Kalian yang sudah nonton serial Netflix The Glory pasti tahu siapa itu Park Yeon Jin (Lim Ji Yeon). Pada salah satu adegan drama tersebut, Park Yeon Jin mengatakan bahwa cita-citanya adalah menjadi ibu rumah tangga. Dia ingin mengurus suami dan anak-anak di rumah. Sungguh mulia sekali cita-citanya. Kontras betul dengan peran yang dia bawakan: tukang bully.
Saya jadi membayangkan, seandainya Park Yeon Jin adalah orang Indonesia dan dia mengungkapkan keinginannya untuk menjadi ibu rumah tangga di depan keluarga, kira-kira apa yang akan terjadi? Apakah keluarganya akan mendukung? Ah, saya ragu. Alih-alih diberi semangat, saya justru yakin Park Yeon Jin akan mendapatkan penolakan keras dari keluarga. Plus, bonus nasehat lawas: “Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga?”
Entah siapa yang kali pertama memberi nasehat ini, seolah pendidikan tinggi dan ibu rumah tangga adalah dua hal yang wagu untuk bersatu. Perempuan yang mengenyam bangku kuliah ya seharusnya bekerja di kantor. Alasannya agar bisa menerapkan ilmu yang dia peroleh di bangku kuliah. Katanya biar ilmunya kepake gitu.
Lucu. Memangnya berapa persen sih dari kita yang benar-benar bekerja sesuai dengan jurusan saat kuliah? Atau, saya ganti pertanyaannya, deh. Memangnya berapa persen sih ilmu perkuliahan kita yang terpakai di dunia kerja? Bukankah segala sesuatu akan kembali dimulai dari nol saat kita masuk dunia kerja pertama kali? Ya adaptasinya, ya cara kerjanya, ya semuanya.
Menjadi ibu rumah tangga itu justru perlu memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni. Kalau nggak, akan muncul ibuk-ibuk bego yang nggak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang berbahaya untuk anaknya.
Viral ibu rumah tangga kasih minum kopi Good Day ke anaknya
Sudah lihat video viral di TikTok yang memperlihatkan seorang ibu memberi minum batitanya dengan Good Day? Iyaaa, kopi sasetan favoritnya mahasiswa itu. Mana anaknya juga dikasih makan nasi goreng sama ayam suwir pedas pula! Duh, pengin berkata kasar… Apalagi sempet-sempetnya dia khawatir nggak bisa main TikTok lagi waktu disaranin netizen untuk gadai HP biar bisa beli susu anak. Khawatir nggak bisa main TikTok, tapi nggak khawatir sama anaknya? What the…?!@#!#$
@sdenta dokter tolong dong, ini di TikTok Uda di tegur masih aja dilakuin😭 bayi masih usia 7-8 bulan di kasih kopi Nescafe, Dan BAB lebih dari 9x😭😭 Nangisss pic.twitter.com/0eJY2TA2vr
— TAMA (@tama_pute) January 21, 2023
Iya, iya, saya juga kepikiran video ibu rumah tangga kasih kopi ke anaknya itu mungkin cuma konten. Biasalah, biar viral. Mungkin saja sendok yang ibu itu gunakan untuk menyuapkan kopi Good Day ke anaknya sudah terlebih dahulu ditukar dengan susu. Begitu juga soal nasinya. Mungkin yang disuapkan ke bayinya bukan benar-benar nasi goreng dan ayam suwir pedas. Namun, terlepas dari apakah video itu konten atau bukan, tetap saja goblok. Gitu amat cari sensasi.
Saya jadi berpikir, andai si ibu dalam video tersebut memiliki pendidikan yang cukup, tentu dia nggak akan melakukan hal bodoh tersebut pada anaknya. Andai si ibu melek dengan pendidikan, dia juga bakal mikir ribuan kali untuk bikin konten unfaedah seperti itu.
Oke, kalian mungkin bakal ngeyel begini. Ibu atau simbah-simbah terdahulu tetap bisa membesarkan anaknya dengan baik, kok, meskipun pendidikan mereka cuma sampai SD atau SMP. Gitu, kan?
Itu beda, MyLov. Zamannya saja sekarang sudah beda. Jadi menurut saya ya nggak bisa disamakan.
Orang tua di masa sekarang menghadapi tantangan yang nggak ada di zaman simbah-simbah kita dulu. Tantangan itu bernama teknologi. Ngeri, lho. Butuh orang tua yang cerdas agar teknologi yang berkembang sedemikian pesatnya nggak menjadi racun. Bukan hanya racun untuk anak, tapi juga untuk orang tuanya. Apalagi godaan viral ini memang nyata adanya. Viral di masa sekarang seolah menjadi tolok ukur keberhasilan seseorang.
Dengan pendidikan yang cukup, setidaknya kita bisa meminimalisir kebodohan yang kita lakukan. Wawasan dan cara pandang kita dalam memahami sesuatu pun jadi lebih luas.
Jadi, masih mau ngeyel bahwa jadi ibu rumah tangga itu nggak perlu sekolah tinggi-tinggi? Ingat, dari seorang ibulah lahir suatu peradaban. Maka, jika ingin peradaban yang baik, bibitnya pun harus baik.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Istilah ‘Ibu Dilarang Sakit’ Menunjukkan Betapa Saktinya Ibu Rumah Tangga.