Yamaha Byson: Motor Gagah yang Sempat Dicap Produk Gagal, tapi Kini Kembali Merebut Hati

Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson

Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash)

Di tengah gempuran motor-motor plastik futuristik yang makin mirip charger HP berjalan, Yamaha Byson berdiri seperti tukang parkir lama di Minimarket yang nggak pernah diganti. Badannya gede, galak dilihat, tapi hatinya lembut.

Motor satu ini menurut saya bukan sekadar alat transportasi, tapi simbol dari maskulinitas yang tidak mencari validasi.

Saya pertama kali melihat Yamaha Byson saat masih SMA. Teman saya, orang yang bisa ngerokok filter dua batang sekaligus, baru saja beli motor bekas tahun 2011 itu. Dan dia menamai motornya: “Si Preman.” Karena dari depan, memang aura Byson ini seperti tukang parkir minimarket, diam, tapi awas.

Tapi tunggu dulu. Di balik bodinya yang sangar itu, Byson bukan motor arogan. Justru ia tipe yang nggak banyak gaya tapi tahu fungsi. Motor satu ini laiknya teman SMA yang nggak pernah update story, tapi kalau ada teman putus cinta dia datang bawa rokok dan kopi saset. Nggak ribet, tapi ada saat dibutuhkan.

Bukan motor lincah, tapi motor tangguh

Kalau kamu biasa naik Vario atau Beat yang enteng, lincah itu, kamu mungkin akan kaget saat pertama pegang stang Byson. Memang beratnya bukan main. Untuk belok U-turn di jalan kecil, kamu harus sedikit berdoa. Tapi itulah esensi Yamaha Byson: dia nggak dirancang buat gesit, tapi buat gagah.

Dengan mesin 153cc SOHC karburator, Byson memang bukan sprinter. Tarikan awalnya terasa seperti barista yang belum ngopi: males dulu di awal, baru semangat pas udah jalan. Tapi saat motor ini dapat momentum, dia ngacir juga. Performanya di kecepatan menengah stabil, dan suara knalpotnya… oh, itu bukan suara intimidatif, itu deklamasi.

Dan jangan harap motor ini bisa ngacir zig-zag di jalan padat. Tapi kalau kamu pengin motor yang bikin pengendara lain minggir karena ngerasa “wah ini motor gede, jangan dilawan,” maka Yamaha Byson adalah pilihan yang masuk akal—dan irit.

Yamaha Byson, motor bergaya street fighter yang harganya murah

Di pasaran motor bekas, Yamaha Byson sekarang main di harga Rp5 jutaan untuk yang tahun 2011. Harga yang sama dengan iPhone second. Tapi anehnya, Byson ini nggak kelihatan murahan. Bahkan, dia lebih pantas dibandingkan banyak motor baru yang bodinya ringkih dan desainnya norak.

Motor ini punya desain yang timeless. Tangki besar, shockbreaker gede, dan ban gambot membuatnya masih terlihat gagah bahkan setelah lebih dari satu dekade. Bodi Byson seperti aktor laga yang masih gagah meski sudah jarang main film.

Selain itu desain Yamaha Byson juga fleksibel: mau dibikin streetfighter oke, mau dijadikan cafe racer tinggal copot jok belakang.

Perawatan gampang, murah, nggak banyak drama

Salah satu alasan Yamaha Byson cocok jadi motor harian adalah perawatannya yang nggak ribet. Mesin SOHC karburator-nya gampang diservis, suku cadang masih cukup banyak, dan ada komunitas aktif, kalau mau cari.

Kamu bisa nongkrong di forum Facebook atau grup Telegram, nanya part ini-itu, pasti ada aja yang jawab.

Masalah oli seperti lumrahnya motor cukup rutin diganti, rantai dirawat, dan karburator dibersihkan sesekali, niscaya Yamaha Byson bisa bertahan seperti PNS golongan dua yang jarang absen. Kalaupun ada kendala, harga part-nya masuk akal. Bandingkan dengan motor-motor baru yang sensor ECU-nya rewel, atau butuh scanner khusus cuma buat nyalain indikator.

Yamaha Byson: dulu dianggap gagal, sekarang dicari lagi

Saat pertama rilis tahun 2010-an, Byson sempat dibilang gagal oleh banyak pengamat otomotif. Alasannya simpel: tarikan lemot, bobot berat, dan harga lebih mahal dari kompetitor. Ditambah waktu itu sudah ada Vixion yang sudah injeksi.

Tapi waktu membuktikan bahwa motor ini hanya kurang cocok dengan tren saat itu. Sekarang, saat orang mulai bosan dengan motor-motor yang ringan tapi nggak punya karakter, Yamaha Byson muncul lagi menjadi pilihan.

Apalagi dengan tren motor kustom yang makin digemari, Byson jadi bahan dasar yang ideal. Desain tangki besar dan sasis kokoh membuatnya gampang dirombak. Banyak bengkel spesialis menyebut: Byson itu modal kecil hasil mewah. Dan itu bukan pujian kosong, itu fakta lapangan. 

Motor yang punya prinsip

Yamaha Byson bukan motor buat semua orang. Dia nggak cocok buat yang doyan ngebut, apalagi yang pengin terlihat high-tech. Tapi untuk mereka yang menghargai kesederhanaan, keandalan, dan karakter, motor ini adalah definisi value for money.

Byson tidak berusaha jadi yang paling cepat, paling ringan, atau paling canggih. Ia hanya ingin jadi yang paling tahan banting. Dan dalam dunia kendaraan yang makin banyak jual tampang tapi rapuh di dalam, kualitas itu mahal—bahkan kalau harga motornya cuma lima juta.

Jadi kalau kamu lagi cari motor bekas yang gagah, awet, murah, dan nggak rewel, jangan ragu lirik Byson. Mungkin dia bukan motor impian anak TikTok, tapi dia cukup untuk jadi partner hidup di jalanan yang kadang lebih keras dari hubungan tanpa kepastian.

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Yamaha XSR 155 Nyatanya Lebih Ekonomis Dibanding NMAX atau PCX

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version