bakal Lolos Dampingi Inggris dan ulasan Euro 2020 lainnya.

Exit mobile version