Wisdom Park UGM Nyatanya Tak Seindah di Media Sosial

Wisdom Park UGM Nyatanya Tak Seindah di Media Sosial

Wisdom Park UGM Nyatanya Tak Seindah di Media Sosial (Unsplash.com)

Sebagai alumnus UGM, saya cukup sering dihadapkan dengan pertanyaan mengenai Taman Kearifan UGM atau yang lebih akrab dikenal sebagai Wisdom Park. Saya bingung mau menjawab pertanyaan tersebut seperti apa. Sebab kenyataannya, Wisdom Park bagi mahasiswa UGM memang tidaklah seindah yang muncul di media sosial.

Sebagai gambaran, Wisdom Park UGM ini sangat luas dengan beberapa area yang terpisah. Mulai dari danau, spot untuk duduk-duduk santai di kursi taman, hingga area olahraga tenis dan Gelanggang Olahraga (GOR) Lembah UGM yang letaknya berseberangan dengan kampus UNY.

Nah, Wisdom Park yang sampai ke mata orang luar, yang dibayangkan seperti taman asri, banyak bunga dan bisa dipakai untuk piknik itu letaknya di belakang, dekat GOR Lembah UGM. Sedangkan area depannya yang lebih dekat dengan jalanan kampus UGM itu justru menawarkan sisi lain yang bikin saya dan teman-teman nggak akan ke sini kalau nggak kepepet banget!

Menolak ke Wisdom Park UGM karena banyak nyamuk!

Mahasiswa UGM biasanya malah jarang ada yang mau berlama-lama berada di Wisdom Park. Hal ini disebabkan oleh banyaknya nyamuk. Terlebih kalau saya nggak sengaja harus ke Wisdom Park dan hari itu memakai pakaian warna gelap, duh, jelas akan menjadi sasaran empuk para nyamuk! Biasanya saya dan teman-teman menyebut nyamuk yang berkeliaran di sini sebagai nyamuk raksasa atau nyamuk purba, sebab ukurannya memang sebesar itu!

Kerap jadi spot mancing

Mungkin yang nggak banyak orang tahu adalah Wisdom Park menjadi salah satu destinasi mancing bapak-bapak. Adanya aliran air yang cukup deras di Wisdom Park menjadi daya tarik untuk melakukan aktivitas memancing.

Karena kerap dijadikan spot memancing, saya jadi memiliki pandangan yang berbeda terkait Wisdom Park UGM. Taman ini bukan lagi seperti taman yang dibayangkan banyak orang, tetapi malah terkadang terbayang seperti Selokan Mataram!

Selama saya berkunjung ke Wisdom Park dapat dipastikan bahwa akan menjumpai bapak-bapak yang duduk di pinggiran aliran sungai sambil membawa peralatan pancing. Meski saya dan teman-teman selalu membatin, memang di situ ada ikannya, ya?

Minim penerangan dan jembatan yang menakutkan

Wisdom Park UGM sebaiknya memang dikunjungi ketika pagi hingga siang hari saja. Sebab, semakin sore, penerangan di sini sangat minim. Warung makan di sekitar yang kerap menjadi tempat berkumpul mahasiswa UGM juga satu per satu mulai tutup. Akibatnya tempat ini terlihat semakin sepi serta menyeramkan.

Bagi kalian yang memiliki ketakutan akan tempat tinggi, saya jelas nggak menyarankan untuk naik ke jembatan besi yang ada di taman ini. Masalahnya, jembatan besi ini tidak dibekali dengan alas yang menutup pandangan kita ke bawah.

Iya, kita masih bisa melihat tanah yang ada di bawah lewat rongga-rongga besi yang menjadi alas pijakan. Sehingga ketika melalui jembatan ini, saya seringkali dibuat merinding karena takut tiba-tiba terjatuh.

Ya, Wisdom Park UGM memang kerap menjadi perbincangan banyak orang, baik dari kalangan civitas akademika maupun orang luar. Kesan berkunjungnya bisa berbeda-beda, tapi kalau saya pribadi, nggak menempatkan Wisdom Park UGM di urutan pertama tempat untuk dikunjungi di UGM. Meski, kalau ada teman saya dari luar UGM yang ingin berkunjung ke sini tetap saya antar juga, sih.

Sebagai rekomendasi lain, masih banyak tempat di UGM yang bisa jadi lokasi untuk mengabadikan momen, kok! Misalnya, Grha Sabha Pramana (GSP) atau juga Menara Masjid Kampus UGM. Jadi, Jamaah Mojokiyah sudah pernah berkunjung ke mana saja saat ke UGM?

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Wisdom Park UGM Dianggap Aman padahal Rawan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version