‘WandaVision’ Berubah dari Sitkom Tahun 70-an Jadi Seri Horor Psikologis

'WandaVision' Berubah dari Sitkom Tahun 70-an Jadi Seri Horor Psikologis terminal mojok.co

'WandaVision' Berubah dari Sitkom Tahun 70-an Jadi Seri Horor Psikologis terminal mojok.co

Sudah dijelaskan jauh-jauh hari kalau serial WandaVision akan dibagi menjadi dua babak. Episode-episode pertama akan bernuansa sitkom lawas di mana Wanda dan Vision hidup bahagia di Westview dengan tetangga-tetangga ramah dan dua anak kembar mereka. Episode-episode terakhir, justru akan berubah menjadi sebuah sajian horor psikologis yang selama ini belum pernah tersaji di semesta sinematik Marvel.

Sekalipun pembagian dua babak dalam serial yang ditayangkan di Disney+ ini sudah menjadi rahasia umum, tetapi ada juga manusia-manusia laknat yang menghujat dua episode pertama dan mengatakan, “Film nggak jelas.” Asli, saya menemukan orang seperti itu di Twitter. Yang bersangkutan salah dalam dua hal.

Pertama, WandaVision bukanlah film, melainkan sebuah serial televisi. Kedua, klaim “nggak jelas” itu sungguh mengada-ada dan semata karena blio—atau blio-blio karena banyak yang model beginian—nggak mau repot-repot baca berita soal serial ini.

Mereka mikirnya kok bisa Wanda sama Vision hidup bahagia sementara setelah Avengers Endgame si Vision udah mati. Terus kalo setting waktunya di masa lalu, kan Wanda sama Vision belum ketemu. Logika itulah yang mereka pakai. Mereka nggak mudeng soal Wanda yang memanipulasi realitas dan mencoba mencari kebahagiaan dengan realitas ciptaannya itu.

Terlepas dari bacotan penonton yang mikirnya MCU hanya duar-duar-duar dan gelut lawan alien ungu pemuja batu-batuan dan merasa aneh saat WandaVision malah bergaya sitkom, saya sangat menikmati sajian terbaru dari Marvel Studios ini. Bahkan jika keseluruhan episode WandaVision dijadikan sitkom sekalipun saya nggak akan komplain, toh saya tahu alasan di balik setting sitkom tersebut.

Wanda mengalami depresi berat, dan saat dia bisa menciptakan realitas di mana dia bisa bahagia di sana, dia pasti akan melakukannya. Tanpa berubah menjadi serial horor psikologi seperti yang mulai tersaji di episode empat sekalipun, saya bisa merasakan nuansa kelamnya. Saya tahu Wanda menderita, tetapi di serialnya dia justru bahagia. Sebuah ironi yang benar-benar menyayat.

Namun, seperti yang sudah diberitakan, WandaVision mulai memasuki ranah horor psikologi yang dijanjikan. Pada episode empat kita diperlihatkan Wanda yang mulai mendapat gangguan dari pihak luar dan berusaha melindungi satu-satunya kebahagiaan yang dia miliki. Adalah organisasi S.W.O.R.D, yang mencoba masuk ke dalam Westview setelah Monica Rambeau—agen S.W.O.R.D sekaligus anak dari pendiri organisasi tersebut yaitu Maria Rambeau—tersedot ke dalam Westview.

Westview sendiri adalah kota kecil yang mendadak dilupakan orang-orang sekitarnya. Sebuah medan energi mengelilingi Westview dan menghalau siapa saja masuk, pun siapa saja keluar. Penduduk Westview sendiri secara ajaib termanipulasi dan menjadi pemeran dalam realitas yang diciptakan Wanda. Apakah mereka semua masih hidup atau sudah menjadi mayat, sampai sekarang belum ada yang tahu.

Rumor mengatakan, sosok Vision yang kita tonton dalam serial ini sebenarnya adalah mayatnya. Jika rumor ini benar, berarti alur ceritanya adalah Wanda membawa mayat Vision ke Westview, lantas memanipulasi realitas di kota itu, mengatur sebuah skenario bahagia, dan menggerakkan mayat Vision dengan kekuatannya. Benar, Wanda selama ini bermain dengan mayat Vision.

Buktinya apa? Dalam adegan menjelang akhir episode 4, setelah Wanda mengempas Monica keluar dari realitas ciptaannya, Vision masuk ke dalam rumah dalam bentuk pucat dan kepala pecah, persis seperti kondisinya ketika Thanos mencabut keluar Mind Stone dari dahinya di film Avengers Infinity War. Wanda yang terkejut melihatnya, bergegas memanipulasi realitas agar wujud “mayat” Vision kembali seperti sedia kala.

Di sisi lain, Monica yang terempas keluar dari Westview langsung didatangi banyak anggota S.W.O.R.D yang selama ini mengintai Westview. Monica mengatakan bahwa pelakunya adalah Wanda. Wanda yang menyebabkan Westview dilindungi medan energi sekaligus dilupakan orang-orang di sekitarnya. Wanda pula yang menjebak semua penduduk Westview di realitas buatannya itu. Maka dari itu, pada episode-episode berikutnya dari serial ini pasti akan berfokus kepada anggota S.W.O.R.D yang mencoba masuk ke Westview untuk menyelamatkan semua penduduk di dalamnya, sekaligus menyadarkan Wanda dari pengalihan depresinya itu.

Wanda, yang mencoba mempertahankan kebahagiaannya, akan mati-matian mengusir para agen S.W.O.R.D yang mencoba mengganggu. Bahkan tidak menutup kemungkinan jika Wanda akan berubah menjadi tokoh antagonis guna mempertahankan satu-satunya kebahagiaan yang dimilikinya. Di akhir serial, kemungkinannya Wanda justru akan semakin menggila sehingga manipulasi terhadap realitasnya meluas, tidak hanya terjadi pada Westview, melainkan ke seluruh New York dan dunia. Itulah yang akan menjadi gerbang menuju sekuel Doctor Strange yang bertajuk Multiverse of Madness.

BACA JUGA Hal yang Akan Terjadi Kalau Serial ‘Midnight Diner’ Setting-nya di Indonesia dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version