Cewek yang Selfie Bertopang Dagu, Ngapa Cowok yang Protes?

ilustrasi Seorang Netizen Bikin Akun Trakteer dan Dapat Dana 30 Juta Tanpa Karya Apa pun mojok.co

MOJOK.CO Setidaknya sekali dalam hidup, kamu pasti pernah foto selfie menopang dagu, deh, Ladies. Ngaku aja udah, ngaku!

Waktu pakde saya masih hidup, saya ingat betul pernah “disemprot” tiba-tiba. Siang itu, saya lagi nonton tivi sambil menopang dagu. Sendirian. Damai. Tenang. Tiba-tiba, beliau menghampiri saya dan bilang,

“Astagfirullah, Lia, jangan topang dagu kayak gitu, kayak orang pemalas saja! Ayo, turunin, turunin! Mana sini, remote-nya sekalian, Pakde mau nonton tinju.”

Sayangnya, yang nggak pakde saya ketahui cuma satu, yaitu…

…sekarang, menopang dagu dan selfie bagi para perempuan adalah ibarat dua hal yang tak terpisahkan. Persis kayak amplop dan perangko. Korek dan rokok. Sambal dan lalapan. Bukan kamu dan dia.

Nggak percaya? Nggak apa-apa. Tadinya saya juga. Sebelum menulis ini, saya sampai ngecek history Instagram Story dan galeri hape untuk melihat apakah ada selfie saya yang bergaya dengan menopang dagu.

Dan, astaga, ternyata mitos itu benar: Saya menemukan satu foto selfie saya dengan topang dagu!

Eh, dua, ding.

Eh, bentar—ternyata ada lagi. Jadi tiga, empat—

Ya pokoknya, agar lebih meyakinkan, saya bertanya kepada beberapa teman soal gaya selfie menopang dagu. Seorang kawan dengan tangkas membalas chat saya, “Lah ini, foto profil WhatsApp-ku aja topang dagu,” yang lantas saya jawab dengan, “Astagfirullah, iya juga.”

Banyaknya selfie perempuan menopang dagu langsung jadi barang penting untuk dikomentarin. Banyak yang bertanya-tanya: Apa sih urgensinya megang dagu??? Memang kalau nggak bergaya gitu, kamu bakal meninggal, ya??? Tangannya nempel muka, ya???

Sebagai wujud dari prinsip “perempuan mendukung perempuan”, saya—melalui tulisan ini—ingin membalas semua komentar tadi dengan balas bertanya: Memang apa, sih, salahnya menopang dagu, Mas-Mas yang budiman sekalian???

Maksud saya, ngapain situ bertanya-tanya apakah para perempuan bakal meninggal kalau nggak topang dagu? Ingat, Akhi, Ukhti, Ayah, Bunda, Mas, dan Mbak semua—kita semua kelak akan meninggal, nggak peduli gaya selfie-mu apa. Bahkan kamu yang nggak selfie sekalipun kalau sudah dijemput sama Malaikat Izrail juga tetep bakal koit, kok, Nder.

Lagian nih, ya, saya kasih tahu: pose selfie perempuan menopang dagu itu baru satu dari sekian banyak gaya template kami, jadi nggak perlulah dibesar-besarkan. Kalau mau, saya kasih list lengkap nih pose selfie starter-pack-nya:

1. pose merem sambil senyum gemes,

2. tangan ditaruh jidat sambil bikin lambang V (atau peace),

3. foto muka separuh—biasanya bagian muka yang kelihatan cantik di foto, atau

4. nunduk ke bawah, pura-pura lihat sesuatu, lantas difoto candid.

Silakan tambah pose apa pun dalam list; yang jelas, pose menopang dagu memang jadi juaranya. Tapi—ya itu tadi—kalau satu pose menopang dagu saja membuatmu ribut setengah mati untuk tubir, apa yang bakal terjadi kalau nantinya kamu menemukan empat—atau lima, enam, tujuh—pose lainnya?!

Lagian, apa salahnya, sih, foto dengan topang dagu? Kami ini kadang suka bingung gimana caranya agar pipi terlihat lebih tirus atau agar muka terlihat lebih lucu dan imut-imut. Daripada repot-repot nutupin pipi pakai stiker atau pilih-pilih filter, ya mending langsung tempelin tangan aja ke dagu. Gampang.

Terus nih, ya, kami-kami ini kan cuma menopang dagu diri sendiri. Malah bagus, kan, karena kami bersandar pada diri sendiri?

Coba saja dipikir lagi: Mendingan kayak gini, daripada menopangkan diri ke orang lain, lalu sakit hati karena dikhianati. Iya, kan? IYA, KAN???

Exit mobile version