Episode baru animasi Upin dan Ipin sukses bikin saya geram dengan kedua anak botak itu. Untungnya, tampaknya semua orang ikutan sensi. Mengusung tajuk “Abang atau Kakak”, episode baru ini menceritakan jenuhnya Upin Ipin dengan Kak Ros yang selalu marah-marah. Bahkan ada satu adegan di mana mereka membentak Kak Ros yang bikin saya pengin membentak balik keduanya. Hingga akhirnya kedua bocah botak itu sadar dan ingin meminta maaf pada kakak perempuan mereka.
Episode itu bikin saya tersadar bahwa kadang Upin Ipin memang harus dikasih tahu, tapi dalam konteks yang agak kasar sedikit. Pasalnya, kedua bocah ini nggak sadar, nggak tahu, dan nggak mau mengerti bagaimana menjadi seorang Kak Ros dan konsep memiliki seorang kakak.
Daftar Isi
Upin Ipin nggak menyadari beban dan tanggung jawab Kak Ros
Memang kedua bocah yang minus rambut—kadang juga minus akhlak—ini cuma mau enaknya aja. Mereka sibuk mendramatisir nasib mereka yang memiliki kakak perempuan galak gara-gara selalu dimarahin sama Kak Ros. Keduanya nggak paham betapa sulitnya menjadi seorang Kak Ros.
Selain menjadi seorang kakak, Kak Ros juga harus melakoni peran sebagai “orang tua” untuk Upin Ipin. Segala pekerjaan rumah dia kerjakan. Meskipun sudah dibagi dua dengan Opah, tetap saja Ros juga bekerja. Segala printilan adiknya pun dia siapkan.
Nah, kedua adiknya ini nggak ngeh kalau Kak Ros tetaplah anak muda yang belum dewasa. Belum lagi dia harus berkutat dengan pekerjaan dari sekolah, pekerjaannya sebagai komikus Kembara Nakal, dan menyetorkan nasi lemang ke Uncle Muthu. Upin Ipin harus tahu betapa beratnya hidup Kak Ros.
Baca halaman selanjutnya: Kedua bocah botak itu selalu protes…
Upin Ipin susah sadarnya
Kalau saya perhatikan, kedua bocah botak itu selalu saja protes perkara mereka kena marah Kak Ros. Duh, padahal mereka kena marah kan karena kesalahan mereka sendiri.
Coba bayangkan ya, Upin Ipin masuk rumah nggak cuci kaki, piring bekas makan mereka nggak ditaruh lagi, mereka juga kerap mengacak-acak rumah, mainan di kamar nggak dibereskan, dan kadang keduanya lalai menjalankan tugas. Wajar dong kalau keduanya kena semprot kakak mereka?
Saya menyadari kalau kedua bocah botak itu memang masih anak-anak, minta pemakluman itu sah-sah aja. Tapi kalau ngelunjak gitu, ya Kak Ros mana tahan lah. Saya pun kayaknya bakal ngamuk-ngamuk kalau punya adik kayak Upin Ipin. Giliran dimarahin agar nggak gitu lagi, eh keduanya malah playing victim.
Abang dan kakak itu karakteristiknya memang beda, tapi pasti bakalan marah
Sejujurnya agak kocak juga melihat bagaimana Upin Ipin terus-terusan membandingkan Kak Ros dan Abang Iz. Wahai, bocah, kalian itu begitu karena melihat hal-hal bagus dari Abang Iz aja. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan Abang Iz ya, tapi faktanya begitu.
Jadi, menurut saya, tolok ukur Upin Ipin adalah karena abangnya Mail itu sering main sama mereka dan selalu sabar. Ya wajar aja nggak sih kalau Abang Iz baik sama Upin Ipin, kan mereka adiknya orang lain. Lagi pula abang dan kakak itu kan memang beda kepribadian, tapi saya yakin kok kalau adiknya juga ngeyel dan kepala batu, ya pasti bakalan marah juga. Kocaknya lagi, Mail juga udah bilang kalau Abang Iz juga marah kalau dia berbuat salah.
Nggak ada salahnya kalau suatu hari nanti Les Copaque’ bisa membuat satu episode yang mengambil sudut pandang Kak Ros. Harapannya agar penonton bisa mengetahui sudut pandang sebenarnya dari kakak kedua bocah botak itu. Kebetulan saya seorang adik dan kakak, jadi lumayan paham dengan kondisi Kak Ros. Bertobatlah klean, Upin Ipin!
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Upin Ipin dan Sifatnya yang Saya Benci.