Seperti yang kita tahu, Upin Ipin dikenal sebagai sosok anak kembar yang aktif, pandai, dan nggak pernah kehabisan akal. Kedua adik Kak Ros ini menggambarkan sosok anak TK yang ideal. Mereka bertindak sesuai usia serta mampu menyeimbangkan waktu antara main, belajar, dan membantu Opah. Sangat berbeda dengan teman-teman sebayanya seperti Ehsan yang hanya suka main dan makan, atau Jarjit yang nyusahin orang.
Akan tetapi sekeren-kerennya Upin Ipin, tentunya mereka tetap punya kelemahan. FYI, anak kembar ini cenderung FOMO dalam hal keuangan lantaran suka iri dengan teman-temannya yang punya uang saku lebih banyak. Nggak jarang mereka akhirnya buka bisnis kecil-kecilan. Tapi mental nggak bisa bohong. Upin Ipin betulan nggak cocok jadi pengusaha. Udah paling bener mereka jadi astronot aja karena beberapa sebab ini.
Daftar Isi
Upin Ipin nggak bisa menghitung harga jual
Meski pernah berbisnis dan sering kali laku keras, percayalah anak kembar ini sebetulnya nggak begitu familier dengan keuangan. Mereka hanya tahu jajan dan beli mainan. Ya wajar sih, tapi kalau dibandingkan dengan Mail jelas mereka ini nggak ada apa-apanya. Upin Ipin saja nggak bisa menghitung harga barang total.
Kejadian ini ada di salah satu episode di mana mereka tiba-tiba disuruh Mail untuk menjaga kedai ayam goreng miliknya gara-gara ingin ke toilet. Namun saat ada orang yang hendak beli ayam lebih dari 1, si kembar botak kebingungan dan memutuskan memukul rata semuanya 1 Ringgit. Nggak usah ditanya, mereka jelas langsung dimarahin habis-habisan sama Mail. Ada-ada saja!
Bisnis nggak konsisten
Dalam serial Upin Ipin, banyak episode yang menunjukkan sisi pengusaha kedua Kak Ros ini. Mulai dari kerja bareng Mail hingga akhirnya bisa buka usaha secara mandiri di depan rumah. Yang bikin saya heran, meski pemula, jualan mereka selalu laku. Coba deh kalian tonton semua episode Upin Ipin jadi pengusaha, saya yakin nggak ada momen di mana jualan mereka sepi pembeli.
Sayangnya, sekalinya usaha mereka laku keras, mereka cepat berpuas diri dan memutuskan untuk tiba-tiba berhenti jualan. Kan aneh, ya? Misalnya di episode Kedai Makan Upin Ipin, anak kembar ini berjualan ayam golek bersama Uncle Muthu hingga laku keras. Tapi di episode setelahnya mereka nggak jualan lagi.
Ada juga di episode Belajar Berdagang. Mereka mulanya jualan sayuran, tapi keesokan harinya malah jualan lukisan. Lha, kok aneh banget. Seharusnya kalau mau dapet duit terus ya harus konsisten!
Nggak bisa mencari peluang
Berbeda dengan Mail yang jiwa pebisnisnya sudah mengakar, Upin Ipin ini bisa dibilang cuma pebisnis musiman. Mereka jualan kalau lagi butuh duit atau nggak tega melihat Opah yang harus berusaha sendiri. Produk yang mereka jual pun cenderung rumit, seperti sayuran, buah, ayam golek, dan lain-lain. Pokoknya masih sebatas menjual barang yang mereka punya. Memang sih laku, tapi saya rasa semua itu cuma kebetulan belaka.
Si kembar masih belum bisa melihat peluang sebagaimana Mail. Mail benar-benar menerapkan prinsip permintaan penawaran. Kalau bahasa kasarnya sih palugada, alias apa lu mau gua ada. Makanya nggak heran kalau Mail cepat kaya, bahkan sampai bisa membohongi bule-bule yang lagi liburan.
Sementara Upin Ipin? Bisnisnya sering mandek karena mereka nggak bisa cari peluang lain. Fix sih memang betul jadi astronot aja.
Mental pengusaha Upin dan Ipin 0 besar
Yang terakhir, Upin dan Ipin juga nggak memiliki mental pengusaha. Alih-alih berani mengambil risiko, mereka malah cengeng, takut, cepat kecewa, dan nggak kreatif. Ini dibuktikan di beberapa episode.
Salah satunya di episode Kedai Makan Upin Ipin di mana mereka collab bersama Uncle Muthu untuk jualan ayam golek. Namun saat mesin pemanggangnya rusak di kala kedai ramai-ramainya, Upin Ipin pulang dengan lesu sambil menangis. Kak Ros saja sampai merespons, “Baru pemanggang rusak saja sudah nangis.”
Nggak hanya itu, di episode episode Belajar Berdagang pun sama. Nggak ada yang beli sebentar saja keduanya sudah mewek. Di episode Usahawan Muda, Upin Ipin malah nggak terima dagangannya Mail saja yang laku ketika jualan online. Kedua Kak Ros ini juga nggak pintar branding. Berbeda dengan Mail yang teriak 2 singgit, di episode Terlajak Laris, Upin Ipin malah mengambil tagline-nya orang terkenal untuk branding. Waduh!
Daripada melihat Upin Ipin jadi pengusaha, saya mending melihat mereka belajar giat untuk jadi astronot saja. Sudah betul jadi astronot, deh. Biar Mail aja yang jadi pengusaha.
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sisi Kelam Kak Ros dalam Serial Upin dan Ipin. Bikin Sebel, tapi Sebenarnya Kasihan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.