Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Zona Merah Ojek Online Stasiun, Sebuah Kebijakan Tak Masuk Akal yang Menyusahkan Penumpang

Nurhadi Mubarok oleh Nurhadi Mubarok
26 Juli 2025
A A
Zona Merah Ojek Online Stasiun, Sebuah Kebijakan Tak Masuk Akal yang Menyusahkan Penumpang

Zona Merah Ojek Online Stasiun, Sebuah Kebijakan Tak Masuk Akal yang Menyusahkan Penumpang

Share on FacebookShare on Twitter

Pernahkah kalian habis turun dari kereta, membawa barang bawaan cukup banyak, lalu harus berjalan kaki ratusan meter di bawah terik matahari hanya untuk bisa naik ojek online? Saya pernah. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Dari stasiun besar seperti Malang dan Blitar, sampai stasiun kecil tingkat kecamatan seperti Ngadiluwih, pengalaman kurang menyenangkan itu terasa sama: zona merah ojek online membuat penumpang sengsara.

Bagi yang belum tahu, zona merah adalah wilayah di sekitar stasiun atau terminal yang melarang ojek online untuk menjemput penumpang. Hanya ojek pangkalan yang diperbolehkan beroperasi di sana. Tujuannya sih, katanya, biar adil dan tertib. Tapi kenyataannya lebih mirip pemaksaan yang dilegalkan.

Dipaksa jalan kaki ratusan meter di bawah terik matahari

Salah satu pengalaman saya berjalan kaki paling jauh untuk naik ojek online adalah di Stasiun Kota Blitar. Saat itu saya bersama keluarga mau jalan-jalan ke Taman Kebonrojo yang berjarak sekitar 2 kilometer dari stasiun. Saat memesan GoCar, si driver bilang dia tidak berani menjemput dekat stasiun karena zona merah ojek online dan takut ditindak.

Driver pertama justru membatalkan orderan saya. Saya coba pesan lagi dan berhasil menemukan driver. Si driver kedua bilang bahwa kami harus berjalan menuju sebuah pertigaan yang menjadi titik penjemputan ojek online. Alhasil, kami sekeluarga, termasuk anak-anak, harus berjalan kaki sekitar 350 meter di bawah terik matahari.

Pengalaman serupa juga terjadi di Stasiun Malang. Begitu turun dari kereta, saya langsung memesan GoCar karena saat itu kami rombongan dengan teman kuliah. Tapi si driver bilang kalau dia tidak bisa menjemput di stasiun karena zona merah. Dia bilang kami harus berjalan menuju videotron di seberang stasiun. Mau tidak mau, kami harus berjalan menyeberangi jalan besar siang hari menuju videotron yang dimaksud sambil membawa barang bawaan yang cukup banyak.

Bahkan di stasiun lokal yang kecil seperti Ngadiluwih, zona merah tetap diberlakukan. Pernah saya harus berjalan 250 meter ke jalan raya karena si driver Gojek tidak berani mendekat. Padahal ini stasiun kecamatan, loh, bukan kota besar. Tapi rasanya peraturannya sama saja—sama-sama menyusahkan.

Penumpang punya hak memilih

Yang membuat saya heran, kenapa penumpang dipersulit untuk memilih moda transportasi sesuai keinginannya? Bukankah itu hak dasar sebagai konsumen? Ojek online jelas tarifnya, bisa dilacak, dan nyaman. Lalu kenapa malah dibatasi? Harusnya semua moda transportasi diberi ruang yang sama, bukan dibenturkan secara paksa.

Zona merah ojek online pada praktiknya malah jadi bentuk intimidasi terselubung. Seolah-olah bilang, “Kalau mau naik kendaraan yang itu, harus lewati kami dulu.” Padahal penumpang hanya mau naik kendaraan yang dibayar sendiri. Kok rasanya seperti suatu kejahatan memesan ojek online di stasiun.

Baca Juga:

4 Sikap Green Flag Driver Ojol yang Bikin Penumpang Nyaman

Nyambi Jadi Ojol Adalah Realita Kerasnya Hidup Mahasiswa yang Tertekan oleh Mahalnya UKT

Saya paham bahwa ada konflik antara ojek online dan ojek pangkalan yang harus diurai. Tapi solusinya bukan dengan membatasi hak konsumen, bukan dengan membuat peraturan yang menyusahkan. Kalau benar-benar mau adil, ya dudukkan semua pihak, cari jalan tengah. Jangan malah bikin aturan sendiri yang membuat penumpang jadi korban.

Lagi pula, zaman sekarang masyarakat sudah cerdas memilih. Mereka lebih suka ojek online bukan semata karena murah, tapi karena transparansi, efisiensi, dan rasa aman. Kalau ojek pangkalan ingin bersaing, ya benahi sistem, jangan malah menakut-nakuti dan mengintimidasi penumpang maupun driver.

Jangan paksa kami menuruti aturan aneh macam zona merah ojek online!

Buat saya, zona merah ojek online bukan cuma soal larangan, tapi simbol dari kebijakan yang tidak memihak pada kenyamanan penumpang. Bayangkan, setelah perjalanan jauh naik kereta, capek, lapar, masih disambut aturan yang memaksa berjalan kaki cukup jauh hanya demi bisa naik kendaraan. Ini bukan bentuk pelayanan publik yang ramah. Ini bentuk ketidakseimbangan dalam memberikan ruang yang adil bagi semua pihak.

Saya tidak sedang menyalahkan ojek pangkalan, mereka juga berjuang mencari nafkah, sama seperti driver ojek online. Tapi seharusnya penumpang tidak dijadikan korban atas konflik yang belum selesai ini. Aturan zona merah ojek online justru memperkeruh keadaan, bukan menyelesaikannya.

Penulis: Nurhadi Mubarok
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Ojek Pangkalan Menyebalkan demi Bertahan Hidup, Apa Salahnya? 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Juli 2025 oleh

Tags: ojek onlinepenumpang ojek onlinezona merah ojek online
Nurhadi Mubarok

Nurhadi Mubarok

melepaskan diri dari belenggu overthinking

ArtikelTerkait

Selain Tukang Parkir Liar, Kehadiran Tukang Ojek Dadakan di Tempat Wisata Religi Tak Kalah Menyebalkan tukang ojek pangkalan

Nasib Tukang Ojek Pangkalan di Pedesaan Kian Merana Gara-gara Kredit Motor yang Makin Mudah

26 Juli 2024
Pengakuan Driver Gojek BBM Naik = Pengeluaran Naik Terminal Mojok

Pengakuan Driver Gojek: BBM Naik = Pengeluaran Naik

7 September 2022
Rasanya Naik Ojol di Bandung, Jogja, Jakarta dan Malang

Rasanya Naik Ojol di Bandung, Jogja, Jakarta dan Malang

21 Desember 2019
4 Motor Ojol yang Menyiksa Penumpang, Bikin Badan Pegal-pegal  Mojok.co

4 Motor Ojek Online Paling Nggak Nyaman, Bikin Resah Penumpang

29 Juni 2024
5 Jenis Penumpang Ojol Red Flag di Mata para Driver, Bikin Istigfar Sepanjang Jalan

5 Jenis Penumpang Ojol Red Flag di Mata Driver, Bikin Istigfar Sepanjang Jalan

13 April 2024
Rasanya Pesan Ojol yang Drivernya Mantan Pacar

Rasanya Pesan Ojol yang Drivernya Mantan Pacar

29 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.