Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Usul 5 Metode Wakaf untuk Pak Kiai Wakil Presiden selain Wakaf Tunai

Adi Sutakwa oleh Adi Sutakwa
28 Januari 2021
A A
Usul 5 Metode Wakaf untuk Pak Kiai Wakil Presiden selain Wakaf Tunai terminal mojok.co

Usul 5 Metode Wakaf untuk Pak Kiai Wakil Presiden selain Wakaf Tunai terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Pada 25 Januari yang lalu Kiai Maruf Amin turut serta dalam Peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang. Banyak yang nyinyiri Mbah Yai dengan menganggap blio pamer sana-sini soal kedermawanan pribadi (yang telah dilakukan sejak lama). Dasar nggak tahu diri, kalian ini bisa kualat lho kalau ngece Mbah Yai. Nggak tahu apa selama ini blio lah yang memastikan semua produk yang kamu gunakan, baik yang bisa dimakan maupun yang tidak, ada label halalnya.

Kalau nggak ada logo halalnya, syubhat semua tuh hidup lu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Mestinya, kamu-kamu semua ini diam dan kerja, kerja, kerja! Berikan sumbangsih kepada pemerintah. Ingat sama wejangan Bu Mega beberapa waktu lalu soal minimnya kontribusi milenial.

Wong sudah ada best practice-nya lho, kan tinggal amati, tiru, dan modifikasi dedikasi Mas Mantu dan Anak Sulung dari Pak Presiden. Begitu lho cara yang baik dan benar agar berguna bagi bangsa dan negara. Kok, nggak paham-paham, sih?

Sebagai bentuk urun rembug saya demi negeri dan lebarnya senyum ibu pertiwi, berikut ini saya berikan rekomendasi wakaf yang sangat do-able untuk dilakukan pada milenial dan sultan-sultan baru kerajaan digital Indonesia. Potensinya saya yakin bahkan melebihi estimasi wakaf tunai yang menurut Pak Kiai sebesar 180 triliun rupiah.

#1 Wakaf saham

Jangan salah, kelas pekerja di Indonesia itu nggak goblok, dong. Mereka paham betul bahwa saham yang telah ratusan tahun membiayai kehidupan finansial manusia adalah “uang tunai” yang nilainya sangat bisa dipelajari. Ghoror? Judi? Riba? Nggak lah, bagi mereka yang percaya, dan tentu saja sudah banyak juga yang memiliki embel-embel syariah, kenapa tidak?

Masa sih Dewan Syariah Nasional MUI mau ngibulin umat. Astaghfirullah, dosa antum kalau sampai berpikir demikian. Ingat Akh, antum harus tsiqah dengan imbauan ulama, apalagi Pak Kiai merangkap sebagai ulil amri, kurang otoritatif apa coba pendapatnya?

#2 Wakaf cryptocurrency

Meskipun sudah lama berseliweran di lalu lintas keuangan dunia, cryptocurrency rasanya belum populer-populer amat di Indonesia. Setidaknya itu kan yang kalian pikirkan? Ya, kalian nggak tahu saja bahwa para penambang “emas” cryptocurrency seperti bitcoin bahkan punya satu gedung khusus yang isinya hardware komputer tingkat dewa.

Biaya listrik buat pendingin ruangannya saja bisa sampai puluhan juta. Gitu, kok, masih dianggap sebelah mata. Lagipula beberapa hari yang lalu cryptocurrency sebagai mata uang sudah diakui dan dilegalkan dalam bentuk perdagangan, kok. Nggak main-main, ada 229 jenis cryptocurrency yang diperbolehkan lho, bitcoin dan segala merek turunannya juga masuk daftar. Masih ngeyel wakaf cryptocurrency cuma ide halu?

Baca Juga:

Ma’ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

#3 Wakaf akun AdSense

Nah, kalau yang satu ini sih sudah jadi tontonan harian rakyat Indonesia, YouTube, website, dan turunan produknya yang bisa dimonetisasi lewat platform AdSense juga pantas jadi komoditas wakaf yang diutamakan. Pasalnya, pundi-pundi dolar yang dihasilkan dari iklan dalam berbagai platform digital itu bukan lagi juta-jutaan, tapi bahkan miliaran.

Bayangkan, kalau nilainya digabungkan, bukan hanya cukup untuk membangun kembali satu dua pemukiman warga yang terdampak banjir dan gempa, tapi juga jelas turah-turah untuk merampungkan proyek ibu kota baru di Kalimantan sana. Masyaallah, subhanallah, sungguh berkah negara Indonesia.

#4 Wakaf omzet endorse

Meskipun nggak sebesar dolar yang dihasilkan dari vlog dan podcast YouTube para influencer, kontrak dan bayaran endorse produk bisa jadi opsi wakaf yang nggak kalah penting. Ada lah kalau cuma ratusan juta, lumayan kan bisa jadi satu dua toilet berteknologi tinggi yang harganya dua ratus juta itu.

Alhamdulillah, sekolah-sekolah di pelosok negeri kini bisa berak dengan nyaman, aman, tenang, dan damai tanpa khawatir akan pencemaran atau kontaminasi lingkungan. Itu toilet yang harganya 200 jutaan, kan, punya teknologi otomatis bikin pupuk organik kering dan ultrafiltrasi air bersih, toh?

#5 Wakaf skill dan akun gim online

Akun gim online itu jangan disepelekan lho, level ecek-ecek kategori bawah saja bisa dijual seharga dua jutaan. Apalagi akun dengan skin epic dan legend, perkiraan nilainya bisa sampai puluhan juta itu. Ini jelas potensi wakaf yang juga mesti diprioritaskan pemerintah.

Selain itu, skil dewa para pemain DOTA dan ML itu malah nggak ternilai harganya. Cobalah dibujuk sama Pak Jokowi, supaya tiap kali menang dalam perlombaan internasional, hadiahnya ya diwakafkan saja. Saya yakin kok anak-anak Gen Y dan Gen Z yang jadi atlet e-Sports itu pasti setuju mendonorkan keahlian mereka demi kemajuan infrastruktur bangsa.

Ngaten, Pak Kiai? Kira-kira itu saja usulan “brilian” yang saya yakin disepakati juga sama jajaran stafsus milenial di lingkungan kepresidenan. Kita semua kan ingin berkontribusi secara tulus untuk pemerintah. Apa, sih, yang nggak buat Indonesia?

BACA JUGA Lockdown Menyebalkan, Itu yang Saya Alami di Maroko dan tulisan Adi Sutakwa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2021 oleh

Tags: pak yaiwakaf tunaiwakil presiden
Adi Sutakwa

Adi Sutakwa

Kelas pekerja dari Pemalang yang menghabiskan separuh hidupnya sebagai perantau di Solo, Jogja, Jakarta, dan Serang. Kritis pada isu pangan, industri, pendidikan, politik, sepakbola, seni, hingga animanga.

ArtikelTerkait

Ma'ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

Ma’ruf Amin: Baru Sebentar Dititipi Kekuasaan, Sudah Bikin Terobosan

30 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.